KISRUH REMPANG
Warga Rempang Kecewa Bahlil Datang Tak Bawa Solusi hingga Kejar Sampai Pasir Panjang
Warga Rempang kejar Menteri Bahlil Lahadalia sampai ke Pasir Panjang, dampak tak puas dengan jawaban menteri saat warga aksi tolak relokasi
Penulis: Beres Lumbantobing | Editor: Dewi Haryati
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Kedatangan Menteri Investasi atau Kepala BKPM RI, Bahlil Lahadalia ke Rempang, Jumat (6/10) tak memberi solusi atas persoalan kisruh Pulau Rempang.
Masyarakat Pulau Rempang menilai kunjungan kedatangan menteri Bahlil justru merupakan wujud intervensi terselubung untuk mengajak masyarak agar bersedia direlokasi.
Maka tak heran, pasca kunjungan Menteri Bahlil ke Tanjung Banon, masyarakat terus mengejarnya hingga ke perkampungan Pasir Panjang.
Di Pasir Panjang, Menteri Bahlil nyaris digeruduk ratusan warga yang amarahnya sudah terpancing mulai dari kunjungan menteri di Tanjung Banon.
Warga yang menghadiri kunjungan Bahlil di Tanjung Banon, sengaja mengikuti Bahlil hingga ke Pasir Panjang..
Seolah tak ada masalah, Bahlil menemui masyarakat pasir panjang. Alhasil gabungan warga langsung menolaknya.
Bahkan sejumlah petugas berupaya menghalau amarah warga yang sudah memuncak lantaran tak ada solusi tentang kampung mereka.
Baca juga: Bawa Spanduk, Berikut Aspirasi Warga Rempang saat Kedatangan Menteri Bahlil
“Jadi apa gunanya pak menteri itu datang? Dia datang tak ada membawa solusi, jadi apa tujuannya. Kami tak butuh lagi janji-janji manis dan omongan yang sangat politis,” ujar Anna, warga Sembulang dengan nada penuh amarah seusai Menteri Bahlil meninggalkan Pasir Panjang.
"Kita semua mendengarkan, apa yang disampaikan menteri bukanlah solusi yang kami inginkan selama ini"
“Dia itu datang mau intervensi kami masyarakat di sini. Supaya kami daftar relokasi lalu tinggalkan kampung halaman kami,” ketus Anna.
Warga lainnya juga mempertanyakan kedatangan Menteri Bahlil. Menurut mereka kedatangan Bahlil seolah persoalan Rempang sudah selesai.
Padahal, gejolak permasalahan Rempang masih belum juga tuntas. Masyarakat masih berharap ada solusi dari pemerintah.
“Jujur kedatangan pak menteri justru melukai hati kami. Kami sudah persiapan dari pagi hari, kami sengaja membuat koran dan menilai koran sebagai bentuk sikap penolakan kami, namun apa. Tak ada dialog dan kata yang bisa memberikan kami jawaban atas kegundahan kami,” ucap warga lainnya.
Tokoh masyarakat Tanjung Banon, Tono meminta agar pemerintah tidak hanya janji sebatas janji. Masyarakat meminta agar wujud yang dijanjikan pemerintah agar terlebih dahulu dapat dibuktikan.
“Kalau mau direlokasi, bangun terlebih dahulu rumah yang dijanjikan. Kemudian, terbitkan sertifikat atas hunian. Bukan seperti ini, warga dibodohi, sudah direlokasi namun rumah yang dijanjikan belum ada wujudnya. Bahkan tanpa lokasi tanah yang akan dibangun masih semak belukar,” ungkapnya.
Beragam serba serbi penolakan atas kunjungan Menteri Bahlil, namun dari sejumlah masyarakat baik tokoh kampung dan pemuda Melayu yang dirangkum Tribun, masyarakat menolak untuk direlokasi karena beberapa hal, berikut di antaranya:

1.Pemerintah merelokasi warga, sementara bangunan yang dijanjikan belum berwujud
2.Lokasi yang dijanjikan untuk dibangun di Tanjung Banon masih semak belukar bahkan status lahannya masih status quo
3.Masyarakat menilai janji pemerintah bukan komitmen nyata melainkan janji manis. Masyarakat berharap tidak dibodohi
4.Masyarakat tidak ingin direlokasi, masyarakat berharap dapat hidup berdampingan dengan industri yang akan dibangun nantinya
Tak Banyak Bicara
Dalam kunjungannya ke Rempang, Menteri Bahlil tak banyak bicara kepada warga.
Kunjungannya ke Tanjung Banon diwarnai aksi penolakan ratusan bahkan ribuan warga yang telah berkumpul dari 16 titik kampung tua di Rempang Cate.
Parahnya, dalam kunjungan itu Bahlil dihadang para warga. Lengkap dengan spanduk dan ragam tulisan penolakan warga menggeruduk Menteri Investasi Bahlil Lahadilia di Masjid Al Ikhsan Tanjung Banon, Sembulang, Galang itu.
Di lokasi, Tribun menyaksikan Bahlil mencoba berupaya menenangkan masyarakat. Beberapa kalimat dilontarkan Bahlil, namun tak dapat menenangkan amarah warga, layaknya tragedi 7 September di Jembatan Rempang lalu.
Tak banyak kata yang diucapkan Bahlil melihat situasi yang kian memanas.
Baca juga: Tangis Emak-emak di Rempang saat Ditemui Menteri Bahlil, Tegaskan Tolak Relokasi
"Untuk masyarakat jangan ragu-ragu, jangan khawatir nanti akan ada hasil terbaik juga demi masyarakat," ucap Bahlil singkat pada warga.
Lantas Bahlil pun langsung meninggalkan Tanjung Banon. Saat ia bergegas menuju mobil, Bahlil dihadang emak-emak. Para emak-emak berjejer di ruas jalan, beruntung petugas dapat menghalau warga agar kendaraan Bahlil dapat keluar dari Tanjong Banon.
Tak puas dengan jawaban Bahlil, warga yang mengetahui Bahlil akan berkunjung ke Pasir Panjang, lantas bertolak ke sana.
Namun upaya masyarakat untuk berdialog dengan Bahlil tak membuahkan hasil. Tak ada solusi yang diharapkan warga dari kunjungan Bahlil ke Rempang. (TRIBUNBATAM.ID/bereslumbantobing)
Warga Rempang Ziarahi Makam Leluhur, Peringati Setahun Lalu Bentrok dengan Aparat |
![]() |
---|
Terdakwa Aksi Bela Rempang Ini Dijerat UU ITE, Sidang Masih Bergulir di PN Batam |
![]() |
---|
Momen Mengharukan Keluar Dari Rutan, Supiandra Sebut Banyak Sekali Hal yang Dirindukan |
![]() |
---|
21 Orang Aksi Bela Rempang Bebas Hari Ini, Keluarga Menjemput di Rutan Batam |
![]() |
---|
Delapan Terdakwa Kasus Sidang Rempang Divonis Berbeda, Berikut Rinciannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.