PARIWISATA KEPRI AMAN
Lorong Bintan Destinasi Wisata di Tanjungpinang, Terkenal Sejarah dan Budayanya
Lorong Bintan destinasi wisata di Tanjungpinang ini bahkan sudah dikenal sejak Kerajaan Riau Lingga berdiri.
TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id - Destinasi wisata di Tanjungpinang bernama Lorong Bintan ini terbilang unik.
Berlokasi di Jalan Bintan Kota Lama, destinasi wisata di Tanjungpinang ini terkenal dengan wisata sejarah dan budaya.
Nuansa bangunan tua pada destinasi wisata di Tanjungpinang ini pun makin menambah kesan sejarah bagi penikmat wisata yang datang.
Lorong Bintan tersebut punya sejarah masa lalu yang sudah dikenal sejak berdirinya Kerajaan Riau-Lingga.
Destinasi wisata di Tanjungpinang ini dikelola oleh kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Bertuah dan Cermin Indah yang tergabung dalam Studio dan Cafe Anggrek.
Baca juga: Wisata Tanjungpinang, Indahnya Sunset di Pantai Tanjung Siambang yang Punya Pasir Putih
Pengelola Pokdarwis, Melly Hadi, mengatakan, pihaknya menawarkan paket wisata edukasi, kuliner khas Cina, hingga 26 spot foto di Lorong Bintan.
Untuk wisata edukasi, mereka memberikan pengetahuan bagaimana mencintai lingkungan dan cara menanam anggrek dengan menggunakan bahan-bahan yang terbuat dari limbah seperti kayu, pohon, dan lainnya.
"Seperti membuat media tanaman, pot nya dari bahan-bahan limbah yang kita anyam dan dibentuk lebih menarik agar menjadi barang yang memiliki nilai jual cukup lumayan," ucap Melly, Senin (3/4/2023).
Dalam Lorong bintan sendiri, Kelompok Pokdarwis juga bekerja sama dengan Bank Indonesia dalam membuat semacam relif.
Ada 26 lukisan mural yang kini dapat ditemukan pengunjung pada dinding-dinding rumah masyarakat di sekitar Lorong Bintan.
Baca juga: Tiga Ikon Baru Wisata di Tanjungpinang Bikin Tambah Cantik Wajah Ibu Kota Kepri
Ketika tiba di Lorong Bintan, pengunjung dapat melihat mural keren yang terpampang di tembok rumah warga.
Mural ini menggambarkan tentang kehidupan sosial masyarakat Tionghoa tempo dulu sampai sekarang.
Pengunjung bisa berpose seolah-olah berada pada masa lalu dengan memakai baju tradisional Tionghoa.
Seperti cheongsam dan hanfu yang disewakan.
“Jika ingin menyewa kita membuka harga Rp 25 ribu, sudah bisa berfoto dan bergaya dengan nuansa kehidupan masyarakat China tempo dulu," tuturnya.
Selain itu, ada cafe studio anggrek. Di cafe ini menawarkan berbagai macam kuliner khas Tionghoa.
Seperti dimsum, gyoza, dan ada juga makanan lokal yang dikreasikan yaitu nasi goreng gonggong.
Kemudian, ada tradisi minum teh.
Teh Cina yang disediakan dalam satu tea pot dan dapat dinikmati bersama.
Tradisi ini cocok untuk suasana kebersamaan bersama keluarga maupun teman.
"Menu yang disajikan ini menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan, yang menurut saya belum ada," terangnya.
Studio dan cafe anggrek buka setiap hari, mulai pukul 10.00 hingga 22.00 WIB.
Lokasinya di Jalan Merdeka Kota Lama.
Menyediakan tempat untuk rapat, podcast, dan juga green screen yang bisa digunakan untuk manuangkan ide-ide kreatif masyarakat maupun mahasiswa.
"Kami juga ada toko belanja oleh-oleh makanan khas Tanjungpinang, yang bisa dibawa pulang wisatawan ke daerahnya," tambah Melly.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Tanjungpinang, Muhammad Nazri melalui Kepala Bidang Destinasi dan Pemasaran Pariwisata, Salman mengatakan, sektor pariwisata adalah salah satu andalan yang dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah dan masyarakat.
Hanya saja, dalam mengembangkan sektor pariwisata di kota Tanjungpinang, Pemko Tanjungpinang tidak akan mampu bergerak tanpa melibatkan peran serta masyarakat, swasta serta pemangku kepentingan.
Untuk itu, dibutuhkan masyarakat yang sadar wisata.
Baca juga: Pengelola Wisata di Tanjungpinang Dilatih Digital Branding
Sebab, potensi pariwisata yang dikelola masyarakat sebagai pelaku, mereka juga selaku penerima manfaat itu sendiri.
"Dukungan masyarakat turut menentukan keberhasilan jangka panjang pengembangan kepariwisataan di kota Tanjungpinang. Salah satunya adalah kelompok sadar wisata (Pokdarwis)," kata Salman.
Ia menyebut, saat ini, Disbudpar telah membina 18 kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yang tersebar di setiap kelurahan.
Keberadaan Pokdarwis ini, menurut Salman, adalah salah satu langkah efektif untuk pengembangan kepariwisataan di kota Tanjungpinang.
Pokdarwis dapat membuat perencanaan program pengembangan destinasi wisata bersama unsur masyarakat setempat yang diselaraskan dengan program Pemko Tanjungpinang.
Kemudian melaksanakan kegiatan itu, dengan melihat sisi manfaatnya, yang ditujukan untuk kepentingan dan kesejahteraan warga setempat.
"Disbudpar terus melakukan pembinaan dan mendukung peran Pokdarwis dalam pengembangan destinasi wisata di wilayahnya. Tak kalah penting juga keterlibatan dari sektor lainnya seperti UMKM," pungkasnya.(TRIBUNBATAM.id/Rahma Tika)
pariwisata Kepri Aman
Dispar Kepri
Dinas Pariwisata Kepri
Pariwisata Batam
Pariwisata Tanjungpinang
Pariwisata Bintan
pariwisata Karimun
Pariwisata Lingga
Pariwisata Anambas
Pariwisata Natuna
Gubernur Kepri
Wakil Gubernur Kepri
Sekdaprov Kepri
Ansar Ahmad
Marlin Agustina
Adi Prihantara
Fotografer Luar Negeri Ikut Explore Kepri 2025, Tampilkan Pariwisata Kepri Dari Sisi Lain |
![]() |
---|
Dispar Kepri Kejar Relaksasi Visa, Magnet Buat Dongkrak Kunjungan Wisman, Bangkitkan Pariwisata |
![]() |
---|
Guntur Sakti Beri 3 Pesan di Pelantikan HPI Kepri, Pramuwisata Punya Skill, Pengetahuan dan Attitude |
![]() |
---|
Wisata Kepri di Safari Lagoi Bintan, Pengunjung Bisa Lihat Satwa Liar Dari Dekat |
![]() |
---|
Menilik Asal Usul Nama Wisata Pantai Batu Kasah, Warisan Sejarah di Masyarakat Natuna |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.