Jalan Sukses UMKM Kerupuk Atom Kembang Jadi, Camilan Ikan Khas Natuna yang Jadi Buruan Wisatawan

Mengenal Kerupuk Atom, camilan dari Natuna yang dibuat dari ikan tongkol segar, dan diolah dengan resep turun-temurun khas masyarakat pesisir

TribunBatam.id/Birri Fikrudin
UMKM DI NATUNA - Ishak, pemilik UMKM Kerupuk Atom Kembang Jadi saat memperlihatkan produk camilan khas Natuna, Rabu (30/7/2025). 

UMKM Kembang Jadi ini bisa memproduksi hingga 75 kilogram kerupuk per hari.

Namun, saat Ramadan dan jelang Lebaran, produksi melonjak drastis.

“Kalau Ramadan bisa tembus 200 kilo per hari karena pesanan dari luar daerah juga naik drastis,” ujar lansia yang kini mempekerjakan sekitar 15 orang itu.

Meski ekonomi sempat melambat beberapa bulan terakhir, Ishak tetap bersyukur.

“Sekarang omzet kami turun sekitar Rp90 juta per bulan. Dulu bisa sampai Rp180 juta per bulan. Yang penting kami tetap bisa bertahan dan karyawan masih bekerja. Kalau sekarang keuntungan bersihnya sekitar Rp20 juta per bulan,” jelasnya.

Kembang Jadi kini tak hanya memproduksi kerupuk atom rasa original, mereka juga menghadirkan varian lada hitam.

Untuk harga, Ishak mulai menjual produk kerupuk atomnya mulai dari harga Rp 10.000 untuk kemasan 80 gram.

Sementara untuk ukuran 160 gram Rp20.000, kemasan 500 gram Rp35.000, dan perkilogram ia jual seharga Rp120.000.

Selain kerupuk atom, UMKM ini terus berinovasi dengan menambahkan produk olahan laut lainnya seperti kerupuk ikan, kerupuk cumi, kerupuk ubi, ikan asin, dan lainnya.

Berawal dari dapur sederhana miliknya, Ishak menjadikan setiap camilan bukan hanya produk, tapi juga sarana memperkenalkan cita rasa khas laut Natuna.

“Untuk tetap bertahan tentu kami jaga betul kualitas ikan, semuanya harus segar. Karena menjaga rasa dan kualitas adalah kuncinya,” tegasnya.

Dalam proses produksi, ikan terlebih dahulu dibersihkan dan dipisahkan dari tulangnya. 

Daging ikan kemudian digiling hingga halus, dicampur dengan tepung sagu, bumbu, dan pengambang.

Lalu dibentuk memanjang dan dipotong kecil-kecil sebelum digoreng di minyak panas selama 30 menit.

“Kami masih pakai kayu bakar. Jadi selain menjaga cita rasa, kami juga bantu masyarakat lokal dengan beli kayu mereka,” imbuhnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved