Pariwisata Kepri Aman

Mengenal Lempar, Kuliner Favorit Khas Natuna Magnet Pariwisata Kepri

Lezatnya Lempar, kuliner tradisional khas dari Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.= magnet pariwisata Kepri.

Mengenal Lempar, Kuliner Favorit Khas Natuna Magnet Pariwisata Kepri - LEPAR-KHAS-NATUNA.jpg
TribunBatam.id/Birri Fikrudin
Nurseha (54) saat memanggang Lempar di Jalan Datuk Kaya Wan Mohammad Benteng, Kota Ranai. Dijual Rp2 ribu per butir.

 

Berikutnya, ketan yang sudah matang diisi dengan inti ikan berbumbu, dan dibungkus daun pisang, lalu dibakar di atas bara api. 

Aroma sedap dari daun pisang yang terbakar, menjadi ciri khas lempar dan menambah kelezatannya.

Lempar sangat cocok dijadikan camilan atau makanan pendamping, rasanya yang gurih dan mengenyangkan membuatnya digemari oleh semua kalangan, dari anak-anak hingga orang dewasa.

Kuliner khas ini, sangat mudah ditemui di Natuna. Tidak hanya di acara tertentu, tetapi juga di berbagai warung hingga di pinggir jalan kota Ranai.

Salah satu tempat yang terkenal adalah di pinggir jalan Datuk Kaya Wan Muhammad Banteng, Ranai. 

Dari kejauhan, tampak meja sederhana dengan panggangan yang mengeluarkan asap dan aroma sedap.

Lapak itu milik Nurseha (54), salah satu penjual lempar yang tengah sibuk memanggang dagangannya.

 

PEMANDANGAN - Pemandangan indah menjadi latar belakang Masjid Agung Natuna, satu masjid termegah di ujung utara Indonesia yang menjadi pusat spiritual dan destinasi wisata religi yang menawan. 
PEMANDANGAN - Pemandangan indah menjadi latar belakang Masjid Agung Natuna, satu masjid termegah di ujung utara Indonesia yang menjadi pusat spiritual dan destinasi wisata religi yang menawan.  (TRIBUN/Birri Fikrudin)

 

Satu per satu warga yang melintas berhenti untuk membeli makanan tradisional ini.

"Lempar ini salah satu makanan khas dari Natuna berbahan ikan, selain kernas dan tabal mando. Ini juga jadi olahan khas didaerah kami," ujar Nurseha kepada TribunBatam.id, Minggu (8/12/2024).

Ia menyebut, bahwa lempar dari Natuna berbeda dari daerah lain, baik dari segi pembuatan, rasa, maupun bahan. 

Nurseha mengatakan, resep yang ia gunakan adalah racikannya sendiri, yang ia pelajari dari orang tua terdahulu.

"Saya mulai jualan sekitar lima tahun lalu, awalnya antar ke warung-warung. Tapi mulai jualan di pinggir jalan baru sekitar empat bulan belakangan, ya lumayan lah hasilnya untuk nambah pemasukan," ungkapnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved