PARIWISARA KEPRI AMAN

Spesial Border Treatment untuk Kepri Diharapkan Gairahkan Kunjungan Wisman

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kepri Guntur Sakti menyampaikan empat isu strategis, termasuk kebijakan visa on arrival (VoA)

Tribun Batam
ISU STRATEGIS - Gubernur Provinsi Kepri dan Konsulat Jenderal Johor Baru yakni Sigit Suryantoro Widiyanto bersama narusmber lainnya membahas isu strategis kepariwisataan Kepri pada Tourism Forum 2024 di Aston Hotel Batam, Kamis (22/8/2024) 

Laporan Wartawan Tribunbatam.id, Batam, Aminuddin


TRIBUNBATAM.id, BATAM - Tourism Forum 2024 yang digelar di Aston Hotel pada Kamis (22/8/2024) mengangkat sejumlah isu penting untuk pengembangan pariwisata Kepri. Salah satunya spesial Border threatmant untuk Kepri.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kepri Guntur Sakti menyampaikan empat isu strategis, termasuk kebijakan visa on arrival (VoA).

"Salah satu isu strategis yang coba diangkat pada Tourism Forum 2024 adalah spesial Border threatmant," kata Guntur.

Guntur menjelaskan pariwisata Kepri merasa tidak kompetitif sebagai daerah perbatasan. Maka Gubernur Kepri mengambil inisiatif untuk mendorong relaksasi kebijakan visa karena karakter kunjungan wisatawan yang jarak pendek dan singkat tidak sesuai jika harus membayar visa Rp 500 ribu untuk 30 hari.

Baca juga: Festival Warisan Bunda di Lingga, Bangkitkan UMKM dan Pariwisata Kepri

"Maka Gubernur sudah menyurati beberapa kali Kementerian Hukum dan HAM serta Kementerian Keuangan meminta spesial policy untuk Kepulauan Riau untuk mengukuhkan posisi Kepri sebagai border tourism," ungkap Guntur.

Ia menyampaikan, kemungkinkan akan ada kabar menarik terkait kebijakan relaksasi visa tersebut. Ini akan menjadi kado menarik di hari ulang tahun Provinsi Kepri nanti,"kata Guntur.

Sementara itu, Direktur Pemasaran Kemenparekraf Ni Made Ayu Marthini mengungkapkan pihaknya sedang menyusun rencana induk pembangunan kepariwisataan. Menteri Pariwisata meminta agar Kepri diberikan atensi khusus karena posisinya sebagai perbatasan dengan Singapura dan Malaysia.

Ni Made Ayu Marthini menyampaikan pihaknya memahami harapan dan strategi yang disampaikan Dinas Pariwisata Kepri. Dia juga menjelaskan pariwisata dunia telah kembali 97 persen dibanding sebelum pandemi, meski distribusinya tidak merata. Indonesia sendiri sudah kembali sekitar 85%.

"Saya kemarin tiba dengan tim dan melihat perkembangan dari Kepulauan Riau, Batam dan Bintan terutama, perkembangan pembangunan infrastruktur dan atraksinya luar biasa, berbeda sekali dengan tahun lalu," puji Ni Made.

Baca juga: Kadispar Kepri Apresiasi Tanjungpinang Fest 2024, Dorong Pariwisata dan UMKM Makin Maju

Dis menyebutkan beberapa tantangan pariwisata Indonesia seperti keterbukaan dalam menerima wisatawan dan konektivitas. Namun dia optimistis Kepri berpotensi besar menarik wisatawan mancanegara maupun nusantara dengan keunikannya.

"Kami akan melakukan program Hot Wheels dan mohon dukungan serta kerjasama dari seluruh pelaku pariwisata. Kita akan coba dengan Singapura dulu setelah itu dengan Malaysia insyaAllah," jelas Ni Made.

Dalam Tourism Forum ini, pemerintah pusat melalui Kemenparekraf diharapkan dapat mendorong dua hal penting untuk meningkatkan daya saing pariwisata Kepri, yaitu relaksasi visa dan penurunan tarif transportasi udara dan laut. Hal ini akan mendukung target kunjungan 3 juta wisman yang ditetapkan Menteri Pariwisata untuk Kepri.

Dengan adanya dukungan dari pemerintah pusat dan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan pariwisata di Kepri, diharapkan isu strategis yang dibahas dalam Tourism Forum 2024 ini dapat segera terealisasi. (Min)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved