Korupsi Pertamina

Viral Video Mobil MV3 Garuda Presiden Prabowo Isi Bensin di Shell, Netizen Singgung Pertamax Oplosan

Setelah ramai jadi sorotan warganet terkait mobil Presiden RI 1 tersebut, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi angkat bicara.

Editor: Eko Setiawan
Tangkapan layar X
MOBIL PRESIDEN: Viral di medsos mobil maung Presiden RI Prabowo Subianto mengisi bahan bakar di Shell. Viral di media sosial mobil MV3 Garuda Prabowo Subianto mengisi bensin di Shell, Istana buka suara beri penjelasan. 

TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Heboh kasus pengoplosan BBM yang dilakukan oleh para mafia di Pertamina akhir-akhir ini membuat warga memilih untuk membeli bensin di Shell ketimbang di SPBU milik Pertamina.

Bahkan kini, beredar video mobil MV3 Garuda Prabowo Subianto mengisi bensin di Shell.

Video ini kemudian menjadi viral karena dikait-kaitkan dengan adanya kasus Korupsi di Pertamina.

Dalam video tersebut, mobil berwarna putih itu tampak berada di Shell untuk mengisi bensin.

Di narasi yang beredar, publik mengaitkannya dengan korupsi di Pertamina, di mana bensin jenis Pertamax dioplos dari Pertalite.

Kasus ini tentu membuat masyarakat menjadi khawatir untuk mengisi bensin di Pertamina.

Setelah ramai jadi sorotan warganet terkait mobil Presiden RI 1 tersebut, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi angkat bicara.

Menurut Hasan, video itu sudah diambil sejak empat bulan yang lalu.

"Coba cek itu video berapa bulan yang lalu. Itu sekitar 4 bulan yang lalu," ujar Hasan saat dimintai konfirmasi Kompas.com, Jumat (28/2/2025) malam.

Hasan menjelaskan, pengisian BBM bisa dilakukan di mana saja tanpa tendensi apa pun.

Dia turut meluruskan bahwa mobil Maung Garuda itu diisi bensin di Shell sebelum Prabowo menjadi Presiden RI.

"Mengisi BBM bisa di mana saja tanpa tendensi apa pun," ucapnya.

"Itu sebelum jadi mobil Presiden. Belum ada pelat Indonesia 1 atau RI 1," imbuh Hasan.

DPR Tanggapi Lelucon Pertamax, Pertalite versi Tidak Antre

Anggota Komisi VI DPR RI Sadarestuwati menyebut, beredar lelucon di masyarakat bahwa bensin jenis Pertamax milik Pertamina sebenarnya adalah Pertalite versi tidak antre.

Terkait beredarnya lelucon tersebut, Sadarestuwati meminta agar Pertamina tidak menyalahkan rakyat atas ketidakpercayaan mereka terhadap Pertamina.

"Pertamina itu harus menghadirkan BBM yang murah dan berkualitas untuk kesejahteraan rakyat. Kasus ini justru memperlihatkan bahwa Pertamina hadir untuk penderitaan rakyat. Ini serba kacau dan berkebalikan. Sampai beredar luas itu lelucon Pertamax adalah Pertalite yang enggak antre. Jangan disalahkan rakyat merasa ada trust issue dan marah," ujar Sadarestuwati dalam keterangannya kepada Kompas.com, Jumat (28/2/2025).

Sadarestuwati lantas meminta pemerintah, Pertamina, dan Kejaksaan Agung untuk mengaudit keseluruhan proses pengadaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi Pertalite RON 90 dan Pertamax RON 92.

Proses tersebut, menurut dia, harus dilakukan secara transparan mengingat kepercayaan berkurang kepada penyelenggara negara, menyusul kasus mega korupsi Pertamina yang ditangani Kejaksaa Agung (Kejagung).

Dia berpandangan bahwa aroma kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) memang sangat menyengat di tubuh perusahaan pelat merah tersebut sejak beberapa tahun terakhir.

"Kami mendengar bahwa kerugian negara yang ditangani Kejaksaan Agung sebesar Rp 193,7 triliun, itu baru perhitungan di satu tahun saja, bukan kerugian selama periode 2018-2023. Artinya, penyelenggaraan BBM ini telah melenceng dari tujuan awalnya," katanya.

Baca juga: Jejak Karier Riva Siahaan Dirut PT Pertamina yang Oplos Pertamax Vs Istrinya Seorang Guru Yoga

Sadarestuwati mengatakan, Komisi VI DPR akan segera memanggil Pertamina untuk segera menangani masalah Pertalite dan Pertamax dengan solusi yang jelas.

Dia menyebut bahwa ada pula dugaan bahwa kasus ini merupakan fenomena gunung es.

"Coba dihitung, ada berapa konsumen di pabrikan mobil dan bengkel mobil yang mengadu ke Komisi VI terkait urusan 'Pertalite yang enggak antre' ini. Korbannya itu masyarakat lho, jangan dianggap enteng. Saya akan minta Badan Perlindungan Konsumen ikut turun tangan biar komprehensif," ujar Sadarestuwati.

Sadarestuwati pun berharap agar proses audit dan penyelidikan secara menyeluruh terhadap pengadaan BBM Pertamina benar-benar dilandasi prinsip transparansi dan tidak pandang bulu.

Sebab, menurut dia, masih ada dugaan konflik kepentingan di dalam Pertamina.

"Rakyat tahu itu masih ada kaitannya dengan nepotisme. Benar itu, rakyat tahu tapi mereka diam tak berani bersuara," katanya.

Sementara itu, dia mengungkit rakyat yang menggunakan Pertamax, tapi beberapa kali mesin kendaraannya mengalami kendala kecil seperti tarikan gas kurang lancar.

"Kan kecewa rakyat sudah beli BBM non-subsidi ternyata diperlakukan seperti ini," ujar Sadarestuwati.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul VIRAL Mobil Maung Garuda Isi Bensin di Shell, Ini Penjelasan Istana , https://www.tribunnews.com/nasional/2025/03/01/viral-mobil-maung-garuda-isi-bensin-di-shell-ini-penjelasan-istana?page=all.

Editor: Theresia Felisiani

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved