DISKOMINFO NATUNA

Natuna Lampaui Target Nasional, Dinkes Sebut Stunting Masih Jadi Prioritas di 2025

Hingga Desember 2024, angka stunting di Natuna berhasil ditekan hingga 10,76 persen. Persentase ini di bawah target nasional yang 20 persen

Penulis: Birri Fikrudin | Editor: Dewi Haryati
Birri
BERI KETERANGAN - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna, Hikmat Aliansyah, beri keterangan soal penurunan angka stunting yang signifikan di Natuna pada 2024 

NATUNA, TRIBUNBATAM.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna, terus berupaya menurunkan angka stunting di wilayahnya pada 2025.

Hingga Desember tahun 2024, angka stunting di Natuna berhasil ditekan hingga 10,76 persen atau setara dengan 532 anak.

Persentase ini jauh di bawah target nasional yang sebesar 20 persen.  

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna, Hikmat Aliansyah mengungkapkan, pencapaian ini merupakan hasil dari berbagai program intervensi yang diterapkan, baik secara spesifik maupun sensitif.

Baca juga: Tekan Penurunan Stunting, Pemkab Natuna Tingkatkan Kapasitas Tim Percepatan Penurunan Stunting

"Kami tetap menargetkan angka stunting bisa terus turun di tahun 2025 ini. Salah satu langkah awal yang dilakukan saat ini, adalah program rembuk stunting berjenjang, dari tingkat desa hingga nasional," ujarnya kepada Tribunbatam.id, Rabu (5/2/2025).

Lanjutnya, salah satu wilayah dengan angka stunting tertinggi berada di Kecamatan Bunguran Timur, dengan 131 balita terdampak. 

Menurut Hikmat, faktor utama penyebab stunting itu, dipicu oleh kekurangan gizi sejak masa kehamilan hingga usia dua tahun, atau yang dikenal dengan 1.000 hari pertama kehidupan.

"Untuk Intervensi Spesifik, kita mulai dengan pemberian tablet tambah darah sebanyak 52 tablet per tahun kepada remaja putri, atau satu tablet per minggu," ujarnya.

Berikutnya, juga terdapat konseling pra nikah bagi calon pengantin, yang bekerja sama dengan KUA untuk mencegah risiko stunting sejak dini. 

Setelah menikah kemudian hamil, juga disediakan program K6 (Kunjungan Enam Bulan) untuk ibu hamil, termasuk layanan dua kali USG gratis, hingga pemberian tablet tambah darah dan vitamin.

Setelah bayi lahir, ibu dianjurkan untuk melakukan pemantauan tumbuh kembang anak melalui posyandu, termasuk vaksinasi dan pengukuran berat serta tinggi badan.

Tidak hanya itu, pemberian makanan tambahan bagi bayi dengan gizi kurang atau gizi buruk, juga disiapkan pihaknya.

Baca juga: Diseminasi Data Keluarga Beresiko Stunting di Kepri, Tren Menurun Signifikan

"Sedangkan Intervensi Sensitif itu, seperti penyediaan air bersih dan sanitasi yang lebih baik, edukasi gizi dan pola pengasuhan yang sehat, peningkatan akses pangan bergizi, melalui kerja sama lintas sektor dan anggaran desa untuk bantuan makanan tambahan bagi anak stunting," ujar Hikmat.

Dengan strategi yang terintegrasi ini, Pemkab Natuna optimistis dapat terus menekan angka stunting hingga di bawah 10 persen pada tahun 2025. 

"Kami berharap bisa menurunkan angka stunting ini lebih jauh lagi, sehingga anak maupun ibu hamil di Natuna ini semuanya dalam keadaan sehat dan bebas dari stunting," tutup Hikmat. 

(TRIBUNBATAM.id/Birri Fikrudin)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved