PARIWISATA KEPRI AMAN
Pulau Bayan di Tanjungpinang Kepri Sarat Nilai Sejarah Masa Kerajaan Melayu Riau
Sejarah Pulau Bayan di Kota Tanjungpinang Provinsi Kepri yang mungkin saja tak diketahui banyak orang ternyata menyimpan potensi wisata luar biasa.
Penulis: Endra Kaputra | Editor: Septyan Mulia Rohman
Sejak saat itu, tak ada lagi kunjungan turis asing.
Pulau Bayan yang tadinya ramai perlahan namun pasti berubah sepi ibarat pulau tak berpenghuni.
Dengan sisa kemegahan hotel serta asrinya pulau seluas sekitar 1 hektare itu, terlihat jelas bangunan berdiri di atas berton-ton batu granit yang menimbun laut di Rimba Jaya, Gudang Minyak.
Tempat itu memang bukan sebuah tujuan para penambang pompong.
Dekat, namun terasa terisolir.
Untuk tiba di sana, berdirilah di tepian timbunan abu granit itu, panggil pompong yang melintas untuk melakukan transaksi jasa mengantar ke sana.
Hanya butuh waktu 5 menit perjalanan pompong untuk menapak pasir kasar Pulau Bayan.
Pulau Bayan sejatinya merupakan pulau terpenting pada masa Kerajaan Melayu Riau.
Rendra Setyadiharja mengungkap Pulau Bayan itu dalam bukuberjudul Raja Ali dan Pulau Bayan: Alihaksara dan Kajian Sejarah Berdasarkan Tuhfat al-Nafis.
Ia menjelaskan, pada masa Kesultanan Riau-Johor awal, tatkala ibukota berada di Sungai Carang Hulu Riau tepatnya pada sebuah Kawasan yang disebut dengan Pangkalanrama, Pulau Bayan memiliki peran yang sangat strategis tatkala peperangan antara Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah I (1722-1760) dengan Raja Kecik.
Baca juga: Wisata Tanjungpinang, Indahnya Sunset di Pantai Tanjung Siambang yang Punya Pasir Putih
Hal ini sebagaimana juga dijelaskan di dalam sebuah karya agung Raja Ali Haji berjudul Tuhfat al-Nafis.
Pada tahun 1781 pada saat Raja Haji menjabat sebagai Yang Dipertuan Muda IV Riau, Pulau Bayan saksi bisu pernah bertapaknya Istana Kecil Raja Haji.
Berdasarkan Tuhfat al-Nafis juga menyatakan bahwa kapal Betsy yang merupakan salah satu penyebab terjadinya Perang Riau I (1782-1784) berlabuh di Pulau Bayan pada saat ditawan di Riau.
Setelah Raja Haji Fisabilillah gugur pada 18 Juni 1784, Istana Kecil bekas Istana Raja Haji itu itu kemudian digunakan oleh Residen Riau pertama yaitu David Ruhde sebagai kantornya mulai 17 Juni 1785.
"Sebelum akhirnya pindah ke Benteng Krooonprins pada pertengahan 1786 “ujar Rendra Setyadiharja sebagaimana ia tuliskan dalam bukunya.
pariwisata Kepri
Dinas Pariwisata Kepri
Dispar Kepri
Pariwisata Batam
Pariwisata Tanjungpinang
Pariwisata Bintan
pariwisata Karimun
Pariwisata Lingga
Pariwisata Natuna
Pariwisata Anambas
Gubernur Kepri
Wakil Gubernur Kepri
Sekdaprov Kepri
Kadispar Kepri
Ansar Ahmad
Marlin Agustina
Adi Prihantara
Guntur Sakti
Pariwisata Kepri Mulai Berbenah, Ini Pandangan Pegiat Pariwisata Kepulauan Riau |
![]() |
---|
Fotografer Luar Negeri Ikut Explore Kepri 2025, Tampilkan Pariwisata Kepri Dari Sisi Lain |
![]() |
---|
Dispar Kepri Kejar Relaksasi Visa, Magnet Buat Dongkrak Kunjungan Wisman, Bangkitkan Pariwisata |
![]() |
---|
Guntur Sakti Beri 3 Pesan di Pelantikan HPI Kepri, Pramuwisata Punya Skill, Pengetahuan dan Attitude |
![]() |
---|
Wisata Kepri di Safari Lagoi Bintan, Pengunjung Bisa Lihat Satwa Liar Dari Dekat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.