ANAMBAS TERKINI

Perusahaan Migas dan Nelayan di Anambas Bangun Persepsi Bahaya Melaut di Anjungan Eksplor Migas

Keselamatan melaut sebagai langkah strategis perlindungan nelayan lepas pantai menjadi topik penting dalam diskusi publik lintas sektoral Kabupaten Ke

TRIBUNBATAM.id/Noven Simanjuntak
Diskusi publik edukasi keselamatan laut sebagai perlindungan nelayan di perairan lepas pantai Anambas, Senin (28/4/2025). 

TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Keselamatan melaut sebagai langkah strategis perlindungan nelayan lepas pantai menjadi topik penting dalam diskusi publik lintas sektoral Kabupaten Kepulauan Anambas.

Dibuka resmi oleh Asisten 2 Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Anambas, Ody Karyadi, acara kolaborasi Harbour Energy dan Komunitas Kompak ini memberi arah penentu keselamatan nelayan saat melaut di area lepas pantai.

Diskusi publik mengenai edukasi bagi para nelayan ini melibatkan perwakilan nelayan dari tiga kecamatan seperti Kecamatan Palmatak, Siantan dan Siantan Timur.

Community Investment Manager Harbour Energy, Andri Krisdianto mengatakan, acara diskusi publik ini dilaksanakan sebagai bentuk perhatian terhadap keselamatan dan perlindungan nelayan Anambas saat melaut di area lepas pantai.

Dari informasi yang pihaknya himpun, aktivitas sejumlah nelayan masih terdeteksi beraktivitas di kawasan anjungan lepas pantai offshore tambang minyak dan gas (migas).

Dengan adanya hal tersebut menimbulkan keprihatinan pihaknya, akan potensi bahaya yang dapat mengancam keselamatan kapal-kapal nelayan yang beraktivitas di area tersebut.

"Informasi dari unit operation disinyalir ada kapal nelayan yang masuk ke area larangan anjungan lepas pantai kami. Tapi ini belum dapat diketahui, nelayan dari mana karena belum teridentifikasi dan masih investigasi kami," ucapnya saat diwawancarai, Senin (28/4/2025).

Menurutnya, potensi ancaman area anjungan lepas pantai tambang migas yang berbahaya bukanlah omong kosong belaka.

Pihaknya memastikan, anjungan migas rawan ledakan dan rawan kebocoran gas yang dapat mengancam nyawa para nelayan yang beraktivitas maupun kapal-kapal yang melintas dekat.

"Anjungan itu rawan ledakan, apalagi peralatan melaut nelayan kan juga ada yang bersumber dari api dan sebagainya, selain itu kawasan ini juga rentanĀ  kebocoran gas dan terakhir jaring nelayan juga dapat berpotensi terseret material di bawah laut, sehingga mengganggu operasi," ungkapnya.

Pihaknya pun berharap, acara yang disejalankan dengan momentum Hari Nelayan Nasional ini dapat menjadi pemahaman penting bersama khususnya nelayan agar tidak lagi melaut di area anjungan offshore migas.

"Harapannya juga aktivitas kapal nelayan atau kapal lainnya dapat berkurang, sehingga nelayan aman. Istilahnya jangan karena potensi ikan banyak di sana, tapi kalau justru mengancam nyawa kan sia-sia saja. Anak dan isteri masih menunggu di rumah," jelas Andri.

Sementara itu, perwakilan nelayan Palmatak Yupin, tak menampik adanya aktivitas para nelayan melaut di kawasan anjungan offshore migas.

Ia menjelaskan, dengan kondisi ikan yang semakin terbatas di kawasan pesisir saat ini memaksa mereka untuk melaut ke lepas pantai.

Namun dengan jumlah ratusan nelayan per desa atau ribuan nelayan se kabupaten, tidak semuanya memahami aturan larangan maupun ancaman bahaya kawasan anjungan offshore migas.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved