Zuriani Penganyam Ketupat dari Anambas: Ketupat Garam Sebuku Paling Dicari Jelang Lebaran

Di balik ketupat itu, ternyata ada kisah menarik dan unik sebagaimana yang terjadi pada Zuriani, wanita pengayam ketupat di Kabupaten Anambas.

Penulis: Novenri Halomoan Simanjuntak | Editor: Thom Limahekin
TRIBUNBATAM.id/Noven Simanjuntak
ZURAINI - Potret Zuraini penjual anyaman ketupat musiman di Pasar Inpres Tarempa, Anambas, Jumat (21/4/2023) sore. 

ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id – Ketupat menjadi barang yang memantik perhatian umat Islam jelang Lebaran tak terkecuali Idulfitri 1444 Hijriah.

Sebab, makanan ini menjadi kekhasan Idul Fitri bagi umat Islam yang merayakan hari kemenangan tersebut.

Nah, di balik ketupat itu, ternyata ada kisah menarik dan unik sebagaimana yang terjadi pada Zuriani, wanita pengayam ketupat di Kabupaten Anambas, Provinsi Kepri.

TRIBUNBATAM,id coba mendalami kisah unik wanita ini sehari  menjelang Idulfitri 1444 Hijriah, Jumat (21/4/2023) sore.

"Tahun ini gak banyak buat. Karena sibuk beberapa hari ini, beres-beres rumah karena ganti atap yang udah bocor," ungkap Zuriani memulai obrolannya.

Zuriani merupakan seorang pedagang yang sudah belasan tahun berjualan di Pasar Inpres Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas.

Baca juga: Santan Kelapa Diburu Warga di Pasar Fanindo Batam Jelang Lebaran, Harga Naik Rp 5 Ribu

CARI SANTAN - Suasana di kios santan PJB di Pasar Fanindo, Kota Batam, Provinsi Kepri dipadati konsumen, Jumat (21/4/2023) sore.
CARI SANTAN - Suasana di kios santan PJB di Pasar Fanindo, Kota Batam, Provinsi Kepri dipadati konsumen, Jumat (21/4/2023) sore. (TRIBUNBATAM.id/Beres Lumbantobing)

Dia menarik panjang deru napasnya secara teratur, sambil duduk santai di bangku kayu; tangannya menggenggam helai daun kelapa muda.

Dia masih tampak piawai, mula-mula dengan jarum peniti dia memisahkan daun dari tulang lidinya dengan cekatan.

Dia begitu enteng saja seperti tidak takut tertusuk. Kini dua helai daun kelapa muda di tangannya mulai dianyamnya.

Konsentrasi wanita paruh baya itu masih terlihat baik saat diajak bicara. Dia selalu menjawab pertanyaan sambil jemarinya yang kurus keriput sibuk menganyam helai daun kelapa muda.

"Nah ini namanya jenis ketupat garam sebuku," ucap Zuriani sambil memperlihatkan hasil anyamannya kepada TRIBUNBATAM.id.

Tidak butuh waktu lama, hanya hitungan menit dengan alat jarum peniti dan gunting, berbagai bentuk kulit ketupat sudah selesai dihasilkan wanita yang satu ini.

Usai membuat 5 sampai 10 kulit ketupat, dia membuat simpul dari tali daun kelapa dan mengikatnya menjadi satu renteng yang siap dijual. Satu bungkus kulit ketupat dijual dengan harga Rp 1.000.

"Harganya gak berubah, masih sama kayak tahun lalu biasa Rp 1.000 per bungkus," sebut Zuriani sambil sesekali melayani pengunjung yang membeli ke lapak kiosnya.

Ada berbagai bentuk kreasi kulit ketupat yang dianyam untuk dijualnya. Dia mengaku, sudah mulai menjual kulit ketupat sejak tiga hari lalu jelang Lebaran.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved