PPPK PEMPROV KEPRI

SK untuk PPPK Tahap l Pemprov Kepri Akan Diserahkan 28 Mei 2025

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kepri, Yeni Trisya Isabella mengatakan SK PPPK akan diterima pada 28 Mei bukan tanggal 26 Mei

|
Penulis: Endra Kaputra | Editor: Mairi Nandarson
TRIBUNBATAM.id/ENDRA KAPUTRA
PEMPROV KEPRI - Suasana Apel pegawai di Pemprov Kepri. 

Sosok Suparman menyita perhatian setelah pengangkatan PPPK tahap I Pemkab Kepulauan Anambas. 

Dirinya menjadi sorotan publik karena menjadi peserta tertua aparatur sipil negara (ASN) PPPK dengan usia 57 tahun 5 bulan. 

Bila merujuk aturan masa kerja, usianya yang tak lagi muda ini sudah hampir mendekati masa pensiun. 

Terhitung, kesempatan bekerja pria paruh baya ini hanya tersisa 7 bulan lagi untuk menyandang status sebagai abdi Negara. 

Meski tak lagi lama bertugas, komitmen dan keteguhan Suparman untuk mengabdi patut dijadikan motivasi bagi generasi masa kini. 

Sebab meskipun hanya bekerja tak lebih dari setahun, dirinya tetap menerima kenyataan tersebut dengan lapang dada.

"Alhamdulillah impian yang saya tunggu-tunggu selama ini sudah diraih. Insya Allah saya menerima keputusannya dengan besar hati," ucap Suparman, Rabu (21/5/2025). 

Suara Suparman terbata-bata, bibirnya bergetar dan matanya yang sendu berkaca-kaca saya bercerita dengan Tribunbatam.id.

Ucapannya yang jujur tak kuasa menahan air matanya yang tumpah membasahi kedua sisi pipinya yang tirus. 

"Ini jadi pengalaman berharga dalam perjalanan hidup saya. Meski saya sudah tua, saya buktikan bahwa saya bisa mengabdi sebagai abdi negara sekaligus tulang punggung keluarga," katanya sambil membasuh kelopak matanya yang basah. 

Suparman mengaku, sebelumnya saat menjadi honorer merupakan penjaga Sekolah Dasar (SD) Negeri 008 Air Bini, Kecamatan Siantan Selatan. 

Ia telah mengabdi di sana sejak tahun 2012 atau terhitung sudah 13 tahun usai ditetapkan menjadi ASN PPPK.

Kini, dirinya pun akan kembali mengabdi di satuan pendidikan itu sebagai PPPK tenaga teknis dengan kerjaan yang sama. 

Lelaki asal Jawa Timur itu ingat betul, saat awal-awal menjadi penjaga sekolah yang hanya bergaji Rp 200 ribu per bulan. 

Meski dengan gaji yang tak seberapa itu, ia bersyukur dan tetap bertahan agar dapat memenuhi kebutuhan keluarga dan menyekolahkan anak. 

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved