TANJUNGPINANG TERKINI
Ruangan SMKN 1 Tanjungpinang ini Rusak Berat, Sudah 10 Tahun Tak Berfungsi
SMKN 1 Tanjungpinang terpaksa menerapkan sistem pembelajaran berjalan imbas sejumlah bangunan sekolah yang rusak berat.
Penulis: Endra Kaputra | Editor: Septyan Mulia Rohman
TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id - Sejumlah bangunan di SMKN 1 Tanjungpinang rusak berat.
Bahkan, ada dua ruang kelas di Sekolah yang berada di jalan Pramuka itu tidak lagi berfungsi sejak 10 tahun lalu.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana SMK N 1 Tanjungpinang, Mardiyana mengungkap kondisi itu karena tak mendapat bantuan perawatan.
“Ini sudah 8 sampai 10 tahun lalu sudah tidak berfungsi lagi. Soalnya ini bangunan pertama dibangun, dan sampai saat ini belum ada mendapatkan bantuan perawatannya,” sebutnya, Kamis (22/06/2023).
TribunBatam.id melihat langsung kondisi bangunan SMKN 1 Tanjungpinang yang rusak berat itu.
Baca juga: SMKN 1 Tanjungpinang Jalin Kerja Sama dengan 4 Industri, Ini Kata Kadisdik Kepri
Kondisi plafon depan dua ruang kelas itu terlihat banyak yang telah berlubang.
Satu ruangan bahkan tidak lagi terlihat pintu masuknya.
Di dalam ruang yang harusnya diperuntukkan untuk proses belajar mengajar sudah tertumpuk bangku dan meja yang tidak layak pakai.
Plafon ruang kelas pun juga terlihat banyak berlubang.
Tidak hanya di dua ruang kelas itu, bagian atap atau seng bangunan berlantai dua pada bagian depan sekolah juga telah rata dengan warna karat.
Bila hujan, ruangan di lantai dua itu akan banyak diletakan baskom dan tampungan tampungan air tetesan hujan yang bocor menembus seng.
Baca juga: PPDB Jateng 2023, Ganjar Pranowo Tambah Kuota 7.920 Kursi Untuk SMAN/SMKN
“Dipastikan kalau setiap hujan turun, pasti kami akan buat banyak tampungan di kantai dua itu. Itu sengnya kalau dilihat warna merah, padahal itu warna sudah berkarat bukan cat,” ucapnya.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana SMK N 1 Tanjungpinang, Mardiyana menyampaikan, sudah setiap tahun menyampaikan usulan agar bangunan sekolah mendapatkan perhatian untuk dibenahi.
“Namun, bantuan yang sekolah terima sifatnya tidak menyeluruh, hanya kisaran 30 persen saja,” ujarnya.
Bahkan permohonan bantuan perbaikan bangunan ruang kelas telah dimasukkan mulai di Disdik Kepri, anggota dewan, hingga Kementerian Pendidikan.
“Kami hanya mengira, mungkin sekolahkan banyak di Kepri, jadi tidak bisa maksimal hanya bantuan di satu sekolah saja,” ujarnya.
Biasanya, lanjut Mardiayan sekolah melakukan perbaikan seadanya. Seperti menambal plafon atau atap seng yang bocor.
“Bantuan itu ada kami terima, tapi itu saya bilang. Tidak menyeluruh bangunannya,” ujarnya.
GUNAKAN Sistem Pembelajaran Berjalan
Para siswa-siswi di sekolah ini menggunakan sistem pembelajaran berjalan.
Baca juga: Disdik Kepri Sebut Kelulusan Pelajar SMA dan SMK serta SLB 99,97 Persen
Sistem berjalan yang dimaksud mulai dari pemberlakuan jam belajar dua waktu. Pagi sampai Siang hari dan Siang sampai sore hari.
Selain itu, kondisi ruang kelas yang tak cukup menampung jumlah siswa, juga diberlakukan belajar dengan ruang yang berganti ganti.
“Ada yang belajar di mushola, aula, dan ruang terbuka. Sebab ruang kelas kita sangat tidak cukup,” ujarnya.
Disampaikannya, saat ini ruang kelas di SMKN 1 Tanjungpinang hanya memiliki sebanyak 35 ruang kelas.
“Idealnya dengan jumlah siswa yang ada di sekolah ini data terakhir 2022 sebanyak 1.824 orang. Masih kurang 17 ruang kelas lagi. Makanya kami gunakan sistem itu,” ucapnya.(TribunBatam.id/Endra Kaputra)
| Dua Pemuda di Tanjungpinang Jadi Tersangka Usai Aniaya Anak Dibawah Umur Pakai Kayu dan Obeng |
|
|---|
| Benda Diduga Bom Dievakuasi Tim Jibom Polda Kepri, Jadi Tontonan Warga Tanjungpinang |
|
|---|
| Warga Tanjungpinang Nilai Bantuan Sembako dari Dinsos Kepri Sangat Membantu |
|
|---|
| Kelakuan Aneh Remaja di Tanjungpinang Bikin Geram Warga, Berfoto Ditengah Jalan Saat Tengah Malam |
|
|---|
| Sekretaris Komisi II DPRD Kepri Wahyu Wahyudin Dorong Produk UMKM Makanan Dibebaskan dari Pajak |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.