PENGGEREBEKAN WNA CHINA

Sebulan Beraksi, Love Scamming di Batam Raup Rp 20 Miliar

Baru sebulan beraksi di Batam, komplotan love scamming telah meraup Rp 20 miliar. Mereka melakukan penipuan dengan target warga Tiongkok.

TribunBatam.id/Argianto DA Nugroho
Sejumlah HP disita dari tangan WNA China yang melakukan praktik Love Scamming di Batam 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Baru sebulan beraksi di Batam, komplotan love scamming telah meraup Rp 20 miliar.

Mereka melakukan penipuan dengan target warga Tiongkok.

Sebelumnya Polda Kepri bersama interpol menggerebek lokasi love scamming di Kara Industrial Park Batam Centre.

Kabid humas Polda Kepri Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad mengatakan sampai sejauh ini tidak ada satupun korban di Indonesia dari tindak penipuan dan pemerasan 88 WNA asal Tiongkok yang ditangkap Polda bersama Interpol.

"Kita tahu kam dari 88 WNA yang ditangkap dimana 83 laki-laki dan lima orang perempuan, tidak ada satupun yang bisa berbahasa Indonesia. Mereka hanya bisa bahasa China," kata Pandra.

Baca juga: Ratusan HP Disita Polisi Dari Tangan WNA China Dalam Kasus Love Scamming di Batam

Dia juga menjelaskan hasil koordinasi antar Ditreskrimsus Polda Kepri bersama dengan Polisi China, bahwa korban yang menjadi target mulai rakyat biasa sampai pejabat di negara mereka.

"Jadi informasi lainnya bahwa wanita yang terlibat bertugas untuk melakukan penipuan dengan mengiming-gimingi korbannya akan mengirimkan korbannya vide sex," katanya.

Bahkan pelaku perempuan juga melakukan videa call dengan kondisi telanjang dan lain sebagainya.

"Banyak modus yang mereka lakukan, untuk memperdaya korbannya,"kata Pandra.

Sementara untuk para pelaku kata Pandra, akan dideportasi ke negara asalnya melalui duta besar RRC." Nanti penyerahan dan deportasi akan dilakukan secara bertahab," kata Pandra.

Sementara saat ditanya mengenai keterlibatan orang Indonesia Oandra menjelaskan masih dalam pengembangan.

"Dalam pengungkapan kasus ini secara bertahap, tentu pengembangan terus dilakukan,"kata Pandra.

Dia menyebutkan Polda Kepri tidak berhenti sampai penggrebekan tetapi kasus tersebut akan terus dikembangkan.

"Nanti setiap ada info baru akan kita kembangkan," kata Pandra.(Tribunbatam.id/Ian Sitanggang)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved