PEMILU 2024

Hng Jin Gui - Rakyat Tidak Sanggup Beli Beras Mahal

Caleg Dapil 1 DPRD Batam Hng Jin Gui prihatin dengan tingginya angka kebutuhan hidup di Batam.  Selain pendidikan mahal, warga juga tak sanggup membel

TRIBUNBATAM
Hng Jin Gui saat podcast di Tribun Batam 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Caleg Dapil 1 DPRD Batam Hng Jin Gui prihatin dengan tingginya angka kebutuhan hidup di Batam.  Selain pendidikan mahal, warga juga tak sanggup membeli beras mahal.

Caleg dari Partai Amanat Nasional itu Gui mengupas persoalan yang dihadapi warga Batam. Baik persoalan anak muda hingga persoalan sosial.

Tentunya keberadaan caleg muda bisa memahami persoalan anak muda seperti biaya hidup, lapangan pekerjaan, hingga pendidikan.

Seperti apa trik caleg anak muda untuk meyakinkan pemilih, pada tahun 2024 mendatang. Berikut wawancara eksklusif Tribun Batam (TB) Caleg DPRD Dapil 1 Kota Batam , Hng Jin Gui (HJ) :

TB : Dengar-dengar sekolahnya sampai luar negeri ya?

HJ : Iya betul, saya sekolah sampai ke Amerika Serikat. Kendati demikian, prosesnya tidak mudah. Saya harus berjuang, untuk mendapatkan beasiswa hingga dukungan dari orangtua.

TB : Bagaimana perjalanan hidup sejak kecil?

HJ : Sejak kecil, kehidupan saya normal sama dengan anak-anak lain pada umumnya. Namun saya sempat putus sekolah. Untuk mengisi waktu, saat itu saya saat itu, membeli barang bekas seperti kardus. Saya kumpulkan dan menjualnya kembali ke pabrik yang lebih besar.

Sepak terjang kehidupan yang paling rendah ke tinggi, hingga nyaris bangkrut sudah saya lewati.

TB : Kapan masa-masa sulit itu?

HJ : Itu terjadi pada tahun 2011 lalu, saat itu saya harus berjuang keras dan saya harus membeli kardus dari pemulung dan kumpulkan hingga banyak dan menjualnya kembali ke pabrik lain.

TB : Bagaimana akhirnya bisa melanjutkan pendidikan ke Singapura hingga Amerika?

HJ : Orangtua saya sangat support kalau soal pendidikan. Sehingga meskipun ekonomi saat itu belum stabil, orangtua tetap kekeh suruh saya lanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi hingga ke luar negeri. Dan hasilnya saya bisa menyelesaikan studi S2 di Amerika Serikat.

TB : Apa susahnya sekolah di luar negeri?

HJ : Cukup susah. Saya sempat tidur di Klenteng, di kebun, karena saat itu saya balik ke Batam dan pulang ke Singapura lagi, kos-kosan saat itu sudah tutup, sementara saya harus sekolah besok pagi jam 6.00 waktu Singapura. Dan akhirnya saya memilih tempat itu untuk tidur.

Halaman
123
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved