MATA LOKAL CORNER

Peran Wali Kota dan Wakilnya Menentukan Kebijakan Berlandas Budaya di Batam

Tim Amsakar Li Claudia, Jefi Chandra sebut, seorang wali kota memiliki peran penting dalam menentukan kebijakan. Dimana budaya juga ikut mempengaruhi

Penulis: Ucik Suwaibah | Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM
Tim Amsakar Achmad-Li Claudia, Jefi Chandra di Mata Lokal Corner, Kamis (12/9/2024) 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Dalam Pilkada Batam 2024, dua maestro budaya yakni Amsakar Achmad dan Hardi Selamat Hood akan bertarung memperbutkan kursi kekuasaan.

Dari kedua calon ini pastinya memiliki pandangan tentang bagaimana budaya dapat mempengaruhi kebijakan. 

Pengaruh budaya sangat besar terhadap arah kebijakan, terutama jika pengambil kebijakan memahami dan menghargai budaya lokal.

Tim Amsakar Li Claudia, Jefi Chandra mengatakan, seorang wali kota memiliki peran penting dalam menentukan kebijakan, meskipun begitu masukan dari wakil wali kota, budayawan, dan masyarakat tetap berharga. 

Baca juga: Gelar Kopdar Bersama Li Claudia, PSI Siap Menangkan ASLI di Pilkada Batam 2024

"Jadi menurut saya, lihat siapa dulu yang mengambil kebijakannya nih, jika pengambil kebijakan orang yang paham betul dengan kebudayaan di mana dia berpijak, Insya Allah dia akan bisa, dia akan mampu. Kita lihat Bang Amsakar nih merupakan calon wali kota," ujar Jefi Chandra dalam program Mata Lokal Corner Tribun Batam, Kamis (12/9/2024).

Ia menjelaskan sebagai calon wali kota, Amsakar akan bertanggung jawab untuk membuat kebijakan dan keputusan yang memengaruhi kota. 

"Orang yang mengambil atau membuat kebijakan mungkin itu sedikit bedanya jadi wali kotanya ya. Sangat besar tupoksi wali kota dengan wakil wali kota jauh berbeda," katanya.

Maka dari itu, kebijakan yang baik harus mempertimbangkan unsur budaya lokal, sehingga kebijakan ekonomi, politik, dan publik tidak hanya sekadar formalitas, tetapi juga mencerminkan identitas dan nilai-nilai budaya di Batam.

Baca juga: Jelang Pilkada Batam 2024, Kapolsek Sekupang Ajak FKUB Bahas Situasi Kamtibmas

"Budaya yang menjadi inti serapannya atau jadi tujuannya adalah kemanusiaan, identitas sebuah daerah Batam khususnya dengan eksistensi Batam. Budaya bukan hanya sebagai hiasan atau simbol, tetapi harus menjadi bagian integral dalam kebijakan," tambahnya.

Jefi menyampaikan, arah kebijakan ke depan diharapkan mampu mewarnai kehidupan masyarakat Batam dengan lebih mendalam. Menjadikan budaya tidak hanya simbol saja, namun sebagai elemen yang memperkuat jati diri daerah. (Tribunbatam.id/Ucik Suwaibah)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved