Cerita Warga Bintan yang Belum Terima Ganti Rugi Setelah Lahan Dibangun Bendungan

TRIBUNBATAM. id, BINTAN  - Embung Air Baku Hulu Bintan telah dimanfaatkan sebagai sumber air baku untuk kebutuhan kawasan perkantoran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bintan di Bandar Seri Bentan, Bintan Buyu.

Penggunaan itu sudah berjalan sejak sejak beberapa tahun terakhir. 

Meski begitu, sejumlah warga terdampak pembangunan Embung Air Baku Hulu Bintan belum menerima ganti rugi lahan sampai saat ini. 

Salah satunya, Linda, warga Tanjung Uban yang lahannya terdampak pembangunan Embung Air Baku Hulu Bintan pada tahun sekitar 2017. 

Dia mengaku bersama warga lainnya belum menerima ganti rugi lahan dari pembangunan embung sampai saat ini. 

Dari awal pengerukan lahan, dia bersama sejumlah warga terdampak lainnya sempat protes. 

Kegiatan pengerukan sempat dihentikan, tapi kata dia, dilanjutkan lagi. 

Dia mengatakan, mereka sempat membawa masalah ini ke dewan provinsi dan Ombudsman Kepri. 

Lalu, Ombudsman siap untuk mengawasi proses ganti rugi di lahan tersebut. 

"Ombudsman minta proses ganti rugi harus selesai akhir tahun 2024 ini," sebut Linda.

Sekda Bintan, Ronny Kartika saat dihubungi mengatakan, pihaknya telah menyiapkan anggaran sekitar Rp 5 miliar, untuk ganti rugi lahan Embung Air Baku Hulu Bintan. 

"On proses, kita lagi melengkapi dokumen untuk persyaratan ganti rugi. Mudah-mudah tidak ada kendala," katanya, Senin (21/10/2024).

Dia meminta warga untuk bersabar, karena Pemkab Bintan akan menyelesaikan permasalahan tersebut.

Berdasarkan pantauanTribunBatam.id,  lokasi tersebut kini sudah di genangi air yang cukup luas.

Bendungan itu tidak terlalu lebar, bentuknya  memanjang.

Disekelilingnya, ada rumput alang-alang yang tumbuh subur. 

Tidak ada satu rumah warga pun yang ada di area Bendungan tersebut.

Aktivitas pun tidak ada. Termasuk petugaspun tak ada di area itu.

Bendungan itu sampai hari ini, masih berjalan baik dan lancar. (TRIBUNBATAM.id/ Ronnye Lodo Laleng).

Baca berita Tribunbatam.id lainnya di Google News