MATA LOKAL CORNER

Sesi Kedua Debat Capres Bukan Penyampaian Visi Misi, Agus Sayangkan Paslon Saling Sindir

Ia memahami perdebatan Capres menarik pada sisi di segmen pertama. Namun di segmen kedua, paslon seharusnya bisa meluangkan waktunya yang sedikit untu

Editor: Eko Setiawan
TribunBatam.id/Argianto DA Nugroho
Dosen Fakultas Hukum Uniba, Agus Siswanto Siagian 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Dosen Fakultas Hukum Uniba, Agus Siswanto Siagian mengatakan ketiga paslon Capres ini merupakan putra terbaik bangsa. 

Ia memahami perdebatan Capres menarik pada sisi di segmen pertama.

Namun di segmen kedua, paslon seharusnya bisa meluangkan waktunya yang sedikit untuk menyampaikan visi dan misi tetapi saling sindir menyindir.

"Di segmen pertama asyik. Kita penonton mengikuti. Ketika di segmen kedua harusnya ada point dan goalnya. Segmen terakhir pertanyaan-pertanyaan muncul diluar panelis. Paslon ketiga menguasai, paslon satu lugas dan paslon dua tegas. Anies memang khatam karena dosen. Didunia akademisi itu tak bisa berpura-pura. Apakah bener terealisasi atau retorika saja," ujar Pria yang juga berprofesi sebagai Jurnalis ini dalam MLC Tribun Batam, Kamis (14/12/2023).

Agus menilai ketiga paslonnya dalam debat tersebut memiliki ciri-ciri tersendiri.

Paslon nomor 3 ketika berbicara kepemimpinan 2045 Indonesia baru bisa maju, ia menilai seakan-akan ingin tiga periode. 

Paslon nomor 2 framing seperti Presiden Jokowi, secara tak langsung meminta dua periode agar bisa memimpin IKN.

Sementara untuk Paslon nomor 1 diberi satu periode saja, maka mengetahui siapa Anies.

"Saya juga menilai baik, ketiganya memiliki tujuan kekuatan KPK. Malahan, Pak Prabowo menyinggung bukan hanya KPK saja, melainkan Kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan Ombudsman," katanya.


Agus melanjutkan, pemilihan presiden pasti didukung dengan Partai Politik. Untuk menguji ketiga paslon ini memang diberikan kuasa, barulah mengetahui bagaimana sistem pemerintahannya.


"Putusan MK final dan mengikat. Yang paling tinggi apa? Berarti Tuhan Yang Maha Esa," katanya.


Agus menterjemahkan politik sebagai seni melihat masalah. Karateristik terlihat ketika cuplikan video debat Capres membahas perihal demokrasi yang ditampilkan dalam MLC ini.


"Yang terjadi, ada ketegasan ada kepastian," katanya.


Persoalan IKN, Agus menilai Paslon nomor 1 lupa mengupgrade. Padahal dari sisi prespektif hukum sudah clear. Berbicara hukum tak seperti orang politik.


"Sebenarnya Pak Anies itu lebih untuk mengingatkan urusan IKN itu jangan main-main, istilahnya Pak Anies gitu. Jangan sampai seperti itu," katanya.  (TRIBUNBATAM.id / Roma Uly Sianturi)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved