IMIGRASI BATAM
Tekan Kasus TPPO di Batam, Imigrasi Batam Bentuk Desa Binaan di Pondok Pesantren Sekupang
Dalam desa binaan, mereka memberikan sosialisasi TPPO serta layanan Eazy Paspor di Desa Binaan Imigrasi Pondok Pesantren Abdul Dhohir, Patam Asri
Penulis: Pertanian Sitanggang | Editor: Mairi Nandarson
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Direktorat Intelijen Keimigrasian Republik Indonesia memberikan perhatian khusus terhadap tingginya kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Kepri.
Untuk menekan kasus TPPO itu, Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam membentuk desa binaan di Sekupang, Batam.
Di desa binaan itu, mereka memberikan sosialisasi TPPO serta layanan Eazy Paspor di Desa Binaan Imigrasi Pondok Pesantren Abdul Dhohir, Patam Asri Sekupang, Minggu (1/12/2024).
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Bulan Bakti Kesehatan dan Penyuluhan Desa Binaan Imigrasi, yang diramaikan dengan berbagai aktivitas seperti sepeda santai, senam pagi, edukasi TPPO, hingga layanan kolektif Eazy Paspor, imigrasi juga memberikan 75 paspor terhadap pendakwah LDDI Batam.
Kepala kantor imigrasi khusus Batam, Hajar Aswad mengatakan kegiatan desa binaan yang dibalut sosialisasi menjadi langkah preventif dalam menekan kasus TPPO di Batam.
“Untuk pertama ini kita menggandeng LDII Batam dan menjadikan desa binaan untuk memberikan pemahaman terkait TPPO."
"Kita juga melakukan easy book dengan memberikan layanan pembuatan paspor terhadap 75 pendakwah,” ujar Aswad.
Baca juga: Bareskrim Ungkap Kasus TPPO di Kepri dan Sumut, Imbau Warga Batam Tak Tergiur Gaji Tinggi
Kata dia, program penerbitan paspor dengan metode jemput bola yang dilkakukan pihaknya juga berlaku untuk lembaga maupun kelompok masyarakat.
“Ini juga berlaku untuk masyarakat luas, Silahkan bersurat dengan kami,” katanya.
Direktur Intelijen Keimigrasian RI, Brigjen Anom Wibowo, usai meninjau perekaman paspor bagi pendakwah menyebutkan Kota Batam sebagai wilayah perbatasan memiliki peran strategis dalam pengawasan dan penegakan hukum terkait TPPO, apalagi Batam masuk kategori rawan kasus TPPO.
"Kami sangat mengapresiasi sambutan positif dari LDII Batam. Dengan kerja sama ini, saya yakin pengawasan terkait TPPO akan semakin maksimal," kata Brigjen Anom.
Ia juga mengingatkan pentingnya peran generasi muda, khususnya para santri dan santriwati, dalam membangun bangsa Indonesia.
"Kami berharap para santri dapat menjadi generasi yang kuat dengan berlandaskan delapan sektor pembangunan yang diusung LDII," tambahnya.
Melalui kegiatan ini, Brigjen Anom berharap seluruh elemen masyarakat, termasuk organisasi kemasyarakatan, dapat bersinergi dengan Imigrasi dalam memerangi TPPO.
Terakhir Ketua DPD LDII Batam, KH Rudi Budy Suhardi, menyampaikan apresiasinya atas inisiatif Imigrasi Batam dalam mengadakan program yang bermanfaat bagi masyarakat. Ia menegaskan komitmen LDII dalam mendukung program keimigrasian sekaligus membantu menyosialisasikan pentingnya pencegahan TPPO.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.