RAMADAN

Keutamaan Muhasabah Diri di Bulan Ramadan

Inilah keutamaan muhasabah diri di bulan Ramadan. Di antaranya untuk memperbaiki setiap kebaikan dan keburukan yang dilakukan

Editor: Dewi Haryati
capture YouTube Tribun Batam
CERAMAH RAMADAN - Safriadi dari MUI Batam menyampaikan ceramah Ramadan soal keutamaan muhasabah diri 

"Sebab, hati yang bernoda karena dosa dan kesalahan akan membuat pemiliknya merasa gelisah dan tidak tenang. Maka dengan introspeksi diri, insya-Allah hati akan kembali jernih dengan taubat kita kepada Allah dengan semurni-murninya taubat," katanya.

Baca juga: Persiapan menuju Ramadan, Inilah Keutamaan Zikir

Amalan muhasabah ini mencakup di dalamnya hubungan vertikal, yaitu hubungan seorang hamba (manusia) dengan Allah.

Juga terdapat hubungan horizontal, yaitu; hubungan manusia dengan sesama makluk ciptaan Allah. Seperti dalam kehidupan sosial, yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia, juga secara umum dengan tumbuhan, hewan bahkan benda mati seperti air, udara dan mati lainnya.

Dalil Muhasabah Diri Dalam Al-Quran

Allah menciptakan manusia di dunia ini tiada lain dengan suatu tujuan. Tujuan yang agung tersebut adalah beribadah kepada Allah, sebagaimana dalam firman-Nya QS. Azzariyatayat: 56:

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."

"Mengingat tujuan mulia tersebut, kita sebagai manusia seringkali lupa dan tidak luput dari dosa. Maka dari itu kita berusaha mengevaluasi amalan keseharian kita dengan bermuhasabah tersebut," katanya.

Mungkin ada amalan sunnah yang terlupa, atau amalan wajib yang tertunda pelaksanaannya. Dan jangan lupa untuk selalu ikhlas karena Allah semata dalam setiap amalan kita.

Telah termaktub di dalam al-Quran, mengenai hakikat muhasabah sebagaimana firman Allah dalam surat al-Hasyr ayat 18:

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan" (QS.Al-Hasyr (59):18).

Dalil Muhasabah dalam Hadits

Di dalam hadits Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Orang yang cerdas adalah orang yang mempersiapkan dirinya dan beramal untuk hari setelah kematian. Sedangkan orang yang bodoh adalah orang jiwanya mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah.” Hadits ini hasan. Maksud sabda Nabi “Orang yang mempersiapkan diri” dia berkata: Yaitu orang yang selalu mengoreksi dirinya pada waktu di dunia sebelum dihisab pada hari kiamat.

Dan telah diriwayatkan dari Umar bin Al Khattab dia berkata:

Hisablah (hitunglah) diri kalian sebelum kalian dihitung dan persiapkanlah untuk hari semua dihadapkan (kepada Rabb Yang MahaAgung). Hisab (perhitungan) akan ringan pada hari kiamat bagi orang yang selalu menghisab dirinya ketika di dunia.”

Dan telah diriwayatkan dari Maimun bin Mihran, Nabi berkata:

“Seorang hamba tidak akan bertakwa hingga dia menghisab dirinya sebagaimana dia menghisab temannya dari mana dia mendapatkan makan dan pakaiannya.” (HR.Tirmidzi Nomor 2383).

Halaman
123
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved