Meski Turun, Harga Cabai di Bintan Masih Mahal, Sejumlah Warga Pilih Cabai Kering
Meski sudah turun harga dari sebelumnya, warga masih keberatan dengan harga cabai di Bintan yang masih mahal. Alhasil warga beli cabai kering
Penulis: ronnye lodo laleng | Editor: Dewi Haryati
BINTAN, TRIBUNBATAM.id - Harga cabai di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) masih tergolong tinggi.
Padahal baru-baru ini berbagai jenis cabai di Pasar Baru Tanjunguban, Kecamatan Bintan Utara alami penurunan.
Perubahan harga cabai itu dinilai warga setempat masih mahal.
Harga cabai merah sebelumnya di kisaran harga Rp85 ribu-Rp90 ribu per kilogram.
Baca juga: Harga Cabai Rawit di Pasar Ranai Natuna Kepri Kembali Meroket, Pembeli Mengeluh
Saat ini cabai merah di harga Rp70 ribu-Rp75 ribu per kilogram.
“Harga cabai merah masih tinggi, turun-turun sedikit. Biasanya hanya Rp50 ribu sampai Rp60 ribu per kilogram saja," kata pedagang cabai, Supatmi, Kamis (13/2/2025).
Sementara itu, harga cabai rawit sebelumnya di kisaran harga Rp95 ribu sampai Rp97 ribu per kilogram.
Saat ini harga cabai rawit di kisaran Rp90 ribu sampai Rp95 ribu per kilogram.
Cabai hijau di harga Rp55 ribu sampai Rp60 ribu per kilogram.
Cabai nano di kisaran harga Rp90 ribu per kilogram dan harga cabai kering di kisaran Rp80 ribu per kilogram.
Kenaikan harga cabai mulai terjadi akhir tahun 2024 lalu.
“Mahalnya sebelum tahun baru, Imlek kemarin sempat turun tapi sedikit saja sampai sekarang," ungkapnya.
Ia tidak tahu pasti penyebab harga cabai masih tinggi.
Baca juga: Harga Cabai Merah di Pasar Batam Tembus Rp80 Ribu per Kilogram, Ibu-ibu Menjerit
Ada beberapa kemungkinan, di antaranya pasokan dari daerah penghasil cabai di antaranya Aceh, Pulau Jawa dan Nusa Tenggara Barat (NTB) menurun.
“Jika stok menipis, harga pasti melonjak,” ujarnya.
Saat ini kondisi ekonomi lagi redup. Banyak pegawai yang belum gajian, sehingga membuat daya beli menurun dan berimbas terhadap pedagang.
Harga cabai saat ini pun mendapat keluhan dari masyatrakat.
Banyak emak-emak di wilayah Tanjung Uban mengeluarkan unek-uneknya.
Salah satunya adalah Hayati. Dia mengeluhkan harga cabai yang masih tinggi. Ia merasa keberatan dengan harga segitu. Namun apa daya, ia terpaksa merogoh kantong lebih banyak.
"Saya harus mengeluarkan uang lebih untuk beli cabai," ujarnya.
Saking mahalnya, dia mengaku kadang beli cabai kering saja. Karena keluarga besar di rumahnya wajib makan cabai setiap hari.
"Kami sudah terbiasa makan pedas, mau tidak mau harus beli cabai,” sebutnya.
Ia berharap Pemerintah Kabupaten Bintan bisa mengatasi persoalan ini, agar harga cabai tidak merangkak naik lagi, terlebih jelang Ramadan 2025. (TRIBUNBATAM.id/ Ronnye Lodo Laleng)
Baca berita Tribunbatam.id lainnya di Google News
BMKG Ungkap Potensi Banjir Rob di Batam, Tanjungpinang, Bintan, Karimun dan Lingga |
![]() |
---|
Cek Kesehatan Gratis Sasar Sekolah Dasar dan SMP di Bintan, Orang Tua Respons Positif |
![]() |
---|
Polsek Bintan Timur dan Pemangku Adat Ajak Warga Tidak Gampang Terprovokasi Berita Hoaks |
![]() |
---|
Bawaslu Bintan dan Komisi II DPR RI Evakuasi Pilkada, Minta Masukan Revisi UU Pemilukada |
![]() |
---|
Perusahaan di Bintan Ekspor 28 Ribu Ayam Hidup ke Singapura via Tanjungpinang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.