HUMAN INTEREST
Kisah Hidup Pemulung di TPA Punggur Batam, Bertaruh Nyawa Mengais Rupiah dari Timbunan Sampah
Kisah hidup pemulung di TPA Punggur Batam mengais Rupiah dari timbunan sampah terungkap dari Andi, pria asal Medan yang 10 tahun merantau ke Batam.
Penulis: Ucik Suwaibah | Editor: Septyan Mulia Rohman
Meski alat berat masih bekerja menggeser dan menumpuk sampah.
Mereka tetap nekat berkerumun, berharap mendapatkan lebih banyak barang layak jual.
Baca juga: Bantu Atasi Sampah di Batam, UPT TPA Telaga Punggur Terima Satu Buldozer Baru dari APBD 2025
Bertaruh keselamatan menjadi risiko yang harus diterima.
Risiko terkena alat berat, tergores paku, atau terluka oleh pecahan beling menjadi ancaman setiap hari.
Andi mengaku ada larangan yang harus dipatuhi di area pembuangan sampah tersebut.
"Ya, namanya cari rezeki, kita sudah tahu risikonya. Yang penting hati-hati," kata Andi dengan nada pasrah.
Namun, kehati-hatian tak selalu menjamin keselamatan.
Baca juga: Bantu Atasi Sampah di Batam, UPT TPA Telaga Punggur Terima Satu Buldozer Baru dari APBD 2025
Banyak pemulung mengalami luka-luka akibat kondisi TPA yang penuh benda tajam dan limbah berbahaya.
Bagi Andi, rasa takut itu selalu ada, tetapi ia tak punya pilihan.
"Kena paku dan beling itulah yang sering. Namanya nyari makan untuk hidup, ya harus berusaha," ucapnya pelan.
Di usianya yang masih produktif ini Andi memilih bertahan dalam pekerjaan ini ketimbang menganggur.
Meski penghasilan tak menentu, ia bersyukur masih diberi kesehatan hingga kini.
Dalam penuturannya, meski bekerja seperti sekarang ini belum tentu membuatnya kaya.
Baca juga: Jadwal Kapal Roro Tanjung Uban Bintan ke Telaga Punggur Batam Hari Kamis 13 Februari 2025
Namun setidaknya ia tak menjadi beban orangtuanya.
Kehadiran ratusan pemulung di TPA Punggur di Batam tak hanya menjadi cerita tentang perjuangan hidup, tetapi juga tantangan bagi para pekerja di sana.
| Kisah Sumiarni Kuliahkan Anak ke Mesir dari Usaha Kios di Batam: Jangan Tinggal Salat, Jauhi Riba |
|
|---|
| Senyum Uteh 21 Tahun Mengabdi sebagai Honorer Sekolah di Lingga, Kini Sah Jadi PPPK Kepri |
|
|---|
| Titik Balik Kehidupan Wanda Hamidah, Pernah Tawarkan Jasa Yoga dari Pintu ke Pintu |
|
|---|
| Kisah Didik Setiawan, Seniman di Natuna Ubah Kayu Lokal Jadi Karya Bernilai Tinggi |
|
|---|
| Jemaah Haji Batam Meninggal di Tanah Suci, Yusman Johar Sosok Guru Berdedikasi Tinggi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.