Berkah Ramadan, Manisnya Rezeki Pedagang Kue Kering Khas Lebaran di Natuna Kepri

Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, suasana di setiap sudut kota Ranai, Kabupaten Natuna, semakin semarak dengan hadirnya penjual kue kering

Penulis: Birri Fikrudin | Editor: Prawira Maulana
Birri
Raja Azimah pedagang aneka kue kering khas lebaran di Ranai, Kabupaten Natuna saat dijumpai di lapaknya. 

Laporan Wartawan Tribun Batam, Birri Fikrudin

TRIBUNBATAM.id, NATUNA - Ramadan tak hanya membawa kedamaian, tetapi juga berkah yang melimpah bagi segelintir orang.

Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, suasana di setiap sudut kota Ranai, Kabupaten Natuna, semakin semarak dengan hadirnya penjual kue kering khas Lebaran.

Berbagai jenis kue mulai dari nastar, kastengel, hingga kacang-kacangan, tersusun rapi di lapak meja-meja panjang di pinggir jalan.

Bagi para pedagang, momen ini juga kesempatan emas untuk meraup rezeki yang berlimpah.

Salah satunya Raja Azimah (47), warga Ranai yang setiap tahunnya rutin berjualan kue Lebaran.

Lapaknya tepat berada di depan toko kelontong miliknya di Jalan Soekarno-Hatta, Ranai Kota.  

Sepekan menjelang lebaran, kesibukan di lapaknya semakin terasa.  

Pelanggan datang silih berganti, untuk memilih kue yang akan mengisi meja ruang tamu mereka saat hari raya tiba. 

Senyum wanita yang akrab disapa Azimah itu tampak merekah, melihat antusiasme pembeli yang mulai berdatangan.

Ia mengaku mulai membuka usahanya sejak 10 Maret lalu, namun peningkatan signifikan baru terjadi dalam dua hari terakhir.

"Saya sudah mulai buka dari 10 Ramadan, tapi ramainya baru dua hari ini, karena sudah mendekati Lebaran," ujarnya kepada tribunbatam.id Minggu (23/3/2025).

Menurutnya, dalam sehari omzetnya bisa mencapai Rp12 juta, jauh lebih tinggi dibandingkan hari-hari sebelumnya, yang hanya berkisar Rp5 juta terutama saat cuaca kurang bersahabat.  

"Alhamdulillah, untuk dua hari ini lumayan, hari ini kita dapat sekitar Rp12 juta. Sebelumnya cukup sepi karena musim hujan, biasanya cuma rata-rata Rp4 hingga Rp5 jutaan per hari," ungkapnya.  

Meski tetap menguntungkan, Azimah merasakan adanya penurunan daya beli dibanding tahun sebelumnya.

 Jika dulu pada hari-hari awal, ia sudah bisa meraup Rp8 juta per hari, tahun ini hanya sekitar Rp2 juta di awal pembukaan.  

"Bahkan tahun lalu saya pernah dapat Rp20 juta lebih dalam sehari. Tahun ini seperti jauh menurun. Daya beli masyarakat berkurang," katanya.

Tidak hanya menjual produk sendiri, Azimah juga membuka peluang bagi pelaku usaha lokal, yang ingin menitipkan kue kering mereka di lapaknya. 

Dengan biaya titip Rp2 hingga Rp5 ribu per item, sistem ini memberikan keuntungan bagi para pembuat kue rumahan, yang ingin menjangkau lebih banyak pembeli.  

"Kue yang dijual di sini bukan hanya milik saya. Saya juga menerima titipan dari pelaku usaha lokal. Jadi, mereka juga bisa ikut merasakan berkah dari momen Lebaran ini," jelasnya.  

Harga yang dibanderol juga beragam dengan berbagai kemasan. Mulai dari Rp15 ribu hingga Rp35 ribu per bungkus, tergantung jenisnya.

Selain kue kering, dua hari menjelang Lebaran ia juga berencana menambah stok kue basah, yang kerap diminati dan diburu sebelum hari raya.

Meskipun hanya dijalankan selama bulan Ramadan, usaha ini terbukti menjadi sumber pendapatan utama bagi Azimah dan keluarganya.

Selama puluhan tahun ia menjalankan bisnis ini, hasilnya mampu membantu perekonomian keluarga, termasuk membeli kebutuhan Lebaran anak-anaknya.  

"Alhamdulillah, sudah sekitar 20 tahunan saya jualan ini, dan menjanjikan. Bisa bantu ekonomi keluarga dan beli baju Lebaran anak-anak," katanya dengan senyum.  

Dengan semakin dekatnya Hari Raya, pelaku usaha seperti Azimah berharap dagangan mereka bisa terus laris manis, dan bisa menyambut hari kemenangan dengan hati yang penuh syukur. (Brf).

(TRIBUNBATAM.id/Birri Fikrudin).

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved