Minat Calon Siswa Masuk Sekolah Rakyat di Natuna Kepri Minim, Dinsos: Program Tetap Jalan

Pemerintah Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, bersiap memulai program Sekolah Rakyat pada tahun ajaran 2025/2026. 

Penulis: Birri Fikrudin | Editor: Dewi Haryati
Birri
SEKOLAH RAKYAT - Potret Gedung Asrama Haji Natuna yang tengah direnovasi oleh Kemensos sebagai gedung sementara sekolah rakyat di Kabupaten Natuna, Kepri. Sementara itu Dinsos Natuna sebut minat calon siswa masuk Sekolah Rakyat minim. Dari target 100 siswa, yang minat ikut cuma 40 orang 

NATUNA, TRIBUNBATAM.id - Pemerintah Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), bersiap memulai program Sekolah Rakyat pada tahun ajaran 2025/2026 ini.

Program ini merupakan bagian dari Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan ditujukan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, dengan konsep sekolah berasrama gratis.

Sejumlah persiapan mulai dilakukan, mulai dari penyediaan gedung sementara yang akan menggunakan Asrama Haji Natuna, hingga proses verifikasi calon siswa dan pemetaan guru.

Namun, di tengah persiapan tersebut, Dinas Sosial Kabupaten Natuna mengakui masih menghadapi kendala, khususnya dalam proses verifikasi siswa. 

Kepala Dinas Sosial Natuna, Puryanti mengatakan, minat siswa maupun masyarakat masih tergolong rendah.

“Tim kita sudah turun ke lapangan untuk verifikasi door to door. Tapi sampai saat ini baru sekitar 40 anak yang bersedia ikut,” ungkapnya kepada Tribunbatam.id, Minggu (13/7/2025).

Padahal, lanjutnya, pemerintah daerah menargetkan 100 siswa untuk mengikuti program ini di tahap awal.

Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Sosial melalui Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), tercatat ada 2.147 anak usia sekolah di Natuna yang berasal dari keluarga kategori Desil 1 dan 2, atau masuk dalam kelompok masyarakat miskin ekstrem.

Menurutnya, banyak orang tua, khususnya untuk jenjang SD, masih belum rela melepas anak-anaknya tinggal di asrama. 

"Sosialisasi juga masih minim, jadi mereka belum paham betul keunggulan Sekolah Rakyat ini, yang semuanya di tanggung,” katanya.

Puryanti menambahkan, minat tertinggi justru datang dari jenjang SMP. 

Sementara untuk jenjang SD dan SMA, partisipasi masih tergolong rendah. 

"Anak-anak putus sekolah pun banyak yang sudah enggan kembali mengenyam pendidikan," tambahnya.

Meski begitu, Dinas Sosial memastikan program Sekolah Rakyat tetap akan berjalan tahun ini.

Apabila kuota dari kategori Desil 1 dan 2 tidak terpenuhi, maka calon siswa dari Desil 3 ke atas dibolehkan untuk memenuhi kuota.

“Program tetap kita jalankan. Jika kuota tidak terpenuhi dari Desil 1 dan 2, maka kita akan tarik dari kategori di atasnya,” tutup Puryanti. (Tribunbatam.id/Birrifikrudin)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved