Legenda Tari Tupeng Kesenian Khas Natuna, Dari Ritual Penyembuhan Jadi Warisan Budaya

Natuna simpan kekayaan tradisi dan kebudayaan yang unik dan menarik. Di antaranya Tari Tupeng yang memiliki akar dari Desa Tanjung

Penulis: Birri Fikrudin | Editor: Dewi Haryati
Legenda Tari Tupeng Kesenian Khas Natuna, Dari Ritual Penyembuhan Jadi Warisan Budaya - TARI-TUPENG-NATUNA.jpg
Birri Fikrudin
TARI TUPENG - Teater Tari Tupeng Natuna saat dipentaskan di acara Kenduri Budaya Pulau Tiga, Kabupaten Natuna, yang digelar oleh Balai Pelestarian Budaya (BPK) Wilayah lV. Foto diambil Rabu (13/8/2025) malam.
Legenda Tari Tupeng Kesenian Khas Natuna, Dari Ritual Penyembuhan Jadi Warisan Budaya - TARI-TUPENG-WARISAN-BUDAYA.jpg
Birri Fikrudin
TARI TUPENG - Potret pertunjukan kesenian Tari Tupeng Natuna. Foto diambil Rabu (13/8/2025) malam.

Dengan restu raja, nujum pun akhirnya mendatangi hutan dan mengundang orang Bunian itu ke istana. 

Namun, mereka memberi syarat agar para penari harus memakai 'Tupeng' sebutan masyarakat Natuna terhadap topeng atau penutup wajah.

Hal itu, dikarenakan para penari tidak percaya diri untuk menampakkan wajah di istana. 

"Syarat itu pun diterima oleh raja, demi kesembuhan sang putri," katanya.

Pada hari yang ditentukan, para penari Bunian datang dan langsung menampilkan tarian dengan tiga pola gerakan, yaitu tari piring, tari tangan, dan tari kain atau selendang.

“Ketika Tari Selendang dimainkan, barulah putri raja siuman dan sadarkan diri,” kata Dermawan.

Dari situlah, tarian tersebut dikenal sebagai Tari Tupeng, diambil dari kata topeng. 

Raja yang bergembira, bahkan menikahkan penari Bunian laki-laki yang menjadi tokoh utama penyembuhan dengan putrinya.

Namun, ada satu pesan mistis yang diwariskan hingga saat ini. Sebelum datang ke istana, Raja juga sempat berpesan jumlah penari tidak boleh melebihi 40 orang, atau akan terkena kutukan. 

"Sejarahnya, di kala itu ada satu orang penari tambahan yang terkena kutukan, dan hingga kini dipercaya sebagai syekh atau tokoh spiritual dalam memainkan kesenian ini," ungkap Dermawan.

Saat ini, Tari Tupeng biasanya dimainkan oleh dua hingga tujuh orang penari, namun tidak ada batas yang ditentukan.

Selain itu juga dihadirkan dua orang pemeran menggunakan kostum hewan endemik Natuna, yaitu Kekah dan Beruk.

"Dua orang itu disebut pengawal dari penari, yang juga memberikan suasana dari sejarah tarian ini yang berasal dari hutan," jelas Dermawan.

Sementara itu tarian diiringi oleh lima pemusik. Terdiri dari dua pemain alat musik limpung, satu pemain gong, dan dua penabuh gendang.

Meski gerakannya sederhana, harmonisasi musik dan gerakan tubuh menciptakan pertunjukan yang memikat dan menghibur, apalagi dikemas dalam bentuk teater.

Sumber: Tribun Batam
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved