Madu Kelulut Jadi Ladang Cuan Warga Resang di Lingga, Per Botol Dijual Rp50 Ribu 

Suyitno, warga Desa Resang, Kecamatan Singkep Selatan, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri manfaatkan lebah kelulut untuk budidaya madu

Penulis: Febriyuanda | Editor: Dewi Haryati
Madu Kelulut Jadi Ladang Cuan Warga Resang di Lingga, Per Botol Dijual Rp50 Ribu  - Suyitno-Lingga-budidaya-madu.jpg
Tribunbatam.id/Istimewa
Suyitno (50), salah seorang warga Desa Resang, Kecamatan Singkep Selatan, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri saat memanen usaha budidaya madu kelulut miliknya baru-baru ini.
Madu Kelulut Jadi Ladang Cuan Warga Resang di Lingga, Per Botol Dijual Rp50 Ribu  - Budidaya-madu-kelulut-Lingga.jpg
Tribunbatam.id/Febriyuanda
Babinsa Desa Resang Koramil 04/Dabo, Serda Junaidi dan Bhabinkamtibmas Polsek Dabo Polres Lingga, Bripda Faisal saat merasakan panen madu kelulut milik Suyitno di Desa Resang, Kecamatan Singkep Selatan, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri.
Madu Kelulut Jadi Ladang Cuan Warga Resang di Lingga, Per Botol Dijual Rp50 Ribu  - Budidaya-madu-kelulut-Resang-Lingga.jpg
Tribunbatam.id/Febriyuanda
Bentuk sarang kelulut yang dibudidaya oleh Suyitno (50), salah satu warga Resang, Kecamatan Singkep Selatan, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri

TRIBUNBATAM.id, LINGGA - Suyitno, warga Desa Resang di Kecamatan Singkep Selatan, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengembangkan usaha yang menjanjikan.

Ia memanfaatkan lebah kelulut, untuk membuat budidaya madu yang dilakukan di dekat perkebunan.

Kelulut sendiri merupakan salah satu jenis lebah tanpa sengatan. Lebah kelulut dimanfaatkan pria 50 tahun ini sebagai ladang cuan.

Suyitno memulai usahanya dengan mengambil potongan kayu di hutan yang disarangi kelulut untuk dijadikan tempat usahanya.

Baca juga: Cara Aman Mangatasi Sarang Lebah di Rumah Tanpa Harus Membasminya

Madu tersebut dihasilkan dalam sebuah tong yang ia buat berukuran persegi. Di situ terdapat potongan kayu yang disarangi kelulut.

Meski baru dijalani satu tahun, namun Suyitno sudah membuat 15 tong sarang budidaya lebah kelulut.

Usaha yang ia jalani saat ini merupakan hasil otodidak dari belajar lewat YouTube.

Hasil panen madu tersebut lalu dijual per botol kecil berukuran 100 ml, dengan harga Rp50 ribu.

"Untuk panennya satu bulan sekali sesuaikan dengan musim bunga. Kalau musim bunga bisa dalam satu tong sarang mencapai 7-8 botol," kata Suyitno kepada Tribunbatam.id belum lama ini.

Beda dengan madu lebah pada umumnya,  madu kelulut ini menghasilkan rasa asam-manis, yang menurutnya, berkhasiat untuk berbagai hal dalam kesehatan.

"Untuk pengambilan (panen-red) madu tergantung ada pesanan, karena madu ini jangka waktunya gak terlalu lama, sekitar 2-3 bulan dibiarkan rasanya akan masam," ujarnya.

Baca juga: Khasiat Madu Mentah yang Disebut Makanan Sehat Menurut Penelitian

Madu-madu tersebut ia pasarkan khususnya di wilayah Pulau Singkep dan sekitarnya.

Suyitno mengatakan, budidaya madu kelulut ini merupakan usaha yang menjanjikan.

Meski begitu, diakuinya masih banyak masyarakat di Lingga yang kurang tahu dengan madu kelulut, sehingga pesanannya belum sebanyak madu biasa. 

"Kalau ke depannya lebih maju, InsyaAllah ke depan akan dikembangkan lagi. Alhamdulillah ini menjanjikan, cuma masyarakat belum banyak yang tahu," tambahnya.

Sumber: Tribun Batam
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved