WISATA LINGGA

DAFTAR Destinasi Wisata Lingga Berikut Ragam Aneka Kuliner Khas Melayu

Kecamatan Singkep Pesisir punya sejumlah destinasi wisata Lingga yang menarik untuk dikunjungi, berikut aneka kuliner khas Melayu.

Penulis: Febriyuanda | Editor: Septyan Mulia Rohman
TribunBatam.id/Febriyuanda
Wisata Lingga berupa kawasan Mangrove Desa Sedamai, Kecamatan Singkep Pesisir, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Berikut ini sejumlah destinasi wisata dan aneka kuliner khas Melayu di Kecamatan Singkep Pesisir. 

LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Wilayah Kecamatan Singkep Pesisir, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memiliki banyak pilihan destinasi Wisata Lingga yang memikat pengunjung.

Salah satunya destinasi Wisata Lingga di Kecamatan Singkep Pesisir adalah Wisata Mangrove yang berlokasi di Desa Sedamai, Kecamatan Singkep Pesisir.

Ketika masuk di Wisata Lingga ini, pengunjung akan disuguhi rindangnya pemandangan mangrove di Kecamatan Singkep Pesisir yang luas.

Pengunjung bisa menikmati indahnya pemandangan pohon mangrove ini, sambil menelusuri hingga ratusan meter dengan berjalan kaki.

Karena dibangun jembatan panjang agar wisatawan bisa menikmati pemandangan asri ini di kiri kanan mata meta memandang.

Baca juga: Wisatawan Malaysia Kunjungi Wisata Lingga dari Tempat Sejarah hingga Pusat Kuliner

Wusata Lingga Mangrove di Desa Sedamai Kecamatan Singkep Pesisir
Wisata Lingga berupa kawasan Mangrove Desa Sedamai, Kecamatan Singkep Pesisir, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Wisata ini pun telah dikenal warga setempat di tahun-tahun sebelumnya.

Namun, akibat kasus Covid-19 yang memuncak, wisata ini ditutup hingga baru dibuka kembali secara resmi pada tahun 2022.

Selain disuguhi luasnya pohon mangrove, di wisata ini para pengunjung pun bisa memandang luasnya lautan dan pegunungan, dari akses jembatan yang dibuat.

Rindangnya pohon bakau atau mangrove, membuat pengunjung bisa mengambil foto-foto menarik dari sudut berbeda di tempat ini.

Di sini juga terdapat sebuah ikon, dengan dibangunnya tugu angsa di pertengahan jalan. Sehingga menambah kesan menarik, apalagi bagi wisatawan yang hobi berfoto.

Untuk wilayah Pulau Singkep, Desa Sedamai merupakan satu-satunya wilayah yang memiliki wisata hutan mangrove ini.

Namun karena masih baru, wisata ini pun masih kurang sarana pendukung bagi pengunjung.

Baca juga: Tradisi Melayu Ini Masih Lestari di Lingga, Masuk Warisan Budaya Tak Benda

"Fasilitasnya masih kurang seperti orang jualan di sini belum ada, jadi susah juga kalau pengen makan atau sekedar ngemil," kata salah seorang pengunjung, Wandy kepada Tribunbatam.id, Senin (24/10/2022).

Dia pun menilai, pengunjung juga lebih baik mendatangi tempat ini saat air laut sedang pasang.

"Karena untuk lebih indah kalau air laut pasang, kalau surut malah kurang indah pemandangannya," ujar Wandi.

"Tapi tempat ini keren karena satu-satunya di Pulau Singkep, jadi bagus lah buat foto-foto," sambununtuk

Pengunjung lain, Imam juga sempat merasakan kesan tersendiri ketika dia bersama keluarga mengunjungi wisata mangrove.

Tempat yang jarang bisa dijumpai, membuat wisata ini berkesan baginya.

Senada dengan Wandy, Imam juga menilai bahwa wisata ini hanya kurang sarana prasarana seperti tempat makan atau kuliner.

"Jadi rugi kalau gak ada tempat makan, kalau misalnya disediakan kuliner, pengunjung juga bakal berlama-lama di sini tidak hanya sekedar melihat, tapi juga bisa bersantai sambil makan," ucapnya.

Baca juga: WISATA LINGGA, Pantai Batu Berdaun Masuk Daftar Wisata Pantai Populer di Kepri

Kepala Desa Sedamai, Encik Sarip sebelumnya juga mengungkapkan bahwa semenjak lokasi ini selesai dibangun, wisata mangrove sudah menarik wisatawan lokal yang datang.

Dia berharap dari Dinas Pariwisata dan juga Dinas Kebudayaan khususnya, untuk melakukan penambahan sarana wisata ini.

"Untuk awalnya kami buka Sabtu dan Minggu dulu. Target kami InsyaAllah akan adakan kuliner tradisional kampung kami dan kami akan sajikan musiknya," kata Encik Sarip saat diwawancarai.

Pihaknya juga ingin mengusulkan alat musik Melayu dari dinas terkait, agar bisa dimainkan di sebuah tempat peristirahatan di sini, sehingga menambah kesan yang menarik.

Untuk menarik agar dikunjungi, Kades Sedamai ini pun menginginkan agar wisata baru tidak monoton dengan wisata lain.

"Ada kreatifitas baru yang terus kami update," ujarnya.

Dia berharap jika PAD meningkat, agar melaksanakan event rutin untuk mempromosikan wisata yang baru hadir ini.

PANTAI Payung

Wisata yang cukup digemari pengunjung di Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), yakni Pantai Payung yang berada di Desa Lanjut, Kecamatan Singkep Pesisir.

Pantai Payung Desa Lanjut Kecamatan Singkep Pesisir
Potret Pantai Payung di Desa Lanjut, Kecamatan Singkep Pesisir, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri

Seperti namanya, Pantai Payung memiliki ikon payung yang banyak digantung untuk menarik pengunjung.

Warna warni payung yang digantung, membuat tempat ini menjadi lokasi yang sering diminati warga untuk berfoto-foto.

Wisata ini masih terbilang baru, karena mulai dibuka sejak 2017 lalu.

Namun, walaupun terbilang begitu, hal ini tidak membuat masyarakat Lingga untuk tidak memilih wisata ini sebagai pilihan perencanaan tempat liburan.

Rasa nyaman tiupan angin dan rindangnya pepohonan di Pantai Payung ini, membuat pengunjung semakin betah untuk sejenak melepaskan penat dan lelah untuk liburan.

Dengan ciri khas payung tersebut, banyak kalangan masyarakat, baik itu yang muda sampai yang tua memilihnya untuk berfoto mengambil momen.

Tidak ketinggalan, di Pantai Payung ini juga menyediakan berbagai masakan dan makanan khas Dabo Singkep, yang cocok disantap bersama dinginnya angin laut.

Sehingga, pengunjung tidak perlu khawatir kelaparan atau lupa membawa makanan ringan ketika mengunjungi pantai tersebut.

Namun, akibat kasus Covid-19 yang memuncak di tahun sebelumnya, pantai payung ini ditutup hingga saat ini Senin (24/10/2022) dari pantauan TribunBatam.id.

Lokasi wisata ini pun tampak tidak terurus lagi, dengan tempat duduk yang rusak akibat gelombang laut dan beberapa kayu di pondok ataupun ayunan pun sedikit lapuk.

Meski begitu, pantai ini pun masih dinanti-nanti masyarakat Lingga agar bisa dibuka kembali.

Sebelumnya, setiap akhir pekan lokasi ini menjadi incaran warga Lingga khususnya di Pulau Singkep untuk bersantai.

Salah satunya bagi pengunjung, Afraida yang mempunyai kesan kita ia mengunjungi lokasi ini.

Menurutnya, selain indah dengan pantai dan rindangnya pepohonan, tempat ini juga memiliki khas tersendiri dengan payung yang memperindah.

"Sama indah kayak pantai lain, tapi ciri khas dari pantai itu ya payung-payung yang warna warni, sama pemandangannya juge oke," tuturnya kepada TribunBatam.id.

PANTAI Marquez

Kecamatan Singkep Pesisir, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memiliki segudang pilihan bagi wisatawan yang ingin liburan.

Baca juga: Wisata Lingga Hutan Mangrove di Desa Resun, Bisa Lihat Kunang-kunang Bercahaya

Salah satunya, yakni wisata pantai Marquez yang berada di Desa Lanjut, Kecamatan Singkep Pesisir.

Pantai ini memang memiliki nama unik, yang mirip dengan pebalap dunia yakni Mark Marquez. Hal ini lantaran pemilik pantai, Hardiono merupakan fans dari pebalap tersebut.

Lantas apa saja yang terdapat di pantai ini?

Pantai ini memiliki potensi pondok santai dan tempat duduk bagi para pengunjung, yang datang sendiri, bersama teman, maupun bersama keluarga.

Hamparan pasir putih yang panjang membentang, bisa membuat mata pengungjung terpukau dengan keindahan pantai ini.

Tidak hanya kealamian pasir putih dan lautnya yang jernih, pantai ini juga menyuguhi pemandangan indah pegunungan yang jelas dari kejauhan.

Wisata Lingga Pantai Marquez Kepri
Wisata Pantai Marquez di Desa Lanjut Kecamatan Singkep Pesisir, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Pantai ini merupakan salah satu pilihan para pengunjung khususnya di Kecamatan Singkep Pesisir khususnya, untuk menikmati libur dan hanya sekedar bersantai.

Uniknya, Hardiono si pemilik pantai menjadikan penyu sebagai ikon wisata ini.

Dia melestarikan hewan yang dilindungi ini, dengan banyaknya ditemukan telur tukik atau penyu yang berada di kawasan pantainya.

Bahkan setiap tahunnya, Pantai Marquez ini rutin melepaskan lima atau enam kali ratusan ekor anak penyu atau tukik dalam beberapa bulan.

Hal itu sebagai bentuk untuk melestarikan hewan yang dilindungi.

"Ya karena kan hewan dilindungi, penyu tersebut lebih bagusnya dilepas dari pada dijual," kata Hardiono kepada Tribunbatam.id beberapa waktu lalu.

Hal itu juga sekaligus sebagai ilmu bagi pengunjung yang datang, untuk melestarikan hewan laut itu.

Tidak hanya pada siang hari, tempat ini juga bisa dikunjungi pada malam hari.

Karena, pantai ini disediakan penerangan yang indah dengan fasilitas dan spot foto yang menarik bagi pengunjung.

Tidak hanya itu, pengunjung juga bisa menginap di pantai ini karena sudah tersedia dua kamar penginapan sekaligus.

"Ada 2 kamar. Yang AC 500 ribu per malam dan yang Non AC hanya 350rb per malam," kata Hardiono.

Baca juga: Wisata Rumah Kebun Lingga Andalan Destinasi Pariwisata Kepulauan Riau

ANEKA Kuliner di Kecamatan Singkep Pesisir

Kecamatan Singkep Pesisir di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau (Kepri) juga mempunyai pusat kuliner yang menjadi andalan warga.

Kuliner tersebut bisa diburu di Desa Kote, Kecamatan Singkep Pesisir yang memiliki berbagai macam jenis kue melayu atau kulinernya.

Pengunjung yang datang ke Kecamatan Pesisir, bisa datang ke Desa Kote terlebih dahulu untuk memesan kue atau makanan Melayu yang diinginkan, agar bisa dibawa pulang terlebih dahulu.

Warga harus membuatnya terlebih dahulu ketika ada yang memesan. Kecuali ada event tertentu, biasanya ada lapak dagangan kuliner khas Melayu ini.

Pengunjung yang datang ke Desa Kote bisa bertanya ke setiap warga yang dijumpai untuk mencari si pembuat kue atau makanan.

Baca juga: Promosikan Wisata, Lingga Bakal Bangun Ikon Bunda Tanah Melayu di Daik

Ragam kuliner di Desa Kote Kecamatan Singkep Pesisir Kabupaten Lingga
Beragam aneka makanan khas Melayu di Desa Kote, Kecamatan Singkep Pesisir, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri yang bisa dijadikan oleh-oleh pulang berwisata.

Hampir seluruh warga di sini tau, siapa saja yang bisa membuat makanan khas tersebut.

Aneka ragaman kuliner di sini adalah milik beberapa warga Desa Kote.

Mereka yang membeli tidak hanya bisa membungkusnya untuk dibawa pulang, namun juga bisa menyantap kuliner ini sambil duduk dan minum di meja yang tersedia di belakang.

Di antara banyaknya kue di sini, rata-rata banyak diminati pembeli yang datang.

Terlebih lagi yang paling laris kue tepung bungkus, dengan harga hanya Rp 2 ribu yang biasanya sering diminati lidah warga setempat.

Hai itu diungkapkan oleh penjual lapak, Kartila.

Dia pun menyebut, tepung bungkus menjadi salah satu paling laris dengan tersedia 500 hingga 600 setiap harinya ketika ada event tertentu yang mengundang keramaian.

"Untuk pembuatan tepung bungkus sendiri bisa memakan waktu dua hari, dengan berbahan kelapa, tepung beras, dan dari singkong," katanya kepada TribunBatam.id belum lama ini.

Lela pun cukup piawai dalam membuat sebagian besar kue atau makanan khas Lingga.

Warga Kote ini pun menjelaskan, selain menjual ketika ada event, beberapa jenis kue ini juga sering dipesan untuk acara kenduri warga setempat.

Kue-kue ini pun sering dijual pada bulan Ramadhan, menjadi buruan menu untuk berbuka.

"Kue-kue yang ada emang kue dari zaman dulu kebanyakan," ujarnya.

Berikut aneka kuliner dan jajanan khas Melayu yang bisa diperoleh di Desa Kote Kecamatan Singkep Pesisir, yaitu:

  • Bahulu berendam
  • Tepung bungkus
  • Tepung bawang
  • Kue talam (banyak macam)
  • Tepung komak
  • Penaram
  • Bahulu pandan
  • Bahulu kering
  • Tepung kusoi
  • Mata kerbau
  • Menteri salat
  • Gugos pulot
  • Gugos ubi (singkong)
  • Lempeng sagu
  • Gubal sagu
  • Lakse kuah
  • Lampam
  • Alo nio
  • Pemanam bakar
  • Otak otak

AKSES Wisata Lingga Kecamatan Singkep Pesisir

Akses berwisata di Kecamatan Singkep Pesisir, Kabupaten Lingga sangat bisa dijangkau.

Hal itu lantaran lokasinya yang tak jauh dari Pelabuhan dan kota Dabo Singkep.

Dari ko Dabo Singkep menggunakan kendaraan bermotor hanya menghabiskan waktu sekitar 15-20 menit untuk sampai ke wisata di Kecamatan Singkep Pesisir ini.

Sementara itu, jika dari Pelabuhan Jagoh hanya memakan waktu sekitar 10-15 menit.

Untuk wisatawan dari luar, dari Batam dan Tanjungpinang untuk menuju Kabupaten Lingga, bisa menggunakan transportasi laut dari pelabuhan.

Baca juga: Objek Wisata Lingga Ini Sarat Nilai Sejarah, Pilihan Destinasi Wisata Kepri

Untuk wilayah Batam, penumpang bisa melewati akses di Pelabuhan Telaga Punggur, dengan kapal Ferry Batam ke Lingga berangkat setiap pukul 10.30 WIB setiap harinya.

Perjalanan menggunakan Kapal Ferry itu, para penumpang dikenakan biaya tiket terbaru sekitar Rp 294 ribu per orang.

Untuk para pengunjung yang mau berhemat, bisa menggunakan Kapal Roro di Pelabuhan Telaga Punggur dengan biaya tiket hanya Rp 84 ribu per orang, yang merupakan harga terbaru pasca naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Sementara, untuk penumpang dari Kota Tanjungpinang bisa melewati akses dari Pelabuhan Sri Bintan Pura yang menggunakan kapal Ferry yang berangkat setiap harinya.

Ada dua kapal Ferry dengan tujuan Lingga yang berangkat pada pukul 11.00 WIB dan 11.30 WIB.

Untuk ongkos Ferry dari Tanjungpinang, penumpang bisa menyiapkan biaya tiket harga lama di MV Lintas Kepri dan Ocean Drgaon 1 sebesar Rp 170 hingga Rp 190 ribu.

Sementara harga baru sekitar Rp 216 ribu, menggunakan kapal MV Oceanna 9. Kapal Ferry berlayar setiap hari, dengan dua hingga tiga kapal berangkat.

Selain itu, penumpang juga bisa menggunakan akses dari Pelabuhan Roro Dompak, sesuai jadwal, dengan tarif tiket per orang Rp 64 ribu per orang.(TribunBatam.id/Febriyuanda)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved