Disbudpar Tanjungpinang

Disbudpar Tanjungpinang Usulkan 6 Tradisi Jadi Warisan Budaya, Termasuk Pijak Tanah Mekah

Disbudpar Tanjungpinan usulkan Astakona, Cara Bekain Perempuan Melayu, hingga Upacara Pijak Tanah Mekah, jadi Warisan Budaya Takbenda Nasional 2025

Penulis: Endra Kaputra | Editor: Dewi Haryati
zoom-inlihat foto Disbudpar Tanjungpinang Usulkan 6 Tradisi Jadi Warisan Budaya, Termasuk Pijak Tanah Mekah
Diskominfo Tanjungpinang
WARISAN BUDAYA - Prosesi upacara Pijak Tanah Mekah di Tanjungpinang diusulkan jadi warisan budaya oleh Disbudpar Tanjungpinang bersama sejumlah tradisi budaya lokal lainnya.

TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id - Pemerintah Kota Tanjungpinang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) mengusulkan enam tradisi budaya lokal untuk ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Nasional tahun 2025.

Tradisi yang diajukan antara lain Astakona, Cara Bekain Perempuan Melayu, Aqikah, Baju Potong Cina, Baju Gunting Pahang, serta Upacara Pijak Tanah Mekah.

Dari keenamnya, Pijak Tanah Mekah menjadi yang paling mendesak untuk dilestarikan. 

Ritual yang diperkirakan telah berusia hampir hampir 200 tahun ini, kini mulai jarang dilaksanakan, dan dikhawatirkan akan punah jika tidak segera dijaga keberlangsungannya.

Baca juga: Tarian Zapin Jadi Warisan Budaya, SMPN 1 Singkep Lingga Lestarikan Lewat Gelar Karya

Terakhir kali prosesi ini digelar pada Hari Raya Idulfitri (1/4/2025), lalu oleh Raja Anwar, yang membawa cucunya menjalani upacara tersebut.

“Sebelum cucu saya menginjak tanah, saya anjurkan anak saya untuk membawanya ke Masjid Raya Sultan Riau Penyengat guna melaksanakan ritual Pijak Tanah Mekah. Ini warisan budaya yang patut kita jaga,” ujar Raja Anwar, Minggu (13/4/2025).

Pamong Budaya Madya Disbudpar Tanjungpinang, Syafaruddin, menegaskan bahwa Pijak Tanah Mekah bukan sekadar tradisi, melainkan upacara sakral yang diyakini membawa keberkahan bagi anak-anak yang menjalaninya.

“Ini adalah warisan yang sangat sakral. Kita harus terus menghidupkannya agar tidak hilang ditelan zaman. Meski biasanya dilakukan pada dua hari raya besar, sebenarnya bisa saja dilaksanakan kapan pun sesuai kesiapan keluarga,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Disbudpar Tanjungpinang, Muhammad Nazri, menyampaikan ke depan pihaknya akan terus memperkuat dokumentasi terhadap berbagai Warisan Budaya Takbenda yang dimiliki daerah.

“Langkah ini merupakan wujud komitmen dan kepedulian kita terhadap pelestarian budaya Melayu yang telah diwariskan oleh para leluhur,” pungkasnya. (Tribunbatam.id/endrakaputra)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved