Menyoal Dampak Upah Minimum Sektoral Terhadap Pengusaha dan Pekerja

Tribun Batam Podcast menghadirkan Ketua Apindo Kepri, Stanly Rocky menyoal seputar UMS hingga UMK 2025. Ada apa?

Ini sungguh berat, cuma mau gak mau kita terima secara terpaksa karena tidak ada pilihan.

Kalau bandingkan dengan negara-negara lain, Batam dari negara tetangga paling tinggi loh dalam hal ini.

Apalagi kalau kita bandingkan di Indonesia, Batam merupakan UMK yang sepuluh besar, wow.

Gimana industri mau hidup. Kita kalau lihat di Jawa atau dimana-mana, mereka yang UMK nya sudah tinggi, mereka sudah pindah ke Jawa Tengah, karena di  Semarang dan di sana UMK nya masih kurang.

Apa di Batam juga akan demikian, misalnya ada relokasi pabrik dalam hal ini.

Kita sebagai pengusaha menilai ini sebagai titik sulit untuk menyesuaikan ini semua, kita coba bicarakan ke costumer kita, bagaimana UMK ini naik dan kaitannya dalam penyesuaian harga dan lainnya.

Dalam detik ini sudah banyak pengusaha-pengusaha yang mulai mengeluh karena 6,5 itu sudah sangat tinggi.

Memang dampaknya sampai saat ini belum ada terjadi lah ya, bagikan gajikan di Januari awal.

Dalam hal ini juga masih awal tahun, kita masih belum melihat begitu berdampak.

Kita pun berharap tidak begitu berdampak, pengusaha-pengusaha di Indonesia kiranya mereka dapat menyesuaikan diri secepat mungkin sesuai aturan ini.

TB: Oke. Khusus Batam ini kan UMK sudah ditetapkan, tapi untuk UMS ini masih alot pembahasannya.

Bagaimana nantinya jika ada pressure dari pihak pekerja memaksakan kepada Gubernur untuk menandatangani permintaan mereka. Kalau tak salah itu 1,5 - 2,5 persen? 

SR : Nah sebenarnya saya ingin bahas begini.

Kemarin, sempat kita bahas dengan beberapa tokoh termasuk pak Gubernur, pak menteri dan kami bahas seperti ini. 

Kami bertanya terlebih dahulu, upah sektoral dalam hal ini tujuannya apa.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved