Jejak Prabowo Kalah di 3 Pilpres, Politisi Gerindra: Banyak Hasilkan Pemenang

Jejak Prabowo di tiga Pilpres dan selalu kalah dan kembali akan maju pada Pilpres 2024 mendapat pembelaan dari politisi Partai Gerindra

TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Pasangan capres-cawapres 2014 nomor urut 1 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa melakukan telekonferensi dengan sejumlah pesantren di Indonesia, di Rumah Polonia, Jakarta, Sabtu (5/7/2014). 

Mendengar argumen Andre, Adian membalas dengan nada santai.

Kata dia, justru dengan pernyataan itu semakin menunjukkan bahwa Prabowo tidak bisa memenangkan dirinya sendiri.

"Mungkin, Prabowo punya kemampuan memenangkan orang, tapi tidak punya kemampuan memenangkan dirinya," balas Adian, dikutip dari kompas.com.

Baca juga: Ganjar Jadi Capres PDIP, Soerya Respationo Siap Menangkan di Kepri

Baca juga: 6 Partai Ini Berikan Komentar Berbeda Setelah Ganjar Pranowo Capres PDI P

Adian meminta maaf jika pernyataannya itu menyinggung Andre dan Gerindra.

Namun, ia mengaku tak bermaksud menyindir Prabowo rendah dengan fakta kekalahan itu.

"Mohon maaf nih, tidak bermaksud angkuh tidak bermaksud merendahkan, tidak. Cuma, bisa enggak sih kita dapatkan lawan yang memang seimbang gitu loh. Itu doang, Ndre," kata aktivis 98 itu.

Adapun dalam rilis survei Poltracking Indonesia, elektabilitas Prabowo ada di posisi teratas (33 persen), bersaing ketat dengan Ganjar Pranowo di urutan kedua (31,1 persen).

Sementara di posisi ketiga ada Anies Baswedan (22,4 persen).

Jejak Prabowo di Tiga Pilpres

Cawapres 2009

Pemilu Presiden 2009 menjadi ajang Pilpres perdana bagi Prabowo.

Sebenarnya, jelang Pilpres 2004 dia maju dalam konvensi calon presiden (capres) Partai Golkar.

Namun, Prabowo kalah dan konvensi dimenangkan oleh Wiranto yang berpasangan dengan Salahudin Wahid.

Hengkang dari Golkar, Prabowo membentuk partai sendiri yang ia pimpin hingga kini, Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).

Dengan kendaraan barunya, mulanya Prabowo hendak mencalonkan diri sebagai presiden dengan menggandeng Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) saat itu, Soetrisno Bachir, sebagai calon wakil presiden (cawapres).

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved