Bank Indonesia Kepri
Menko Airlangga Hartarto Hadiri Pertemuan IMT-GT di Batam, Soroti Ekonomi Hijau
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto hadir dalam pertemuan Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle (IMT-GT) ke-29 di Batam, Jumat.
Penulis: Ucik Suwaibah | Editor: Septyan Mulia Rohman
IMT-GT, Airlangga Hartarto Sebut Perlu Pembahasan Untuk Fokus Tingkatkan Ekonomi Hijau di Wilayah ASEAN
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menghadiri pertemuan Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle (IMT-GT) ke-29 di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Airlangga Hartarto menyebut pertemuan ini bertujuan untuk menghadirkan kawasan yang terintergrasi, inovatif, inklusif, hijau, dan berkelanjutan di tahun 2036.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan para pimpinan IMT-GT melakukan kunjungan ke UMKM Expo kegiatan Gebyar Melayu Pesisir 2023 yang disinergikan dengan kegiatan IMT-GT 2023 yang menampilkan produk-produk unggulan dari Sumatera khususnya Kepulauan Riau.
Airlangga mengatakan forum yang memprioritaskan pembangunan dan ekonomi ini sudah terjalin kerjasama selama 30 tahun.
Serta telah menunjukkan beberapa kemajuan yakni dari produk domestik bruto (PBD) yang pada tahun 1993 sebesar Rp 20 M, dan berhasil meningkat mencapai angka Rp 406 M.
"Pada Tahun 2021, investasi dan perdagangan mengalami peningkatan, sektor perdagangan mengalami peningkatan hingga sekitar 20 M USD," kata Airlangga, Jumat (29/9/2023).
Dari sektor pariwisata juga telah bangkit kembali setelah dilanda pandemi beberapa tahun terakhir.
"Tentunya terkait dengan pariwisata yang potensinya besar bisa mencapai 30 juta," tambah Airlangga.
Peningkatan ekonomi hijau yang menjadi kunci pembiayaan dan pertumbuhan ekonomi hijau juga menjadi pembahasan di masa mendatang, mengingat 3 negara yang menjalin kerja sama (Indonesia-Malaysia-Thailand) merupakan produsen utama karet dan sawit di negara ASEAN.
"Ada beberapa hal yang perlu dibahas di masa mendatang untuk meningkatkan ekonomi hijau. Perkembangan hilirisasi karet dan kelapa sawit juga menjadi penting karena tiga negara ASEAN merupakan produsen utama karet dan sawit," kata Airlangga.
Selain itu dalam pertemuan ini Airlangga juga membahas terkait Industri Halal di ASEAN, dimana beberapa industri halal sudah dibangun di Kota Batam dan Jawa Timur.
"Indonesia-Malaysia-Thailand bisa menjadi pusat Industri makanan dan minuman, sehingga industri halal dapat tumbuh dalam waktu ke depan. Pengembangan industri berbasis digital, kreatif produk, dan halal menjadi bagian penting dari industri halal di kawasan ini," menurut Airlangga Hartarto.
Selanjutnya, ekonomi digital turut serta dalam pembahasan ini, mengingat perkembangan teknologi yang semakin hari semakin canggih dan mudah.
Hal inilah yang membuat ekonomi digital harus digandeng dalam IMT-GT agar tujuan kerjasama dalam meningkatkan sektor perekonomian tercapai.
QRIS Cross Border
Perkembangan teknologi saat ini memberikan banyak manfaat dan memudahkan pekerjaan maupun aktivitas kita sehari-hari.
Misalnya saja di saat pandemi, tanpa harus datang ke kantor kita tetap bisa bekerja dan melakukan rapat secara daring.
Kondisi saat ini tak ubahnya seperti memasuki era baru secara perlahan.
Seperti era di mana dulu kita hanya menyaksikan program televisi, kini menyaksikan streaming di jejaring sosial.
Perkembangan teknologi berjalan selaras dengan kemajuan ilmu pengetahuan serta adanya dorongan kebutuhan.
Seperti kebutuhan kita untuk tetap produktif di tengah pandemi.
Dengan adanya perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan dan kebutuhan tersebut, lahirlah sebuah inovasi hampir di setiap lini kehidupan.
Tak terkecuali, inovasi pada sektor ekonomi keuangan. Kini, hanya dengan menggunakan gawai, transaksi dapat dengan mudah diselesaikan.
Hal tersebut tak lepas dari peran Quick Response Code Indonesia Standard atau biasa disingkat QRIS seperti melansir laman resmi Bank Indonesia.
Bank Indonesia pun telah melakukan uji coba QR Cross-border dengan Malaysia dan Thailand yang memungkinkan konsumen dan pedagang di kedua negara dapat melakukan dan menerima pembayaran barang dan jasa melalui QR Code sejak 2022.
QR Cross-border memiliki peran penting untuk meningkatkan efisiensi transaksi, mendukung digitalisasi perdagangan dan investasi, dan menjaga stabilitas makroekonomi dengan memperluas penggunaan penyelesaian transaksi menggunakan mata uang lokal (LCS).
Bahkan, QR Cross-border disinyalir dapat meningkatkan transaksi UMKM, karena memudahkan konsumen mancanegara untuk bertransaksi saat membeli produk lokal.
Begitu pula pada sektor pariwisata, para wisatawan asing nantinya cukup menggunakan QR Cross-border jika ingin bertransaksi saat vakansi di Indonesia.
Begitu juga jika kita ingin bepergian ke luar negeri. Lewat efisiensi yang ditawarkan, QR Cross-border diharapkan juga dapat mendukung percepatan pemulihan ekonomi di berbagai sektor.
Dengan berbagai keunggulan dan kemudahan yang ditawarkan, tak heran jika Cross Border Payment yang di dalamnya terdapat QR Cross-border masuk ke dalam pembahasan di jalur keuangan Presidensi G20.
Bank Indonesia pun berkomitmen untuk mengembangkan pembayaran digital tersebut, dengan memperhatikan keseimbangan antara mendukung inovasi dan mitigasi risiko.(TribunBatam.id/Ucik Suwaibah/*)
| Bank Indonesia Kepri Raih Dua Penghargaan saat Hari Jadi ke-23 Provinsi, Bukti Nyata Sinergitas |   | 
|---|
| Bank Indonesia Perkuat UMKM Kepri dan Angkat Wastra Melayu |   | 
|---|
| Kapolresta Barelang: QRIS Mudahkan Deteksi Tindak Pidana Keuangan |   | 
|---|
| BI Kepri Permudah Sedekah Umat Islam dengan Gencarkan QRIS Infak 1000 Masjid |   | 
|---|
| BI Kepri Sukses Gelar Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2024 |   | 
|---|


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.