POLEMIK SISWA TAK NAIK KELAS
Orangtua di Lingga Protes Anaknya Tak Naik Kelas, Minta Sekolah Pertimbangkan Prestasi Non-Akademik
Orangtua di Lingga yang protes karena anaknya tak naik kelas meminta SMAN 1 Selayar mempertimbangkan prestasi non-akademik anaknya.
Penulis: Febriyuanda | Editor: Septyan Mulia Rohman
Awalludin juga menyoroti bahwa prestasi non-akademik yang pernah diraih anaknya tidak dijadikan pertimbangan dalam penilaian secara menyeluruh.
Anak tersebut, kata dia, pernah mewakili sekolah menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibraka) dalam upacara 17 Agustus 2024 tingkat Kecamatan Selayar.
"Ini seharusnya juga menjadi bagian dari penilaian terhadap tanggung jawab dan kontribusi siswa. Jangan hanya dilihat dari kekurangannya saja," imbuhnya.
Situasi ini, menurut Awalludin, menjadi cerminan perlunya komunikasi yang terbuka dan terstruktur antara pihak sekolah dengan orang tua atau wali murid dalam setiap pengambilan keputusan penting yang menyangkut masa depan siswa.
Dia berharap kepada Dinas Pendidikan Provinsi Kepri dan pihak berkompeten, untuk dapat melakukan evaluasi terkait keputusan yang diambil pihak SMAN 1 Selayar
"Sebagai wali murid saya merasa keberatan dan sudah menyurati pihak sekolah dengan Nomor: 01/WL-SMAN1S/VI/2025 Perihal: Permintaan Klarifikasi Kebijakan Penetapan Kenaikan Kelas dengan tembusan ,Dinas Pendidikan Provinsi Kepri, Ketua Komite sekolah, dan Camat Selayar untuk meminta penjelasan klarifikasi terkait keputusan final yang di ambil pihak sekolah," tambahnya.
Di sisi lain, Kepala SMAN 1 Selayar, Josua Ginting, menyatakan bahwa keputusan naik atau tidak kelasnya siswa berdasarkan proses belajar mereka di sekolah.
Beberapa siswa juga tak naik kelas, termasuk salah satunya MF.
Josua Ginting mengungkapkan bahwa pertimbangan sekolah sangat berat, untuk memutuskan siswa tersebut naik atau tidaknya.
Sebelum pembagian raport, majelis guru juga melaksanakan rapat intensi, terkait siswa hal ini.
Namun, dengan melihat seringnya ketidakhadiran MF tanpa keterangan, nilai yang di bawah rata-rata dan tidak mau memperbaiki nilai ujian, hingga sikap yang dianggap sering bermasalah, menjadi keputusan sekolah untuk tidak menaikkan siswa di Desa Penuba, Kecamatan Selayar, tersebut.
Atas pertimbangan tersebut, MF dianggap tidak memenuhi kategori untuk bisa naik kelas, sehingga harus mengulang di kelas yang sama di tahun ajaran baru pada Juli mendatang.
"Kami sudah memberikan solusi, jika memang orangtua tetap ingin menaikkan anaknya boleh pindah sekolah, tetapi jika tidak ingin pindah, tetap di SMAN 1 Selayar dengan mengulang atau tak naik kelas," terangnya. (TribunBatam.id/Febriyuanda)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.