PERSPEKTIF
Dampak Ekonomi Jembatan Batam Bintan untuk Pertumbuhan Ekonomi Baru
Pembangunan Jembatan Batam-Bintan akan menumbuhkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru (growth pole) dengan peningkatan aksesibilitas di Batam Bintan
Penulis: Endra Kaputra |
Pulau Tanjung Sauh yang merupakan salah satu titik yang akan dilalui jembatan Batam-Bintan akan menjadi salah satu kawasan ekonomi khusus yang akan dikembangkan sebagai pusat Transshipment dan Logistics.
Tanjung Sauh juga akan dikembangkan menjadi fasilitas pengolahan dan penyimpanan gas, hub logistik, dan pelabuhan pintu gerbang.
Pembangunan jembatan Batam-Bintan juga akan mempermudah dan menekan biaya arus barang dan orang dari Batam ke Bintan, dan sebaliknya atau bahkan lintas Jawa dan Sumatera ke Batam-Bintan.
Di mana Pulau Bintan dengan tiga pusat pemerintahan yaitu Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, Kabupaten Bintan yang memiliki jumlah penduduk berdasarkan Sensus Penduduk 2020 sebanyak 159.520 jiwa, dan Kota Tanjungpinang dengan jumlah penduduk sebanyak 227.660 jiwa (total 387.180 jiwa).
Kita akan dapat mengetahui dimulainya pembangunan Jembatan Batam-Bintan oleh Kementerian PUPR sebagai leading sector dalam pembangunan jembatan Batam-Bintan dan telah mendapatkan instruksi langsung dari Presiden untuk merealisasikan Jembatan Batam-Bintan dengan segera menyelesaikan desain akhir pembangunan jembatan tersebut sehingga dapat menguntungkan para investor yang terlibat dalam proses pembangunan jembatan Batam-Bintan.
Yang akan menggunakan metode Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) serta komitmen pemerintah pusat untuk menyediakan dana dari APBN sebesar 4 triliun dan sisanya akan diberikan kesempatan kepada badan usaha untuk mendukung pembangunan jembatan batam bintan.
Jembatan yang akan dibiayai Pemerintah Indonesia adalah yang menghubungkan Batam-Tanjung Sauh, sedangkan Tanjung Sauh-Bintan akan dibangun investor melalui lelang. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.