Nelayan Lokal Anambas Resah, Puluhan Kapal Ikan Asing Marak Melaut di Perairan Kepri

Nelayan lokal Anambas kembali resah dengan aktivitas kapal ikan asing di perairan mereka biasa melaut. Pengurus HNSI memberi atensi serius terkait ini

TribunBatam.id/Istimewa
NELAYAN ANAMBAS - Potret nelayan Anambas memperlihatkan aktivitas kapal ikan asing yang masuk perairan Anambas beberapa waktu lalu. Konflik antara nelayan lokal dengan kapal ikan asing pencuri hasil laut kembali mencuat. 

TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Konflik nelayan di Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) kembali mencuat.

Baru-baru ini, nelayan lokal Anambas kembali menjumpai maraknya kapal ikan asing Vietnam yang melaut di perairan Anambas.

Selama bulan Maret ini, sudah beberapa kali menemukan bahkan berpapasan dengan kapal ikan asing yang diduga mencuri ikan.

Nelayan lokal turut memotret atau mendokumentasikan aktivitas kapal ikan asing tersebut yang diduga menggunakan jaring (trawl) atau cantrang untuk mengambil ikan di laut Indonesia.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Kepulauan Anambas, Dedi Syahputra mengatakan, aktivitas kapal ikan asing Vietnam semakin marak di perairan Anambas.

Baca juga: Kejari Natuna Tenggelamkan Dua Kapal Ikan Asing Asal China di Perairan Pulau Setanau

Dari koordinasi nelayan yang ia terima, kapal ikan asing itu berada di area utara atau 20 mil dari Tarempa, Kecamatan Siantan.

"Titik koordinatnya yang kami terima dari nelayan tanggal 16 Maret ada di koordinat 02.39.340.N dan 106.37.852.E," ucapnya saat dikonfirmasi awak media, Selasa (18/3/2025).

Ia menyebutkan, masuknya kapal ikan asing secara ilegal ini terpantau mencapai puluhan kapal.

"Laporan ke kami kurang lebih lima puluhan, bang," terangnya.

Menurut Dedi, maraknya aktivitas kapal ikan asing ini tidak hanya merugikan dan mengganggu kedaulatan Negara, tapi juga mengancam kemaslahatan nelayan.

Baca juga: Kapal KKP RI Tangkap Kapal Ikan Asing Malaysia Curi Hasil Laut di Selat Malaka

Nelayan tradisional lepas pantai mengalami kehilangan serta kerusakan alat tangkap ikan, termasuk keselamatan nyawa yang ikut terancam.

"Nelayan Anambas harus pergi dari perairannya sendiri, nyawa mereka terancam dan bahkan mengalami kerugian begitu besar, karena alat penangkapan yaitu seperti bubu ikan mereka rusak, sebagian besar hilang terbawa jaring cantrang dan kapal ikan asing," katanya.

Selain kerugian itu, jelas Dedi, ruang konservasi ekosistem terumbu karang juga mengalami kerusakan dan hilang akibat sapuan kapal.

Nelayan lokal pun kehilangan wilayah tangkapannya untuk waktu yang panjang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved