HUMAN INTEREST
KISAH Dua Srikandi Satpol PP Tanjungpinang, Ngaku Kerap Hadapi Situasi Dilematis
Dua srikandi Satpol PP Tanjungpinang yakni Baiq Callista Putri Maharani dan Qori Kherlinda menceritakan kisahnya selama bertugas sebagai Satpol PP.
Penulis: Endra Kaputra |
TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id - Satpol PP Tanjungpinang memiliki dua personel wanita yang kerap disebut dua srikandi yakni Baiq Callista Putri Maharani dan Qori Kherlinda.
Keduanya resmi menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) pada tahun 2022 lalu.
Penempatan berdinas pun di bidang Ketertiban Umum dan Kemasyarakatan atau Tibumtranmas di Satpol PP Tanjungpinang.
Masing masing pun memiliki pengalaman selama berdinas.
Baiq Callista Putri Maharani, wanita kelahiran 3 Agustus 2002 ini menyampaikan, memang penempatan pertama setelah menjadi ASN di Satpol PP.
“Menjadi Satpol PP senangnya dapat bertemu dan mengenal lebih banyak orang karena berinteraksi langsung dengan masyarakat,” ucapnya.
Untuk tantangannya, tentu menjadi Satpol PP harus siap untuk turun dalam segala kondisi. Baik hujan maupun panas.
Baca juga: ATURAN Sosialisasi Bagi Parpol Sebelum Masuk Tahapan Kampanye
“Dan kerap berjaga hingga waktu malam. Namun hal itu dijalankan dengan senang hati. Nah pernah juga saat ada pohon tumbang dan kondisi alam hujan lebat. Kita tetap turun melakukan bantuan, dan menjaga terselenggaranya acara malam hari sampai selesai,” tambahnya.
Kemudian cerita lain datang dari Qori Kherlinda.
Wanita kelahiran 22 April 2002 ini merupakan satu angkatan lulusan ASN bersama Baiq pada tahun 2022.
Kurang lebih setahun berdinas di Satpol PP, Qori merasakan kesenangan dapat terlibat dan bergabung dalam berbagai jenis kegiatan.
Sementara untuk tantangan menjadi Satpol PP kerap dihadapi situasi yang dilematis.
“Di satu sisi peraturan harus ditegakkan dan di sisi lain pelanggar yang ditertibkan masyarakat kelas bawah,” ucapnya.
Qori mengingat saat tugas melakukan peneritiban pedagang kaki lima di kilometer 8 Tanjungpinang.
“Di satu sisi memang tugas harus kita jalankan, tapi disisi lain kita juga prihatin. Pastinya pedagang itu berjualan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. Tapi sayangnya pada lokasi atau tempat yang melanggar aturan,” sebutnya. (TRIBUNBATAM.id/Endra Kaputra)
Kisah Didik Setiawan, Seniman di Natuna Ubah Kayu Lokal Jadi Karya Bernilai Tinggi |
![]() |
---|
Jemaah Haji Batam Meninggal di Tanah Suci, Yusman Johar Sosok Guru Berdedikasi Tinggi |
![]() |
---|
Nek Mesiyem Menangis Haru, Rumahnya di Teluk Mata Ikan Dapat Bantuan dari Pemko Batam |
![]() |
---|
Kisah Hidup Pemulung di TPA Punggur Batam, Bertaruh Nyawa Mengais Rupiah dari Timbunan Sampah |
![]() |
---|
Cerita Hasan Husin, Jemaah Haji Tertua Asal Lingga Kepri Berangkat ke Tanah Suci |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.