Langit Bengkong Dihiasi Layang-layang, Warga Batam: Seperti Kembali ke Masa Kecil
Sejumlah layangan dengan beragam bentuk dan motif menghiasi langit Bengkong di kawasan Golden City, Batam, Sabtu (2/8) sore
Penulis: Beres Lumbantobing | Editor: Dewi Haryati
BATAM, TRIBUNBATAM.id – Langit kawasan Golden City di Kecamatan Bengkong, Kota Batam, Sabtu (2/8/2025) sore, dihiasi sejumlah layangan dengan beragam bentuk dan motif.
Layang-layang itu terbang tinggi layaknya pesawat mini yang melayang bebas di angkasa.
Di bawah langit biru dan mentari sore yang hangat, suasana menjadi semarak. Tawa anak-anak, teriakan antusias warga, dan desir angin sore menjadi harmoni unik yang membawa nuansa nostalgia.
Iya, seolah menghadirkan kembali permainan kampung di tengah hiruk-pikuk keramaian kota.
Meski panas matahari masih menyengat, tak menyurutkan semangat warga yang memadati lapangan luas di area Golden City.
Anak-anak tampak antusias menarik tali layangan mereka, mencoba memacu ketinggian dan kestabilan layangan masing-masing.
Sementara itu, para orang tua, baik ibu maupun bapak, turut meramaikan suasana. Ada yang menjadi pemain aktif, ada pula yang menemani anak-anak mereka sambil menikmati pemandangan.
“Rasanya seperti kembali ke masa kecil,” kata Marwan, seorang warga yang datang bersama anaknya.
"Di tengah padatnya kota, masih ada ruang untuk permainan tradisional seperti ini. Menyenangkan sekali," tambahnya.
Menariknya, kegiatan ini bukan bagian dari lomba atau turnamen resmi. Tak ada hadiah, tak ada pemenang. Warga datang semata karena kecintaan mereka terhadap hobi bermain layangan.
Beberapa di antara mereka bahkan membawa layangan buatan sendiri, lengkap dengan desain unik dan ekor panjang yang berayun mengikuti arah angin.
Dalam permainan itu, terjadi pula adu keahlian di udara. Layangan satu dan lainnya saling menggesek, adu tajam benang hingga salah satunya terputus.
Saat layangan terputus dan jatuh ke tanah, para pengunjung, terutama anak-anak, berlarian mengejarnya. Sorak-sorai pun pecah setiap kali ada yang berhasil ‘menangkap’ layangan jatuh.
"Kalau dapat layangan putus itu senangnya bukan main. Rasanya seperti dapat hadiah,” ujar Zidan, seorang anak berusia 9 tahun yang membawa dua layangan hasil buruannya.
Lokasi permainan sendiri merupakan lahan terbuka yang belum sepenuhnya dibangun. Tanahnya dipenuhi material beton dan besi proyek, namun itu tidak menghalangi warga untuk menjadikannya sebagai arena bermain.
Mereka duduk di sela-sela beton, menonton sambil bersantai, bahkan menggelar tikar untuk menikmati sore hari.
Suasana tercipta menjadi tontonan menarik bagi WNA (Warga Negara Asing). Apalagi lokasinya tidak jauh dari Pelabuhan Internasional Gold Coast Bengkong
Meski terkesan sederhana, warga berharap ke depan, permainan tradisional seperti ini bisa terus dilestarikan dan bahkan dijadikan agenda rutin komunitas.
"Mungkin nanti bisa dibuat festival layangan di Batam. Tapi tetap dengan semangat kebersamaan seperti ini,” ujar seorang warga lain yang membawa tiga anaknya dan ikut bermain.
(TribunBatam.id/bereslumbantobing)
Mahasiswi Ungkap Beratnya Jadi Guru di Pulau, Ini Respons Wali Kota Batam |
![]() |
---|
Amsakar Jawab Tuntutan Mahasiswa, Ajak Sosialisasi Kesadaran Warga soal Sampah dan Banjir |
![]() |
---|
Batam Darurat Lakalantas, Ini Deretan Kasus Selama Agustus, Sejumlah Tewas di Tempat |
![]() |
---|
BEM SI Kepri Nilai Kebijakan Investasi Batam Jauh dari Kepentingan Rakyat |
![]() |
---|
Mati Air di Batam Hari Ini, Air Batam Hilir Sebut Ada Gangguan Listrik di IPA Duriangkang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.