BUAYA DI TANJUNGPINANG SERANG WARGA
Bertarung Nyawa dengan Buaya, Nelayan di Tanjungpinang Selamat Setelah Duel Maut
Sebuah insiden mencekam nyaris merenggut nyawa seorang nelayan tradisional di perairan Tanjungpinang, Minggu (19/5) pagi.
Penulis: Yuki Vegoeista | Editor: Septyan Mulia Rohman
TRIBUNBATAM.id, TANJUNGPINANG – Sebuah insiden mencekam nyaris merenggut nyawa seorang nelayan tradisional di perairan Tanjungpinang.
Rahmat, nama pria tangguh itu yang tinggal di Sei Ladi, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepri harus berhadapan langsung dengan seekor buaya sepanjang dua meter saat tengah mencari ketam di kawasan yang biasa ia lalui untuk menggantungkan hidup.
Peristiwa itu terjadi Minggu (18/5/2025) sekira pukul 09.00 WIB.
Kala itu, Rahmat sedang seorang diri menyusuri perairan untuk menjaring kepiting, tanpa firasat apapun bahwa pagi itu akan menjadi pertarungan hidup dan mati.
Tiba-tiba, dari arah belakang tepatnya di pundak sebelah kanan, seekor buaya menyambar tubuhnya dengan brutal.
Baca juga: Warga Kampung Bugis Tanjungpinang Dapat 24 Jahitan Gegara Diterkam Buaya Saat Cari Ketam
"Diserang dari belakang. Moncongnya langsung nyolek di bagian sini," ujar Rahmat sembari menunjuk bagian tubuhnya yang kini penuh luka.
Dalam keadaan panik dan penuh luka, ia sempat ditarik ke bagian tengah perairan oleh buaya ganas tersebut.
Namun keberanian dan naluri bertahan hidup mendorongnya untuk melawan.
“Waktu sudah ditarik ke tengah, baru aku lawan. Saat itu aku banting buaya nya ke depan, akan tetapi tangan kiri ku kembali di sambar. Aku buka rahangnya, kutahan pakai jempol. Begitu terasa dagingku tercabik, langsung kusobek dia, baru kubebaskan diri,” kenangnya saat melakukan perlawanan.
Buaya itu sempat berputar-putar di air setelah didorong paksa oleh Rahmat, lalu menjauh, enggan melanjutkan serangan.
Baca juga: Bangkai Buaya di Pesisir Lingga Bikin Geger, Warga Mengaku Sering Lihat, Sebut Tak Pernah Ganggu
Rahmat pun segera berenang ke tepi, naik ke daratan, dan dalam keadaan lemas memutuskan untuk pulang terlebih dahulu ke rumah.
“Sampai rumah, aku mandi, terus minta anakku bungkus luka pakai kain. Setelah itu baru ke rumah sakit,” ucapnya.
Dari serangan tersebut, ia menderita luka robek serius dengan total 24 jahitan, termasuk luka dalam yang memperlihatkan tulang di bagian tangan kirinya.
Kisah heroik Rahmat mengguncang warga sekitar.
Ketua RT setempat, Andri, membenarkan bahwa kemunculan buaya di kawasan tersebut bukan hal baru bagi warga nelayan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.