Hadapi Musim Kemarau, Pemkab Anambas Siapkan Langkah Konkret Ketersediaan Pangan

Pemkab Anambas optimalkan swasembada pangan jelang musim kemarau dengan dorong petani perluas lahan padi

TRIBUNBATAM.id/Istimewa
LAHAN SAWAH DI ANAMBAS - Potret lahan pertanian sawah padi di kawasan Desa Bukit Padi, Kecamatan Jemaja Timur, Rabu (4/6/2025). Pemkab Anambas lakukan persiapan untuk optimalkan swasembada pangan hadapi musim kemarau 

ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Anambas mulai bersiap mengoptimalkan swasembada pangan jelang musim kemarau 2025.

Langkah strategis bagian dari instruksi pemerintah pusat ini akan fokus terhadap dukungan swasembada padi di Pulau Jemaja.

Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan (DP3) Anambas Rovaniyadi mengungkapkan, pentingnya langkah ini untuk memastikan tidak terjadinya gangguan produksi dan krisis pangan selama musim kemarau berlansung.

Di lahan pertanian Jemaja yang terbilang tak seluas di daerah jawa, pihaknya mengaku bakal memaksimalkan peran penyuluh untuk mendorong para petani memperluas lahan padi.

Bukan tanpa alasan, dorongan ini dirasa perlu mengingat pertanian padi di sana yang masih tergolong sedikit.

"Kami melalui penyuluh akan berkomunikasi ke para petani untuk memastikan keperluan mereka termasuk mendorong perluasan lahan padi," ucapnya, Rabu (4/6/2025).

Selain perluasan lahan padi, pihaknya juga bakal turut mendukung sarana irigasi guna memastikan ketersediaan air cukup untuk mengairi sawah pertanian.

"Kebetulan di sana sudah ada tiga bendungan aktif, kita mungkin akan membantu perbaikan-perbaikan jaringan irigasinya, supaya bisa mengairi semua lahan sawah yang ada," ungkapnya.

Dari prakiraan BMKG, musim kemarau diprediksi akan berlangsung dari Juni hingga September 2025.

Sementara di Anambas, menurutnya, cuaca di daerah kepulauan ini tak melulu kering karena masih berpotensi diguyur hujan.

"Jadi sebenarnya kalau di wilayah kita, optimalisasi swasembada pangan ini tidak terlalu mencolok dibanding kabupaten/kota lainnya. Dari segi cuaca kita masih ada sesekali diguyur hujan. Jadi tak terus menerus panas," ujarnya.

Di sisi lain, dengan terbatasnya produksi pertanian padi di Jemaja, belum dapat menjadi sentra lumbung padi terbesar untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

"Di Jemaja itu, dominan untuk dikonsumsi petaninya. Jika pun ada lebih hanya dijual di kawasan tersebut. Harganya juga jauh lebih mahal dibanding beras-beras yang disuplai dari luar. Inilah yang masih menjadi pekerjaan rumah kita," tutur Rovan.

Kendati demikian, dirinya memastikan ketersediaan bahan pangan khususnya beras jelang musim kemarau di Anambas masih tercukupi.

Pasokan beras yang didatangkan dari luar Anambas masih berjalan aman dan lancar dibawa kapal laut.

"Insya Allah, karena kita memang masih ketergantungan dengan logistik luar, transportasi yang juga cukup lancar, maka pasokannya masih aman," pungkasnya.

(TRIBUNBATAM.id/Novenri Simanjuntak)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved