TRAGEDI KANJURUHAN
Ketua TGIPF Mahfud MD: PSSI Wajib Bertanggungjawab Atas Tragedi Kanjuruhan
Ketua TGIPF, Mahfud MD kemudian melakukan jumpa pers terkait kerja mereka dan menyebut Pengurus PSSI harus ikut bertanggung jawab atas tragedi ini
"Di sinilah kami memberikan catatan akhir yang digarisbawahi Bapak Presiden."
"Polri supaya meneruskan penyelidikan tindak pidana terhadap orang-orang lain yang juga diduga kuat terlibat dan harus ikut bertanggung jawab secara pidana dalam kasus ini," ujar Mahfud MD.
"TGIPF punya banyak temuan untuk didalami Polri."
"Adapun tanggung jawab moral dipersilakan masing-masing melakukan langkah-langkah yang diperlukan sebagai bentuk pertanggungjawaban manusia Indonesia yang berkeadaban," kata Mahfud MD saat sesi konferensi pers.
Tembakan Gas Air Mata Jadi Penyebab
Menurut hasil penyelidikan TGIPF selama 10 hari kerja, gas air mata jadi penyebab utama kematian massal yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, pada 1 Oktober 2022.
Kesimpulan tersebut didapatkan dari rekonstruksi ulang dari tayangan CCTV yang dimiliki aparat.
Menurut Mahfud MD, proses kematian dari gas air mata yang terlihat sangat mengerikan.
Ada yang terinjak-injak hingga mati kehabisan nafas.
"Kami dari TGIPF kasus Tragedi Kanjuruhan pertandingan sepakbola Arema lawan Persebaya," ujar Mahfud MD saat konferensi pers hasil kerja TIGPF pada Jumat (14/10/2022).
"Fakta yang kami temukan adalah, korban yang jatuh itu proses jatuhnya lebih mengerikan dari yang beredar di media sosial ataupun televisi."
"Karena kita merekonstruksi dari 32 CCTV yang dimiliki oleh aparat, itu lebih mengerikan dari mati semprot mati semprot."
"Ada yang saling gandengan untuk keluar bersama, satu keluar bisa masuk lagi untuk nolong lagi lalu mati."
"Ada yang terinjak-injak mati, ada yang susah bernafas lalu mati, itu terlihat di CCTV," lanjutnya.
Kemudian, Mahfud MD menyebutkan dampak lanjutan yang jauh lebih mengerikan dari tembakan gas air mata aparat keamanan.