LINGGA TERKINI

Pemdes Resun Lingga Lestarikan Adat Tari Inai, Menabuh Gendang Lewat Pelatihan

Pemerintah Desa (Pemdes) Resun menggelar pelatihan Tari Ini dan Gendang Melayu Kabupaten Lingga, yang melibatkan anak-anak dari kalangan pelajar maupu

Penulis: Febriyuanda | Editor: Eko Setiawan
Tribunbatam.id/Febriyuanda
Pelatihan Tari Inai dan Gendang di Desa Resun, Kecamatan Lingga Utara, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri 

TRIBUNBATAM.id, LINGGA - Suara tabuhan gendang melayu terdengar di Desa Resun, Kecamatan Lingga Utara, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Rabu (27/12/2023).

Saat itu, Pemerintah Desa (Pemdes) Resun menggelar pelatihan Tari Ini dan Gendang Melayu Kabupaten Lingga, yang melibatkan anak-anak dari kalangan pelajar maupun Forum Anak Desa Resun.

Tari Inai memang menjadi kesenian budaya Melayu, yang sering dibawakan pada tradisi Adat Pernikahan Masyarakat Melayu di Kabupaten Lingga, pada malam tepuk tepung tawar.

Sementara, tabuhan gendang tak lepas dari Tari Inai, sebagai pengiring penari.

Kepala Desa, Hairul Mazi membuka pelatihan gendang dan Tari Inai yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa Resun bersama Lembaga Adat Melayu (LAM) Desa Resun.

Baca juga: Warga Marok Kecil Lingga Tebar 1,5 Ton Bibit Kerang, Berharap Hasil Panen Optimal

"Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan adat Istiadat Budaya Melayu di Desa Resun dan Kabupaten Lingga," kata Hairul Mazi kepada TribunBatam.id, Kamis (28/12).

Dengan diikuti kalangan pelajar dan Forum anak Desa Resun, Hairul berharap, mereka nantinya sebagai penerus dan menjaga Adat Istiadat jangan sampai hilang ditelan zaman.

"Ini sudah menjadi tradisi turun temurun, jangan sampai hilang di era yang modern ini," imbuhnya.

Mengenal Tari Inai dan Tabuhan Gendang dan Gong Sebagai Pengiring

Tari inai merupakan serangkaian acara yang dilaksanakan pada malam bertepuk, yang biasanya dilakukan seusai acara akad nikah atau ijab kabul.

Tari ini telah ditetapkan sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada 2017, sebagai milik Kabupaten Lingga.

Baca juga: Jadwal Kapal Ferry Tanjungpinang ke Batam, Lingga, Moro dll per 28 Desember 2023

Bagi masyarakat Melayu Kabupaten Lingga, tari Inai bukan hanya hiburan bagi pasangan pengantin, namun merupakan tradisi secara turun temurun, dan acara khusus yang harus dilaksanakan dalam rangkaian Berinai Besar dan Tepung Tawar.

Tari inai sendiri diiringi dengan dua buah gendang dan satu gong, dan bisa ditambahkan serunai sebagai pembawa melodi.

Untuk penarinya memakai pakaian baju kurung melayu lengkap, dengan properti lilin yang dibalut dengan inai.

Pemerhati Sejarah dan Budaya dari Dinas Kebudayaan Lingga, Lazuardy mengungkapkan bahwa Tari Inai juga menjadi sebuah pertunjukan buat masyarakat dalam melestarikan ataupun kegiatan kebudayaan.

Menurutnya, hampir sebagian wilayah di Kabupaten Lingga, masih melestarikan kesenian ini.

Namun, dia menjelaskan setiap tarian ini memiliki sedikit perbedaan dari tiap wilayah.

"Dari segi salam penyembahan, dari segi langkah kaki hingga ketukan irama gendang dan gong itu berbeda-beda dari desa masing-masing," jelasnya.

Sementara untuk pukulan gendang, biasanya dipakai kerajaan yang terpusat di Daik memakai pukulan ketukan tiga.

"Namun ada yang gong satu tingkah dua, dan ada yang hanya satu kali gong," tambahnya. (TribunBatam.id/Febriyuanda)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved