PEMBUNUHAN JANDA ANAK TIGA DI NATUNA
Psikolog Ungkap Kondisi Anak dari Korban Pembunuhan Janda di Natuna : Stabil, Namun Trauma Masih Ada
Pemkab Natuna berikan dampingan psikologis bagi anak dari korban pembunuhan janda tiga anak di Natuna
Penulis: Birri Fikrudin | Editor: Agus Tri Harsanto
TRIBUNBATAM.id, NATUNA - Setelah melalui masa pendampingan intensif, kondisi psikologis kedua anak DA (31), korban pembunuhan tragis di Natuna, kini berangsur stabil.
Psikolog Klinis UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Natuna, Sumarni menjelaskan, bahwa meskipun mereka sudah kembali beraktivitas, dampak trauma tetap memerlukan perhatian jangka panjang.
Menurutnya, kondisi psikologis kedua anak memiliki dinamika yang berbeda.
Sang abang yang kini duduk di kelas 3 SMP tampak lebih tenang, meskipun sempat menangis saat melihat jenazah ibunya di kamar mayat RSUD Natuna, dan saat proses pemakaman.
“Abangnya lebih stabil, meski di beberapa momen emosional, seperti saat melihat ibunya dimasukan ke liang lahat dan pulang dari pemakaman ia menangis. Namun, setelah itu kondisinya kembali normal,” ujar Sumarni saat dikonfirmasi Senin (20/1/2025).
Berbeda dengan abangnya, adik yang masih duduk di kelas 6 SD menunjukkan gejala syok yang cukup berat.
Baca juga: Nasib Tiga Anak Janda yang Tewas Dibunuh, Pemkab Natuna Berikan Pendampingan Psikologis ke Mereka
“Adiknya sempat mengalami demam ringan akibat trauma psikologis. Kondisi ini biasanya ditandai dengan pusing, jantung berdebar, dan perubahan suhu tubuh, yang bukan karena sakit fisik, melainkan efek syok,” jelasnya.
Namun, kondisi ini berangsur membaik dalam dua hari pasca kejadian.
“Alhamdulillah, pada hari kedua, kondisinya sudah normal kembali. Bahkan, ia bisa ikut mengantar jenazah ibunya ke kampung halaman untuk dimakamkan,” tambah Sumarni.
Setelah masa pendampingan awal selesai, UPTD PPA langsung berkoordinasi dengan ayah kandung kedua anak tersebut.
Hasil asesmen psikologis menunjukkan bahwa sang ayah mampu merawat mereka secara emosional dan fisik.
“Kami pastikan mereka berada di lingkungan yang aman. Kembalinya mereka ke aktivitas sehari-hari, seperti sekolah, sangat penting untuk mengurangi waktu melamun dan memulihkan rutinitas mereka,” terang Sumarni.
Meskipun telah dikembalikan kepada ayahnya, UPTD PPA Natuna akan terus memantau perkembangan kedua anak tersebut.
“Kami akan melakukan monitoring secara berkala untuk memastikan mereka tetap dalam kondisi baik, baik secara fisik maupun emosional,” tambahnya.
Sumarni menekankan pentingnya dukungan psikologis bagi anak-anak korban kekerasan. Pemulihan trauma membutuhkan waktu dan perhatian yang konsisten.
Pembunuhan Janda Tiga Anak di Natuna, Pengacara Tersangka Singgung Soal Hukuman |
![]() |
---|
Rekonstruksi Ungkap Fakta Pembunuhan Janda Tiga Anak di Natuna, Korban Tewas Dijerat Tali |
![]() |
---|
Breaking News, Rekonstruksi Pembunuhan Janda Tiga Anak di Natuna, Polisi Jaga Ketat TKP |
![]() |
---|
Keluarga Korban Pembunuhan Janda di Natuna Harap Pelaku Dihukum Seberat-beratnya |
![]() |
---|
Duka Mendalam Ayah dan Keluarga, di Balik Pembunuhan Janda Tiga Anak di Natuna |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.