Super Koalisi di Pilkada Batam 2024 Terjadi Dampak Hasil Pemilihan Presiden

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Sekretaris Karang Taruna Batam Ridho Arvan Dedzky menanggapi Pilkada Batam sangat sensi, namun memiliki dinamika tingkat tinggi setara dengan Pilkada di kota lainnya.

"Pilkada Batam ini sama seperti di Medan, Jakarta, Solo dimana Pusat sangat melirik. Apa yang terjadi hari ini tidak terlepas dari campur tangan orang-orang yang ada di pusat," ujar Ridho Arvam Dedzky, dalam program Mata Lokal Corner Tribun Batam 'Pilkada Batam, Anak Muda Bersuara', Kamis (25/7/2024).

Ridho menilai PDI Perjuangan merupakan partai yang kuat dan berani berbeda mengambil jalan yang konkret, bahkan menjadi oposisi.

"Ini terjadi di semua daerah Sumatera dan rata-rata wakilnya dari Gerindra," ujarnya.

Baca juga: Wakil Ketua PDIP Batam Singgung Politik Kartel terkait Pilkada Batam 2024

Menurutnya, calon untuk Pilkada Batam awalnya hanya ada dua orang. Lalu hanya dalam waktu dua bulan, semua hal menjadi tidak terduga, kondisi berubah.

Masih menurut Ridho, Pilkada di Batam dianalogikan seperti perang dunia kedua antara Jerman dan Rusia yang bersahabat sangat dekat.

Tetapi karena rasa ingin berkuasa, seperti politik, Jerman dan Rusia saling bertengkar hingga datang kekuatan super power Amerika ke salah satu pihak.

"Nah sekarang di Batam, siapa Jerman, siapa yang Rusia itu yang menarik?," ujarnya.

Menurutnya, hal ini terjadi bukan karena tidak ada kader dalam satu partai. Namun Pemilu (Pilpres dan Pileg) dan Pilkada diselenggarakan di tahun yang sama.

Baca juga: Politisi Muda Ini Nilai Amsakar Li Claudia Mampu Nakhodai Batam di Pilkada 2024

"Hasil pemilu presiden itu sangat berdampak ke daerah. Ketika satu calon telah diusung oleh partai besar, partai lain ini ada semacam ketakutan membuka poros baru," ujarnya. (TRIBUNBATAM.id / Yeni Hartati)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News