BKKBN Kepri
BKKBN Kepri Catat 86.449 Keluarga Berisiko Stunting di Kepri
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kepri Rohina sebut pihaknya mencatat sebanyak 86.449 Keluarga Berisiko Stunting (KRS) di Kepri.
Penulis: Pertanian Sitanggang | Editor: Dewi Haryati
BATAM, TRIBUNBATAM.id – Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mencatat sebanyak 86.449 Keluarga Berisiko Stunting (KRS) di Kepri, sementara baru 874 anak yang sudah memiliki orangtua asuh.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kepri Rohina mengungkapkan, saat ini di provinsi Kepri dari tujuh kabupaten kota yang ada tercatat sebanyak 86.449 KRS.
"Data ini sesuai dengan hasil Verifikasi dan Validasi (Verval) Keluarga Berisiko Stunting (KRS) Semester I tahun 2024," kata Rohina.
Sementara untuk penanganan stunting di Kepri, BKKBN Kepri terus berupaya mengajak semua pihak ikut berpartisipasi dalam pengentasan stunting yang ada di Kepri.

"Hari ini kita bersyukur juga dengan program yang baru diluncurkan oleh pak menteri, yakni Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting (GENTING). Dan kita berharap dengan program ini semakin banyak partisipasi dari semua pihak baik perusahaan, instansi dan juga perorangan yang ikut berpartisipasi dalam GENTING," kata Rohina.
Ia melanjutkan, untuk di Kepri sudah ada puluhan mitra kerja yang berpartisipasi dalam pengentasan stunting.
"Untuk di Batam sendiri sudah ada beberapa perusahaan yang ikut berpartisipasi, bahkan mereka sudah ikut sejak satu tahun terakhir," kata Rohina.
Adapun beberapa perusahaan dan organisasi profesi di Batam yang sudah ikut berpartisipasi dalam pengentasan stunting yakni PT. Batamindo Investment Cakrawala, PT Tunas Karya Indoswasta, PT Thiess Engineering Indonesia, Bank BNI, Bank BSI, APINDO Kepri , Forum Pemberdayaan Perempuan (FPPI) DPC Kota Batam dan masih banyak lagi yang lain," kata Rohina.
Baca juga: Rumah Asuh Terintegrasi di Batam: Upaya BKKBN Kepri Tekan Stunting dari Hulu
Rohina menjelaskan, bahwa GENTING mendorong masyarakat untuk membantu sejuta keluarga berisiko stunting di seluruh Indonesia. Dukungan ini dapat berupa bantuan nutrisi dan non-nutrisi.
Bantuan nutrisi yang merupakan pemberian pangan lokal kaya protein hewani dengan kecukupan gizi dalam bentuk makanan lengkap siap santap atau kudapan. Pemberian nutrisi diberikan berdasarkan standar minimal, Rp15.000/hari/orang selama 1.000 Hari Pertama Kehidupan/HPK. Pemberian bantuan nutrisi dapat dilakukan secara kolektif, dengan durasi disesuaikan dengan usia anak hingga usianya mencapai 2 tahun.
Dukungan lainnya yaitu bantuan non-nutrisi meliputi: perbaikan jamban dan rumah layak huni; akses air bersih; dan edukasi pencegahan (remaja, calon pengantin) dan penanganan (edukasi ibu hamil, pengasuhan, peningkatan kapasitas ekonomi).
Kenapa GENTING itu penting? Data menunjukkan bahwa satu dari lima balita di Indonesia mengalami stunting. Kondisi ini diakibatkan oleh kekurangan gizi kronis, yang memengaruhi tumbuh kembang fisik dan kecerdasan anak. Jika tidak segera ditangani, dampaknya akan meluas hingga ke daya saing generasi muda di masa depan.
Sementara dalam kegiatan tersebut, pihak Ketiga yang ikut dalam pengentasan stunting di Kepri yakni perwakilan dari Batamindo Agus Wibowo, mengatakan mereka sangat senang bisa ikut terlibat dalam program pemerintah.
Yang paling mereka suka dari program tersebut yakni bantuan yang disalurkan langsung kepada yang membutuhkan.
BKKBN Kepri Gelar Intensifikasi dan Integrasi Pelayanan KB di Dabo Singkep Lingga |
![]() |
---|
21 Sekolah Lansia BKKBN Kepri jadi Motor Program SIDAYA |
![]() |
---|
BKKBN Kepri Ajak Masyarakat Sukseskan PK-25, Kemendukbangga Perpanjang Hingga 31 Agustus 2025 |
![]() |
---|
GENTING Capai 90 Persen Target, Warga Kepri Diajak Gotong Royong Cegah Stunting |
![]() |
---|
Sambut HUT ke-80 RI, BKKBN Kepri Edukasi Quick Wins dan Gelar Layanan KB Gratis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.