FEATURE
Kisah Inspiratif Bripka Zulhamsyah, Polisi Pencetus Razia Perut Lapar di Tanjungpinang
Bagi warga Kota Tanjungpinang, sosok Bripka Zulhamsyah sudah tidak asing lagi. Ia dikenal sebagai penggagas razia perut lapar
Penulis: Beres Lumbantobing | Editor: Dewi Haryati
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Masih ingat Bripka Zulhamsyah Putra, polisi yang dikenal dengan razia perut lapar?
Bagi warga Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), sosok Bripka Zulhamsyah sudah tidak asing lagi. Apalagi warga yang kondisi ekonominya rata-rata menengah ke bawah sangat mengenal anggota polisi yang satu ini.
Mereka selalu menanti kehadiran Zulhamsyah. Betapa tidak, dengan bermodalkan duit Rp 1.000 saja, mereka dapat menikmati makanan dan belanja kebutuhan dapur di program razia perut lapar dan warung makan gratis.
Saat ini razia perut lapar tidak se-viral waktu pandemi Covid-19 memuncak. Namun, kebiasaan Zulhamsyah masih tetap berjalan, hanya saja tak seaktif dulu.
Jika dahulu razia perut lapar dilakukan setiap hari, sekarang waktunya di akhir pekan saja, yakni Jumat, Sabtu dan Minggu.
Menurut Bripka Zulhamsyah, kegiatan sosial yang diramu dalam bentuk berbagi lewat razia perut lapar ini akan selalu ada. Hanya saja mungkin ke depan konsepnya lebih berbeda.
“Iya, Alhamdulillah. Kegiatan sosial kami lewat razia perut lapar (RPL) sudah berjalan dua tahun delapan bulan. Sampai saat ini masih terus kami lakukan, hanya tak seperti kemarin waktu Covid-19 terus memuncak,” ujar Bripka Zulhamsyah kepada TRIBUNBATAM.id, Selasa (18/10/2022) siang.

Kini razia perut lapar hanya dilakukan Zulhamsyah bersama sang istri dan anak. Mereka menggunakan mobil Suzuki Katana, menghampiri warga yang membutuhkan.
Waktu kegiatan berbagi pun hanya dilakukan dua kali seminggu. Mereka akan turun langsung ke tempat panti asuhan dan Kampung TPA.
“Kalau dulu bisanya kan kita fokuskan di tempat umum, porter pelabuhan, ojek pangkalan. Kalau sekarang kami geser ke TPA sampah, panti asuhan. Selain membawa makanan, kami bawa juga mainan anak kecil,” ujar Zulhamsyah.
Melakukan aksi sosial berbagi, menurut Zulhamsyah, tak selamanya dipandang positif oleh semua orang.
Kadang aksi baik itu dianggap hanya ingin terkenal. Sementara niat awal dirinya melakukan aksi berbagi hingga menerima berbagai penghargaan murni berangkat dari rasa kepeduliannya.
Baca juga: Razia Perut Lapar Bripka Zulhamsyah Sampai ke Ibu Kota Indonesia di Jakarta
Tetapi Zulhamsyah tak pernah menghiraukan itu. Ia hanya ingin terus menggalakkan aksi sosial berbagi ini hingga menjadi contoh bagi orang lain. Ia mendorong kalangan masyarakat untuk terus berbuat baik.
“Iya, Alhamdullillah sampai hari ini sudah banyak warga masyarakat yang mencontoh kegiatan ini. Konsepnya sama, semoga semakin banyak orang-orang baik,” sebut Zulhamsyah.
Ia mengakui, perbuatan baik setiap orang akan mendapat pahalanya. Sebab, selama kegiatan sosial ini berlangsung, ia mengaku tidak pernah merasa kekurangan bahan pangan yang hendak dia bagikan.
“Banyak banget orang baik, sedekah orang banyak banget. Ada yang datang, kami titip makan dong, doain kita sehat ya bang. Jadi selama razia perut lapar ada, banyak hamba-hamba Allah yang terus memberikan bantuan lewat kami untuk kami bagikan,” tutur Zulhamsyah.
Zulhamsyah tidak pernah berpikir untuk mengakhiri program razia perut lapar jika pandemi belum berakhir.
“Tujuan utama razia perut lapar ini pertama kali kan untuk membantu masyarakat yang kondisi ekonomi kian sulit saat dilanda Covid-19,” ucap Zulhamsyah.
Namun, seriring berjalannya waktu, ketika pandemi Covid-19 perlahan-lahan mulai menurun, Zulhamsyah berpikir untuk mengubah konsep aksi sosial ini.
Razia perut lapar akan ada terus ada sampai Covid-19 benar-benar berakhir. Hanya saja ke depan, nama razia perut lapar diganti dengan ‘razia kejujuran’.
Konsepnya hampir sama, yakni menjangkau mereka warga yang membutuhkan. Mereka berjalan ke kampung pemulung TPA sampah dan nelayan yang mengalami kesulitan ekonomi.
Baca juga: Sosok Bripka Zulhamsyah yang Bikin Kapolda Kepri Irjen Pol Aris Budiman Bangga Karena Keiklasannya
“Intinya saya ini bisa menjadi sumber inspirasi bagi orang lain. Itu saja. Sebab, berkat doa-doa mereka saya bisa berdiri sampai sekarang, seperti ini. Tentu semua ini buat kesembuhan ibu saya yang sejak saya kecil sudah mengalami sakit,” ungkap Zulhamsyah.
Zulhamsyah merasa bersyukur, hampir 2 tahun melakoni razia perut lapar, dirinya tidak pernah mengalami kekurangan. Ia tidak pernah membeli beras, Indomie, gula dan lain-lain. Semua selalu tercukupi sebab ada saja orang yang terus mengantar dan itu berlangsung tanpa putus atau terhenti.
“Lagi-lagi saya harus bersyukur. Beberapa waktu lalu bahkan ada perkumpulan Tionghoa datang antar bansos ke rumah,” beber Zulhamsyah.
Mantan ajudan Wali Kota Tanjungpinang, almarhum H. Syahrul ini mengaku, aksinya tidak lepas dari mendiang pemimpinnya itu. Baginya, alm Syahrul merupakan panutan dan ulama yang selalu menginspirasi.
“Saya ingat betul dulu waktu beliau ngobrol dengan saya. Dia itu bahkan menyampaikan perumpamaan tentang mayat. Mayat itu, kalau pengen dia hidup lagi. Dia bukan mau minta makan, salat, baca Al-Quran. Kalau dia pengen hidup lagi, dia hanya mau bersedekah. Karena amal dia itu sebagai penyejuk di akhirat,” kenang Zulhamsyah.
Pesan itu pulalah yang membuat Zulhamsyah semakin gigih untuk terus melakukan aksi sosial dengan berbagi dan bersedekah.
Ia memulai aksi sosialnya itu secara sederhana di areal Pelabuhan Sri Bintan Pura (SBP) Kota Tanjungpinang.
Kala itu tidak ada patokan harga dari makanan yang dibagikan. Semua berawal dari keprihatinannya melihat warga yang susah, khususnya mereka yang terdampak Covid-19 secara ekonomi.
Aksinya tersebut kemudian menarik perhatian Kapolda Kepri, Irjen Pol Aris Budiman. Jenderal bintang dua di Kepri itu bahkan turun melihat langsung razia perut lapar yang dilakukan oleh Zulhamsyah.
Perlahan namun pasti, razia perut lapar Zulhamsyah pun berubah. Ia lalu membuka warung makan di Jalan Ahmad Yani, Kilometer 5 Atas persis di depan RRI Tanjungpinang.
Layanannya tetap sama, menyediakan makanan santapan siang secara gratis atau pengunjung cukup menyumbangkan uang senilai hanya Rp 1.000 saja.
Waktu memasuki bulan Ramadan, Zulhamsyah tidak berhenti menebar kebaikan.
Ia kembali melakukan aksi sosial dengan membagikan 100 paket sembako kepada warga yang membutuhkan bahan makanan untuk sahur dan berbuka. Selain itu, ia juga membagikan 100 baju kaos.
Sasaran lokasi yang telah didatangi Zulhamsyah di antaranya, Dermaga Pelantar 2, Kampung TPA Sampah, Dermaga Sri Payung, Pelabuhan Sri Bintan Pura dan Pulau Penyengat. Para pengamen, lansia di seputaran persimpangan Kota Tanjungpinang pun menjadi sasaran aksi sosialnya.
Di mata kebanyakan warga Tanjungpinang, sosok Zulhamsyah merupaka anggota Polri yang sopan santunnya baik bertutur kata maupun menolong tanpa pamrih.
Sebab, ia melakukan aksi sosial dengan mengharapkan sedekah doa-doa semua orang untuk kesembuhan ibunya.
Baca juga: Razia Perut Lapar Bripka Zulhamsyah, Hati Tergerak Melihat Warga Saat Pandemi Covid-19
"Sudah satu tahun ini, ibu saya terkena serangan jantung dan tidak bisa jauh dari obat-obatan dan tabung oksigen. Saya hanya berharap ibunda saya bisa sehat kembali. Dia ibu yang hebat, tanpa bisa melihat keindahan dunia dari sejak saya lahir. Dia bisa menyekolahkan saya dan menjadikan saya seorang polisi dengan doanya," sebut mantan Ps. Kanit Intel Polsek Kawasan Khusus Pelabuhan ini.
Aksi Zulhamsyah sempat mendapat sorotan dari petinggi polisi di Kepri. Beberapa waktu lalu Kapolda turun langsung melihat Zulhamsyah menggelar razia perut lapar. Tidak hanya Kapolda Kepri, Kapolresta Tanjungpinang juga turut bangga memiliki personel seperti Zulhamsyah.
Mereka menyaksikan langsung razia perut lapar. Saat itu warga berbondong-bondong mengerumuni lapak Zulhamsyah. Mereka adalah tukang ojek, pedagang, porter pelabuhan, tukang becak sampai pengguna jalan yang kebetulan melintas.
Spanduk putih terbentang di bagian mobilnya. Tulisannya pun cukup menggelitik siapa saja yang membacanya. 'Siapa Saja Boleh Makan, Razia Perut Lapar. Bayar Rp 1.000 atau Seikhlasnya', begitu tulisan dalam spanduk putih tersebut.
"Saya tugas di lapangan. Selain banyak masukan dari teman-teman, niat saya ini semata-mata untuk membantu orang-orang yang membutuhkan tanpa merendahkan mereka. Razia perut lapar ini semacam subsidi silang pahala lebih tepatnya, kalau boleh dibilang," ucap suami Findianita itu.
Untuk menjalankan niatnya saat itu, Zulhamsyah bersama istri merogoh kocek pribadi. Ia tidak mengira bakal membuka donasi bagi siapapun yang tergerak ingin membantu. Aksinya tersebut mendapat dukungan dari rekan-rekannya.
Zulhamsyah merincikan, dalam sehari dia menghidangkan menu yang berbeda-beda. Sekitar 50-70 porsi yang disiapkan setiap hari. Hingga saat ini program razia perut lapar Zulhamsyah dilakukan pada pukul 13.00 WIB siang hingga selesai.
“Insya Allah, semoga niat kami untuk menambah titik berbagi dapat terlaksana. Tentu kita juga akan memperhatikan lingkungan sekitar agar tidak terkesan menyaingi pasar pedagang rumah makan. Intinya langsung tepat sasaran saja," sebut Zulhamsyah.
Untuk menyediakan menu razia perut lapar, ia bersama istri dibantu oleh keluarga lain di rumah. Sejak Subuh, Zulhamsyah dan istri sudah bergerak ke pasar untuk membeli bahan kebutuhan pokok.
Baca juga: PPKM Darurat di Tanjungpinang, Bripka Zulhamsyah Penggagas Razia Perut Lapar Beraksi Lagi
Jelang makan siang, lauk siap saji sudah terhidang bagi mereka yang membutuhkan. Zulhamsyah mengaku tidak membatasi siapa saja yang boleh membeli dan mendapatkan makanan subsidi silang pahala dari program miliknya.
Aksi sosial berupa razia perut lapar ini dilakukan Zulhamsyah bukan tanpa alasan. Ada cerita lain yang membuat Zulhamsyah akhirnya melakukan aksi mulia ini.
Pada usia 8 tahun, Zulhamsyah sudah tidak melihat ayahnya yang lebih dahulu dipanggil Sang Khalik.
Ibunya, Misritawati menjadi tempatnya berbakti juga tidak dapat melihat.
Pada usia yang masih muda itu, Zulhamsyah bersama sang ibu bertarung hidup dengan menjual aneka kerajinan kepada wisatawan yang datang ke Kota Gurindam.
Zulhamsyah pun dapat mengenyam pendidikan seperti anak-anak lainnya. Ia masuk ke Sekolah Taman Kanak-kanak (TK) pertama kali di TK Mawar dan Al-Falah pada usia 5 tahun.
Setelah berumur 6 tahun, Zulhamsyah melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar (SD) 001 yang kini sekolahnya itu telah menjadi Museum Kota Tanjungpinang.
Tamat dari SD, Zulhamsyah melanjutkan pendidikan ke SMPN 2 dan SMAN 2 Tanjungpinang.
Tamat pada 2004, ia diterima di Perguruan Tinggi USU, Medan, Sumatera Utara. Zulhamsyah masuk perguruan tinggi melalui tes SPMB.
Perjalanan menempuh pendidikan di perguruan tinggi tepatnya pada semester 4, ibunya terkena stroke. Zulhamsyah memilih cuti dan memutuskan untuk merawat dan menjaga wanita yang sangat disayanginya itu.
Sekitar 4 bulan lamanya dia kembali ke Kota Tanjungpinang untuk merawat sang ibu. Zulhamsyah mendengar informasi bahwa ada penerimaan Bintara Polri.
Ia meminta restu sang ibu, kemudian mencoba mengikuti tahapan seleksi.
"Alhamdulillah pada saat itu 2006 saya lulus seleksi. Saya sangat senang sekali, gak bisa lagi diungkap, saya nangis saat itu. Dalam hati saya ini hadiah untuk ibu," ujar Zulhamsyah.
"Pesan yang selalu disampaikan kepada saya dan saudara-saudara saya ialah jangan pernah membalas hinaan orang. Tapi balaslah dengan kebaikan. Maka jalanmu akan selalu diridhoi oleh Allah SWT," sebut Zulhamsyah.
Warga Tanjungpinang, Bahar misalnya mengakui, Zulhamsyah terlahir dari keluarga yang kurang mampu.
Ibu Zulhamsyah hanya seorang penjual bensin di pinggiran jalan yang hanya mengandalkan kejujuran pembeli karena kondisi matanya tidak bisa melihat.
"Jadi orang itu terima kejujuran orang sampai sekarang anaknya jadi polisi gitu. Jadi dia itu bukan dari orang kaya, nggak ada dia itu dari PNS, polisi, bapaknya udah lama meninggal. Dia itu intinya jadi polisi nggak ada sogok. Terus dia itu dari orang tua yang nggak mampu, penjual minyak di pinggiran dengan mata nggak bisa melihat sampai sekarang bisa anaknya jadi polisi," ucap Bahar.
Pengalaman hidup inilah yang membuat Zulhamsyah menaruh perhatian utamanya dalam kegiatan 'razia perut lapar' tersebut.
Di antaranya adalah para porter di pelabuhan yang ada di Tanjungpinang, tukang sapu jalanan, hingga petugas kebersihan di tempat pembuangan sampah.
Selama menjalankan kegiatan sosial Razia Perut Lapat, Bripka Zulhamsyah telah meraih berbagai penghargaan. Beberapa di antaranya, penghargaan dari Kapolres Tanjungpinang AKBP Fernando pada April 2021, penghargaan dari Kapolda Kepri Irjen Pol Aris pada Juli 2021 dan penghargaan dari Gubernur Kepri, H. Ansar Ahmad pada ulang tahun Zulhamsyah, September 2021 lalu.
Selain itu, Zulhamsyah juga menerima berbagai penghargaan dari berbagai media massa baik lokal maupun nasional. (TRIBUNBATAM.id/Beres Lumbantobing)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google