HARI INI DALAM SEJARAH

Hari Ini 21 Tahun Lalu, Soeharto Lengser Karena Gerakan Reformasi dan Ditinggal Orang Kepercayaan

Editor: Mairi Nandarson
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Soeharto saat mengumumkan pengunduran diri di Istana Merdeka, Jakarta, 21 Mei 1998.

Saat itu, istri Soeharto, Bu Tien meninggal dunia.

Hioe kemudian teringat lagi tiga peristiwa tidak biasa yang terjadi pada Soeharto saat memancing sebelumnya.

"Saya tercenung dan menduga-duga, apakah tiga peristiwa dalam waktu berdekatan itu diantarkan alam semesta kepada Pak Harto, sebagai isyarat duka bagi beliau yang akan kehilangan istri terkasih untuk selamanya?"tanya Hioe.

Soeharto amat terpukul atas meninggalnya Bu Tien

Hal ini diungkapkan oleh Satyanegara, dokter ahli bedah saraf yang juga anggota Tim Dokter Kepresidenan, dalam buku "Pak Harto, The Untold Stories" terbitan Gramedia Pustaka Utama (2011)

Meski Soeharto sebagai sosok yang tegas dan tangguh, Satya ingat Soeharto dalam keadaan sangat sedih saat Bu Tien meninggal

"Ketika itu 28 April 1996, saya mendapat kabar bahwa Ibu Tien meninggal dunia," ucap Satya.

Ketika itu jenazah Ibu Tien dibaringkan di ruang tamu. Satya masuk untuk menyampaikan belasungkawa.

"Pak Harto memeluk saya, kemudian berkata sangat perlahan, 'Piye to, kok ora iso ditolong...? (Bagaimana, kok tidak bisa ditolong?)'," tutur Satya.

Satya tidak mampu mengucapkan satu kata pun. Sosok yang dikenal sebagai "The Smiling General" itu beberapa kali mengusapkan tetesan air matanya dengan sapu tangan.

"Saya hanya tertegun, turut merasakan dalamnya kepiluan di hati Pak Harto," tutur pria yang mendapat gelar doktor bidang neurologi dari Universitas Tokyo pada 1972 itu. (*)

* Artikel ini sudah tayang di INTISARI dengan judul Reformasi 21 Mei 1998: Kisah Soeharto yang Ditinggal Sendirian oleh Orang-orang Kepercayaannya

Berita Terkini