Kisah Fahri Tunagrahita, Menang Lomba Mancing, Hadiah Mobil Diganti Uang Rp 5 Juta

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fahri dengan ikan hasil tangkapannya dan simbolis kunci mobil yang diterima Fahri saat memenangkan perlombaan.

TRIBUNBATAM.id -  Fahri memenangkan lomba Lomba Mancing Mania Nusantara 34 Provinsi di Selat Air Hitam Kepulauan Meranti, Riau.

Sebenarnya ia sudah menerima kunci mobil secara simbolis sebagai hadiah utama.

Namun akhirnya Fahri harus gigit jari karena panitia menggantinya dengan uang Rp 5 juta.

Hadiah utama itu tak bisa ia miliki karena panitia mendiskualifikasi hasil pertandingan setelah ada yang melaporkan ke panitia bahwa ikan yang didapat bukan hasil pancing, melainkan hasil jaring.

Tidak hanya itu, menurut informasi, ada beberapa oknum panitia membawanya ke Hotel Grand Meranti di Jalan Kartini, Selatpanjang untuk membicarakan sesuatu terkait hadiah.

Sesampainya disana, tanpa didampingi teman, Fahri mengaku diinterogasi dan dituduh berbuat curang bahwa ikan itu bukan hasil pancing melainkan hasil jaring.

Sempat Kritis, 2 Pemancing Korban Sampan Karam Akhirnya Meninggal. Ini Data Lengkap 6 Nama Korban

BREAKINGNEWS. Sampan Diduga Bocor, 6 Nelayan yang Sedang Mancing di Sekupang Batam Tenggelam

Dan jika tidak mengaku maka dia diancam akan dipolisikan.

Dengan perasaan takut dan terpaksa, akhirnya dia mengaku dan oleh panitia dia diberi uang Rp5 juta sebagai pengganti.

Selain itu Fahri diketahui mengalami Tunagrahita.

"Untuk diketahui, Fahri tak bisa bercakap, dia mengalami keterbelakangan mental. Untuk itu saya yang bicara seperti yang diceritakan Fahri kepada saya dan keluarga," ujar Selamat, selaku teman Fahri.

Dikatakan Selamat karena Fahri karena tidak mampu bertindak banyak Fahri hanya menerima saja.

"Yang jelas kami tak terima, kami sudah serahkan mandat ini ke kepala desa untuk dilaporkan ke polisi," kata Selamat lagi.

Download Lagu MP3 Band Seventeen Kemarin di Android dan iPhone, Heboh Heboh Pasca Tsunami Banten

Kenal di Facebook & Video Call Tanpa Busana, Wanita Batam Berusia 60 Tahun Ini Diperas Pacarnya

Selamat menuturkan ia melihat sendiri saat Fahri mendapatkan ikan tersebut.  

Sekitar pukul 10:00 WIB, 2 jam setelah waktu lomba memancing dimulai, mata kail Fahri disambar Ikan Kurau sebesar 8 Kg. 

"Saya yang melihat langsung Fahri yang dapat ikan itu, karena posisi saya waktu itu berada tepat di belakang sampan dia. Jika ada panitia yang tidak mengakui itu hasil pancing, itu salah. Karena waktu itu panitia yang berada di laut sudah menerima dan ikan itu sudah ditimbang ditempat," kata Selamat Selasa (29/1/2019) sore.

Selain itu kata Selamat, yang menjadi kecurigaan panitia adalah ikan ketika akan diambil dalam kondisi sudah mati.

Namun Selamat membantah hal itu, dia mengatakan panitia lambat menjemput ikan itu, dimana ikan dijemput satu jam setelah ikan itu didapat.

"Lokasi tempat Fahri mendapat ikan itu di depan Pos Pol Air, Tanjung Motong. Waktu itu kami telpon panitia tidak ada jawaban, setelah satu jam baru panitia datang, dan ikan sudah dalam kondisi lemah," ungkap Selamat.

Kategori pemenang lomba adalah peserta yang mendapatkan ikan bersisik terberat.

Sampai masa akhir pertandingan tidak ada lagi peserta yang mendapatkan ikan sesuai kategori pemenang selain Fahri.

Pj Kepala Desa Batang Meranti, Zaujar saat ditemui Tribunpekanbaru.com mengatakan bahwa memang sudah menerima laporan terkait persoalan yang menimpa warganya tersebut.

"Semalam sekitar jam sepuluh dia (Fahri) dan ibunya datang ke rumah dan minta tolong untuk dibantu terkait persoalan ini," ungkap Zaujar, Selasa (29/1/2019).

Saat ini Zaujar mengaku sedang mencari informasi terkait panitia untuk diajak mediasi terhadap hal ini

"Intinya saat ini untuk mediasi dulu, masalah ini memang sudah diketahui umum melalui media," ujarnya.

Dirinya mengatakan saat ini dirinya hanya ingin mengetahui kebenaran informasi ini dari warganya maupun pihak panitia.

"Kalau dibatalkan apa penjelasannya, kalau dicancel ini juga kenapa, saya juga gak mengetahui betul prosedurnya," tambahnya.

Zaujar mengatakan bahwa saat ini dirinya tetap mengedepankan mediasi antara warganya dan pihak panitia. Dirinya juga mengakui bahwa sosok Fahri memang cukup pendiam.

"Memang anak ini maaf, kurang bergaul Pokoknya sekarang mediasi dulu, dan saya tetap akan kawal ini, karena ini warga saya secara moral saya terpanggil untuk ini," pungkas Zaujar.

 Persoalan ini menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen di media sosial.

Banyak yang menyalahkan panitia tidak fair dalam menggelar perlombaan mancing ini. (*) 

Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul Kronologi Pemuda Meranti Ikut Lomba Mancing Dapat Hadiah Mobil tapi Diganti Rp 5 Juta oleh Panitia

Berita Terkini