BERITA VIRAL
Geger Pengakuan eks Polisi Ismail Bolong, Mahfud MD Koordinasi dengan KPK
Mahfud MD tetap menjadikan pernyataan Ismail Bolong atensi meski mantan polisi itu telah menarik pernyataannya serta meminta maaf.
Sebab, video testimoni soal Kabareskrim itu dibuat pada Februari lalu.
Saat itu, datang anggota Paminal Mabes Polri menemui dirinya di Balikpapan.
Baca juga: Susno Duadji Lantang Komentari Kasus Ferdy Sambo Cs, Nyali Eks Kabareskrim Tak Ciut Meski Diteror
Dia kemudian diperiksa anggota Paminal di Polda Kaltim mulai pukul 22.00 hingga pukul 02.00 dini hari.
Setelah itu, dia dibawa anggota Paminal ke salah satu hotel di Balikpapan.
Ismail mengaku, dia ditekan oleh Brigjen Hendra Kurniawan untuk memberikan testimoni soal Kabareskrim.
Brigjen Hendra menurutnya menghubunginya sebanyak tiga kali melalui ponsel salah satu anggota Paminal dan mengancam jika ia menolak memberikan testimoni maka akan dibawa ke Jakarta.
"Harus melakukan testimoni itu, (kalau tidak) besok bawa ke Mabes Polri, ya pasti terintimidasi, saya enggak pernah kenal sama Pak Kabareskrim, apalagi memberikan uang," ujar dia.
Setelah kejadian itu, Ismail mengaku mempertimbangkan mengajukan pensiun dini pada April dan akhirnya disetujui pada 1 Juli 2022.
Baca juga: Samuel Hutabarat Ayah Brigadir J Sebut Hendra Kurniawan di Sidang Ferdy Sambo
Meski telah menarik pernyataannya, namun Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD tetap menjadikannya sebagai atensi.
Menkopolhukam Mahfud MD akan berkoordinasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait pengakuan mantan polisi, Ismail Bolong itu.
Koordinasi dengan KPK menurut Mahfud MD penting untuk membongkar modus korupsi di berbagai sektor, salah satunya pertambangan seperti itu.
”Nanti saya akan koordinasi dengan KPK untuk membuka file tentang modus korupsi dan mafia di pertambangan, perikanan, kehutanan, pangan, dan lain-lain,” kata Mahfud dalam pesan tertulisnya, Minggu (6/11/2022).
Mahfud menuturkan, koordinasi dengan KPK akan tetap dilakukan meskipun Ismail mengaku memberikan pernyataan itu di bawah tekanan pejabat petinggi Polri lainya.
Ia mengatakan, isu perang bintang atau gesekan antar jenderal di korps Bhayangkara harus segera dituntaskan.
Menurut mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu, saat ini perselisihan antar jenderal di kepolisian saling membuka kartu.
Baca juga: Kabareskrim Bongkar Peran Putri Candrawathi, Ikut Janjika Uang Kepada 3 Tersangka