Lantai Balkon BEI Ambruk

Berkaca dari Ambruknya Selasar BEI, Ternyata 222 Gedung di Jakarta 'Tergolong Tidak Aman'

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Starbucks menjadi bagian yang tertimba lantai balkon BEI yang ambruk pada Senin (15/1/2018) siang.

TRIBUNBATAM.ID- Ambruknya selasar atau balok lantai mezamine gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (15/1/2018), mengundang pertanyaan soal pengawasan terhadap gedung bertingkat di Jakarta.

Apalagi, dikutip dari BBC Indonesia, Rabu (17/1/2018), ternyata hampir 30 persen gedung bertingkat di Jakarta tergolong tidak aman.

Data dari Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta menunjukkan dari 780 hanya 558 gedung yang memenuhi persyaratan keamanan pada akhir 2017.

Sisanya, sebanyak 222 gedung atau 28 persen belum memenuhi.

"Itu kaitannya dengan pencegahan (kebakaran)," kata Subejo, Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta, kepada BBC Indonesia, Selasa (16/1/2018).

Lembaganya, tambah Subejo, memberi kesempatan kepada para pengelola gedung untuk melakukan perbaikan guna memperoleh Sertifikat Keselamatan Kebakaran atau SKK, yang menjadi syarat untuk mendapat Sertifikat Laik Fungsi (SLF) bangunan.

Starbucks menjadi bagian yang tertimba lantai balkon BEI yang ambruk pada Senin (15/1/2018) siang. (tribunnews)

"Kami cuma rekomendasi. Izinnya dari Pusat Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Biasanya kalau kami bilang tidak memenuhi syarat, SLF-nya tidak keluar," kata Subejo.

Terhadap 222 pengelola bangunan yang masih belum layak, Subejo berharap kerja sama mereka untuk memenuhi kewajiban itu, "Kalau tidak ada itikad baik baru kami tindak lanjut. Kami pasang stiker (penyegelan)."

Tingginya angka bangunan tinggi yang tidak memenuhi syarat keselamatan dan keamanan dinilai merupakan cermin kondisi gedung-gedung di ibu kota Jakarta, terutama setelah ambruknya selasar gedung BEI, Senin (15/01).

Kelanjutan Gedung BEI
 
Sejauh ini, polisi masih menyelidiki penyebab ambruknya selasar di gedung II Bursa Efek Indonesia.

Diduga konstruksi selasar tersebut tidak layak untuk menampung beban atau orang dalam jumlah banyak dan akibat insiden tersebut, puluhan orang terluka.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengungkapkan aparatnya sempat kesulitan untuk mengecek secara keseluruhan gedung BEI dengan pemeriksaan terakhir dilakukan berlangsung pada 27 Mei 2017.

"Memang tim kami saat itu sulit mengakses seluruh wilayah gedung. Itu menjadi catatan untuk kami," kata Anies kepada wartawan di Balai Kota, Jakarta.

Korban reruntuhan Gedung BEI, Jakarta, Senin (15/1/2017). (twitter/kompas tv)

Menurut Anies, gedung BEI sejatinya memiliki SLF atau Sertifikat Laik Fungsi yang masih berlaku hingga 25 Januari 2018 mendatang dan terbitnya SLF jelas menandakan bahwa gedung tersebut sudah memenuhi standar.

Pembangunan gedung BEI, lanjut Anies, juga sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Halaman
123

Berita Terkini