PARIWISATA KEPRI AMAN

Masjid Raya Sultan Riau Pulau Penyengat Tanjungpinang Berbahan Putih Telor

Pulau Penyengat merupakan salah satu Destinasi Wisata unggulan di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepri.

TribunBatam.id/Alfandi Simamora
Foto tampak depan Masjid Raya Sultan Riau Penyengat Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Foto diambil belum lama ini. 

TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id - Pulau Penyengat merupakan salah satu Destinasi Wisata unggulan di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepri.

Pulau penyengat adalah pulau yang dijadikan Pusat Pemerintahan oleh Kerajaan Riau, Lingga Johor dan Pahang.

Pulau ini awalnya pulau kosong, sehingga dulu pulau ini dijadikan tempat persinggahan bagi para pedagang-pedagang untuk mengambil air tawar.

Kemudian pulau ini dijadikan satu tapak sejarah.

Sebab dulu Sultan Mahmud saat menikahi Raja Hamidah, Pulau Penyengat ini dijadikan sebagai hadiah kepada Raja Hamidah.

"Jadi dulu Ada yang mengatakan juga Pulau ini dijadikan mas kawin pernikahan antara Sultan Mahmud dengan Raja Hamidah," terang Tetua Adat Pulau Penyengat, Raja Al Hafiz.

Dengan dijadikannya pulau penyengat sebagai Pusat Pemerintahan, kini pulau penyengat terdapat beberapa tempat-tempat bersejarah yang di jadikan kunjungan wisatawan.

Dimana yang paling utama adalah Masjid Raya Sultan Riau Penyengat.

Masjid ini letaknya sangat strategis.

Berada di dekat dermaga dan persis di depan gerbang bertuliskan 'Selamat Datang'.

Bangunan tersebut nampak megah dari luar. 

Masjid Raya ini dibangun berdasarkan gotong royong dari semua kaum.

Baik kaum daripada kerajaan maupun masyarakat ikut bersama-sama membantu.

Masjid Raya Sultan Riau Penyengat Kota Tanjungpinang.(alfandi)
Masjid Raya Sultan Riau Penyengat Kota Tanjungpinang.(alfandi) (Ist)

"Jadi dulu itu Laki-laki dan Perempuan juga ikut membantu untuk pembangunan masjid di sini," terangnya.

Dulunya Masjid di Pulau Penyengat awal di bangunan pada tahun 1803. 

"Tapi dulu Masjidnya masih Kecil dan berada di tepi laut. Namun, dengan perkembangan Pusat Pemerintahan saat ini, Masjid dipindahkan dan dibangun pada tahun 1832 hingga saat ini berdiri," terangnya.

Pembangunan Masjid Raya Sultan Riau Penyengat memiliki hal yang unik. 

Keunikan itu terlihat dari salah satu bahan campuran pembangunan Masjid yang menggunakan putih telor.

"Sebab pada saat itu belum ada semen, sehingga campuran daripada perekat Pembangunan Masjid menggunakan pasir, tanah liat, kapur dan putih telor," terangnya.

Mengapa menggunakan putih telor, Raja Al Hafiz bercerita bahwa dulu Sultan Mahmud meminta bantuan kepada seluruh masyarakat dari Pulau-Pulau untuk dapat membantu apa saja yang bisa diberikan bantuan.

Baik itu tenaga, makanan, ikan dan sebagainya. Tapi saat itu yang banyak diantar adalah telor untuk makanan pekerja. 

"Namun, karena telor itu terlalu banyak, dan tidak habis di makan. Maka pekerjanya hanya memakan Kuning telor saja. Jadi putihnya dibuang," ungkapnya.

Lanjutnya, namun, saat itu seorang Arsitek melihat putih telur itu dibuang begitu saja. 

Ia pun memberikan ide untuk menggunakan putih telur sebagai campuran perekat pengganti semen.

Hal itu dipraktekkan olehnya, dengan mencampur pasir, tanah liat, kapur dan putih telor. 

Hasilnya pun memuaskan hingga menghasilkan suatu perekat yang sangat kuat.

Sehingga digunakanlah putih telur itu untuk membangun Masjid penyengat ini.

“Nah jadi kalau orang Singapura menanyakan kalau dia lihat kita punya pasport dari Pulau Penyengat jika berkunjung ke sana, pasti mereka sebut kita dari Masjid Telor,” ungkapnya.

Lanjutnya, selain Masjid, beberapa makam disini juga salah satu objek wisata.

Yaitu makam-makam para raja, makam Raja Ali Haji, kompleks Istana Kantor, Balai Adat, dan benteng pertahanan di Bukit Kursi.

"Nah untuk Balai Adat ini merupakan salah satu kunjungan wisatawan yang ramai juga dikunjungi, karena di bawah balai adat itu ada sumur tua," ungkapnya.

Sumur tua ini banyak mengatakan adalah sumur ajaib, karena air tawar sumur itu boleh diminum langsung.

Sebab meskipun sumur itu dekat dengan pantai, namun airnya tetap tawar.

"Jadi beberapa tempat wisata inilah tempat-tempat wisata yang di kunjungi oleh wisatawan. Baik Mancanegara dari Singapura, Malaysia. Wisatawan lokal Batam, Tanjungpinang, Bintan dan dari seluruh Indonesia sudah sampai ke sini," jelasnya.

Raja Al Hafiz juga mengaku, sangat berterima kasih kepada Pemerintah yang telah peduli terhadap Pulau Penyengat. 

Sebab Pulau Penyengat telah dibuat salah satu Pusat Destinasi Wisata unggulan di Kepri.

Selain itu, Pulau Penyengat juga telah dilakukan pembangunan jalan dan renovasi Masjid oleh Pemerintah Provinsi Kepri, Ansar Ahmad yang sudah peduli kepada Pulau penyengat ini.

"Maka dari itu kami selaku tetua adat Pulau Penyengat sangat berterimakasih atas kepedulian Pemerintah untuk memajukan pulau penyengat dan menjadikan destinasi wisata unggulan di Kepri," tutupnya.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Raja Hery Mokhrizal, SH, MH menyebutkan, Pulau Penyengat selain wisata religi, banyak sejarah yang ada di sana. 

Masjid Raya Sultan Riau Penyengat Kota Tanjungpinang.(alfandi)
Masjid Raya Sultan Riau Penyengat Kota Tanjungpinang.(alfandi) (Ist)

"Apalagi pulau kebanggan masyarakat Tanjungpinang khususnya, juga sudah dinobatkan sebagai cikal bakal lahirnya bahasa Indonesia," ucapnya. 

Sebab itu, Gubernur Kepri, Ansar Ahmad sangat fokus dalam melakukan pembenahan agar destinasi wisata tersebut lebih menarik lagi. 

"Pak Gubernur sangat menginginkan, pulau penyengat menjadi wisata yang lebih baik lagi. Maka banyak penataan yang akan dilakukan, " ucapnya. 

Gubernur Kepri, Ansar Ahmad menyampaikan, bahwa ia sudah meninjau langsung beberapa titik pekerjaan di Pulau Penyengat ini. Menurutnya Pekerjaan sudah selesai dan hasilnya baik.

"Alhamdulillah kemarin saya keliling, pekerjaannya sudah selesai dengan bagus. Saat ini tinggal menyelesaikan revitalisasi masjid. Karena ini tidak gampang urusannya. Catnya saja kita impor dari Jerman, ini rekomendasi dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB). Karpetnya juga kita pesan dari Turki. Mudah-mudahan 2 atau 3 minggu lagi ini selesai" jelasnya.

Pada kesempatan itu, Gubernur Ansar mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Pulau Penyengat atas dukungan dilaksanakannya pekerjaan tersebut.

Ia berharap dengan kondisi yang ada sekarang, masyarakat ikut menjaga kebersihan pulau, minimal mulai dari halaman rumahnya masing-masing.

"Agar tidak kembali semrawut, juga kita harapkan adanya pengawasan, jangan ada lagi yang bangun itu kios-kios yang atapnya sampai ke jalan. Pak Camat dan Bu Lurah bantu awasi ini, saya pun ikut mengawasi" kata Gubernur Ansar.

Gubernur pun mengungkapkan rencananya begitu seluruh Pulau Penyengat selesai proses revitalisasinya. Seperti pembentukan Badan Pengelola dan perekrutan tenaga kebersihan.

"Melalui Badan Pengelola itu nanti kalau ada tamu-tamu datang bisa difasilitasi. KIta juga akan segera merekrut 15 orang tenaga, nanti dikoordinir oleh Dinas PUPP. 12 orang sebagai tenaga kebersihan, dua orang khusus menangani lampu-lampu dan satu orang untuk utusan kebersihan masjid" ungkap Gubernur Kepri.

Sebelumnya, Kepala BPPW Kepri Fasri Bachmid menyampaikan, untuk pekerjaan lanjutan di tahun anggaran 2023, Kementerian PUPR telah mengalokasikan anggaran sebesar lebih kurang Rp 43 miliar.(TribunBatam.id/Alfandi Simamora)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved