BAYI DI BATAM MENINGGAL USAI LAHIR

IDI Kepri Pelajari Dugaan Bayi Meninggal di Batam Setelah Lahir Karena Ibu Telat Dioperasi

IDI Kepri pelajari kasus dugaan bayi di Batam meninggal tak lama setelah lahir diduga pihak rumah sakit telat ambil tindakan ibu untuk operasi caesar

|
Penulis: Pertanian Sitanggang | Editor: Dewi Haryati
Ian Sitanggang
KARTU NAMA - Kartu nama berisi nomor telepon rumah sakit dan WhatApp Centre yang diberikan oleh bagian informasi Rumah Sakit Mutiara Aini Batam, Senin (6/1/2025). IDI Kepri pelajari kasus dugaan dokter terlambat menangani pasien yang hendak melahirkan melalui operasi di Rumah Sakit Mutiara Aini Batam. 

Saat itu kata Sindak, bidan memberikan informasi kehamilan istrinya sudah bukaan 8.

"Satu jam kemudian bidan datang dan melakukan pemeriksaan, air ketuban sudah pecah," kata Sindak.

Baca juga: Bayi Lahir di Speedboat Diberi Nama Putri Karunia Dewi

Hingga Senin (9/12/2024), pukul 04.30 WIB dinihari, perawat atau bidan yang ada di rumah sakit selalu datang untuk melakukan pengecekan kondisi kandungan bayinya.

"Per satu jam selalu di cek dan mereka mengatakan kondisi jantung bayi normal," kata Sindak.

Sekira pukul 05.00 WIB, Sindak mengganti popok istrinya. Saat itu dirinya melihat kondisi air ketuban cukup banyak dan warnanya hijau.

Sekitar pukul 06.00 WIB, petugas kembali melakukan pengecekan. Saat itu kondisi istrinya sudah semakin lemas dan pihak rumah sakit memasang oksigen.

Sekitar 3 jam setelah itu, yakni pukul 09.00 WIB, istrinya menjalani operasi caesar.

Sindak pun menunggu di pintu ruang operasi. 30 menit kemudian, dia dipanggil oleh dokter anak untuk melihat kondisi anaknya.

Dari penjelasan dokter, bayi yang baru lahir itu mengalami kondisi sulit bernapas, jantung melemah, badan dipenuhi kotoran. Pihak rumah sakit lalu mengambil tindakan penyedotan dari dalam tubuh bayi itu.

"Sekitar pukul 09.40 WIB, saya dan adik ipar saya dipanggil kembali oleh dokter karena anak saya sudah dipindah dari ruangan operasi ke ruangan NICU," ujarnya.

Dokter kembali menerangkan untuk mengambil tindakan penghisapan lendir dari paru-paru si bayi, serta memasukkan obat pemacu jantung.

Selanjutnya pada pukul 09.45 WIB, adik ipar dan bibinya dipanggil kembali untuk menyaksikan dokter memasukkan obat pemacu jantung yang kedua.

"Pukul 10.00 WIB, saya dipanggil kembali oleh dokter untuk menyaksikan mereka memasukkan obat pemacu jantung yang terakhir atau yang ketiga. Sekitar pukul 10.05 WIB, putri saya dinyatakan meninggal," kata Sindak.

Kematian sang putri yang sudah lama dinantikan itu, meninggalkan duka bagi pasutri di Batam ini.

Sindak kecewa dan menduga anaknya meninggal karena lambat diambil tindakan operasi dari pihak rumah sakit kepada si ibu.

Halaman
123
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved