FEATURE
Cerita Ujang Mengais Rezeki Dari Sampah TPA Punggur, Sehari Bisa Dapat 150 Ribu
Ujang menjadi satu dari sekian banyak warga Punggur yang menggantungkan pencariannya dari memulung sampah di TPA Punggur. Ini cerita Ujang
Penulis: Beres Lumbantobing | Editor: Dewi Haryati
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Tumpukan sampah tak lagi masalah bagi warga yang tinggal di lingkungan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Punggur Batam.
Aroma bau menyengat itu justru menjadi kode bagi mereka untuk mengetahui sampah baru tiba.
Bagi sebagian orang, sampah merupakan barang yang mesti dibuang.
Namun di tempat ini, tumpukan gunung sampah memiliki nilai ekonomis bagi sejumlah warga Punggur.
Sampah dipilah-pilah lalu menjadi sumber kehidupan bagi mereka.
Ya, sampah kini menjadi penopang hidup bagi mereka yang tinggal di bilangan TPA Punggur.
Kesehariannya, warga mendatangi TPA, mencari barang plastik, sisa makanan dan lainnya yang dapat dijual.
Baca juga: ACT Kepri Sebar Paket Bahan Pokok untuk Warga TPA Punggur Batam, Ini Rencana Lainnya
Dalam sehari, banyak warga menghabiskan waktu dari pagi hingga sore, bahkan ada juga malam hari untuk mencari rezeki di TPA.
Ditemui Tribun Batam, Sabtu (7/10/2023) sore, belasan bahkan puluhan warga tersebar di tumpukan sampah.
Mereka berpencar mengumpulkan sampah yang bernilai untuk dibawa pulang.
Jenis barang yang bernilai ekonomis itu, sampah plastik, botol minuman mineral dan jenis plastik, besi, kardus hingga sisa makanan rumah tangga.
Dalam sehari, beberapa pengepul di lokasi bisa memperoleh penghasilan berkisar Rp 80 ribu hingga Rp 100 ribu. Itu diperoleh setelah hasil pulungannya dijual.
Kondisi ini bukan kali pertama dilakoni warga di sana. Bahkan, ada yang sudah bertahun-tahun menjadikan hal itu sebagai sumber kehidupan.
Tak terkecuali bagi Ujang, warga Punggur yang telah belasan tahun menjadi pemulung di TPA Punggur itu.
Sejak 2012, Ujang setiap hari akan mendatangi TPA. Ia akan membongkar tumpukan sampah, mencari botol plastik dan sisa makanan untuk dijual ke warga pemilik ternak.
Meski harus mencium aroma bau tak sedap, Ujang tak pernah lelah apalagi harus malu. Sebab, bagi Ujang hasil dari memulung di TPA bisa memenuhi kebutuhan keluarganya.
“Iya, Alhamdullilah kalau ada penjualan bisa dibawa pulang buat kebutuhan anak istri di rumah. Sudah dari tahun 2012 lalu,” ujar Ujang ditemui di lokasi.
Baca juga: Komunitas Harley Davidson Batam dan Kepri Bagikan 1.945 Paket Sembako di TPA Punggur dan Ruli
Waktu memulung, diakui Ujang penghasilannya tak menentu.
Namun dalam sehari, perkiraan ia bisa membawa uang sekitar Rp 80 ribu hingga Rp 100 ribu. Penghasilan itu akan ia berikan kepada istri untuk digunakan buat keperluan keluarga.
Setelah bertahun-tahun menjadi pemulung, kini Ujang pun menjadi pengepul alias toke kecil penampung barang bekas dari lokasi TPA untuk dia jual langsung ke toke, besi tua. Kini ia bisa mendapat Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu.
(TRIBUNBATAM.ID/bereslumbantobing)
Di Tengah Tren Kekinian, Griya Jamu Batam Rintisan Ayna Bertahan dengan Ramuan Tradisional |
![]() |
---|
Kampung Tua Bakau Serip, Nasib Si Sabuk Hijau di Ujung Nongsa yang Sunyi |
![]() |
---|
Cerita Petugas Damkar Bintan, Disambut Warga Bak Pahlawan Setelah Respons Cepat Kebakaran |
![]() |
---|
Sekolah di Anambas Raup Cuan dari Pisang Usai Sulap Lahan Kosong Jadi Kebun Produktif |
![]() |
---|
Sosok Idrus M Tahar, Sastrawan yang Kini Diabadikan Jadi Nama Perpustakaan Natuna |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.